Monitorday.com – Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa perang yang sedang berlangsung di Timur Tengah telah menyebabkan kenaikan harga minyak global.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menghadiri pelantikan pimpinan pusat GP Ansor Masa Khidmah 2024-2029 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin.
“Hati-hati perang di Palestina yang mengikutsertakan Iran dalam kancah perang itu juga mengkhawatirkan dunia sehingga harga minyak sempat naik,” ujar Jokowi.
Dampak pada Ekonomi Indonesia
Jokowi menekankan bahwa kenaikan harga minyak dapat berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia.
Jika harga minyak naik akibat penurunan produksi dari Iran, maka harga semua barang akan ikut naik.
“Kelihatannya nggak ada hubungannya perang yang ada di Palestina dengan Indonesia yang jauh. Ada. Kalau harga minyak naik, artinya semua barang-barang akan ikut naik,” katanya.
Perbandingan dengan Perang di Ukraina
Presiden Jokowi juga membandingkan situasi ini dengan perang di Ukraina, di mana meskipun konflik terjadi jauh dari Indonesia, dampaknya terasa hingga ke Indonesia dengan melonjaknya harga gandum hampir 50%.
“Karena gandum itu berasal dari Ukraina dan Rusia yang banyak. Karena perang, mereka setop nggak bisa impor,” jelas Jokowi.
Kunjungan ke Ukraina
Jokowi kemudian bercerita tentang kunjungannya ke Ukraina dan pertemuannya dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Ia mengungkapkan bahwa di Ukraina, stok 77 juta ton gandum tidak dapat diekspor.
“Di Rusia berhenti gandum 130 juta ton berhenti. Sehingga di sini harga mi naik, harga roti naik. Kelihatannya jauh banget tapi pengaruhnya bisa kemana-mana. Itulah geopolitik kalau tidak kita cermati bisa menyebabkan harga-harga yang juga naik,” kata Jokowi.
Dengan demikian, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya mencermati perkembangan geopolitik global karena dampaknya bisa sangat luas dan mempengaruhi harga-harga di Indonesia.