Monitorday.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan bahwa industri baja nasional berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kita syukuri peran industri baja yang memberikan andil terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2024 mencapai 5,11 persen,” ujar Zulkifli Hasan di Jakarta, Rabu (11/7).
Zulkifli juga melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia selama periode Januari-Mei 2024 mencatat surplus sebesar 13,06 miliar dolar AS.
Khusus untuk neraca perdagangan besi baja, pada periode Januari-April 2024, tercatat surplus sebesar 4,93 miliar dolar AS.
Pada tahun 2023, neraca perdagangan besi baja mengalami surplus sebesar 15,32 miliar dolar AS dengan nilai ekspor mencapai 26,7 miliar dolar AS, meningkat 261,49 persen dari tahun 2019.
“Pertumbuhan industri dan ekspor besi baja berkembang sangat pesat dalam lima tahun terakhir. Peran industri ini sangat signifikan,” kata Zulkifli Hasan.
Indonesia saat ini menempati peringkat keempat sebagai negara eksportir besi dan baja terbesar di dunia, naik dari peringkat 17 sebelumnya.
Zulkifli menekankan pentingnya melindungi, menjaga, dan mendukung industri besi baja nasional. Kementerian Perdagangan melakukan dua langkah utama: melindungi industri baja dalam negeri dan melakukan diplomasi perdagangan sebagai jalur tol untuk mempermudah ekspor industri baja nasional ke negara lain.
“Kami melakukan diplomasi sebagai jalur tol untuk mempermudah usaha kita dalam mengekspor ke negara-negara terkait melalui perjanjian dagang, termasuk free trade agreement dan comprehensive partner agreement,” jelas Zulkifli Hasan.
Pemerintah juga terus mendorong perluasan akses pasar produk Indonesia ke Australia dan Kanada melalui penyusunan perjanjian dagang.
Indonesia telah memiliki perjanjian dagang Indonesia-Australia CEPA, sementara perjanjian dagang Indonesia-Canada CEPA masih dalam tahap perundingan.