Monitorday.com – Konsumen ayam Silkie di Chishui, Provinsi Guizhou, China barat daya, sebentar lagi dapat memantau pemeliharaan ayam yang akan mereka konsumsi melalui ponsel.
Xu Qiyong, pemilik peternakan di Desa Tiantaishan, Chishui, telah mengembangkan aplikasi baru berbasis sistem pembiakan pintar dengan kecerdasan buatan (AI).
Teknologi ini dikembangkan oleh Tencent Cloud bersama mahasiswa Tencent Class dari Universitas Shenzhen. Sistem AI ini telah dipasang di peternakan Xu yang memiliki 256 kandang ayam di area seluas 66,67 hektare.
Program Tencent Class merupakan inisiatif kolaboratif antara Universitas Shenzhen dan perusahaan teknologi Tencent. Pengelolaan peternakan yang luas menghadapi tantangan, termasuk ancaman predator dan potensi wabah penyakit.
Sistem AI ini mampu mencegah wabah penyakit dan melindungi ayam dari predator, meningkatkan jumlah ayam yang bisa dipanen sekitar 30 persen.
Setiap ayam di peternakan Xu dilengkapi dengan chip pedometer untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit. Selain itu, sensor pengawas real-time memantau gangguan seperti serangan anjing liar.
Xu berencana meluncurkan aplikasi “ayam asuh” pada Juli. Chishui dikenal dengan ayam Silkie berbulu hitam yang diminati karena kandungan asam aminonya yang tinggi. Xu, yang beralih dari karir di media, menyewa peternakan ayam pada akhir 2022.
Setelah mendengar tentang proyek pembiakan angsa berbasis AI di Shenzhen, Xu menjalin kerja sama dengan Tencent. Sejak menerapkan teknologi AI, Xu telah menjual sekitar 100.000 ekor ayam Silkie dan 300.000 telur.
Proyek ini menarik perhatian internasional, dengan lembaga penelitian dari Pakistan dan peternak di Australia yang tertarik.
Tencent Cloud dan mahasiswa Tencent Class dari Universitas Shenzhen kini mengembangkan model bahasa skala besar untuk pembiakan unggas, bekerja sama dengan Universitas Guizhou dan institusi lainnya. Tim tersebut juga merencanakan standar industri untuk pembiakan unggas digital dan cerdas.