Monitorday.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk tidak terlibat dalam perjudian, baik secara luring maupun daring.
“Jangan judi, jangan judi, jangan berjudi. Lebih baik kalau ada rezeki, ada uang itu ditabung atau dijadikan modal usaha,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (12/6).
Menurut data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), transaksi judi online (judol) di Indonesia pada 2023 mencapai Rp 500 triliun, dan pada kuartal I 2024 sebesar Rp 100 triliun, dengan total transaksi mencapai Rp 600 triliun.
Emiko Matsuda, pemimpin redaksi Japanese Online Casino Guide, mencatat dampak pandemi Covid-19 terhadap lonjakan transaksi judol, dengan 7,9 persen masyarakat Jepang kecanduan judol akibat pandemi.
Emiko menyatakan, “Lonjakan perjudian daring dapat dikaitkan dengan berbagai faktor seperti pandemi, banyak yang beralih dari berjudi di olahraga ke judol, dan data menunjukkan bahwa perubahan ini bersifat permanen meski sudah tidak lagi pandemi.”
Jepang menempati posisi keempat dalam transaksi judol global, di bawah Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS), yang memimpin dengan transaksi 18,41 miliar pounds.
Inggris juga mengalami peningkatan signifikan dalam perjudian daring selama dan pascapandemi, dengan Public Policy Exchange (PPE) mencatat aspek kemudahan, keterjangkauan, dan bebas pajak bagi pemenang sebagai faktor utama peningkatan kecanduan judol.
PPE menyebut bahwa risiko signifikan dari judol mencakup kecanduan, kebangkrutan, serta masalah di tempat kerja dan hubungan sosial.
Pemerintah Inggris memperkirakan 0,5 persen penduduk dewasa memiliki masalah dengan perjudian dan tujuh persen terdampak negatif dari perjudian orang lain.
Laporan PPE mencatat lebih dari 420 ribu warga Inggris kehilangan 2.000 pounds per tahun dalam perjudian daring, dengan kerugian finansial langsung mencapai 412,9 juta pounds pada 2023.
Pengembangan UMKM sebagai Solusi
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengusulkan fokus pada pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai sektor yang memberikan sumbangan besar pada perekonomian.
Fithra menyatakan, “Perlu dorongan politik yang kuat untuk menjadikan UMKM sebagai prioritas utama dengan dukungan sumber daya manusia yang handal dan pendanaan yang memadai.”
Fithra menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja yang layak, mengingat angka pengangguran rendah di Indonesia sebesar 4,8 persen.
Dengan mengembangkan UMKM, masyarakat dapat mengalihkan uang mereka dari judi online ke investasi yang lebih produktif, serta memperhatikan kualitas pekerjaan yang tersedia.