Apakah Anda pernah mendengar tentang Keluarga Yasir? Mereka adalah keluarga yang diramalkan oleh Rasulullah untuk masuk ke Surga Allah SWT. Keluarga Yasir terdiri dari tiga anggota utama: Yasir, Sumayyah, dan putra mereka, Ammar bin Yasir.
Ammar adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dikenal oleh banyak orang. Dia adalah seorang Muslim yang pernah menderita siksaan yang mengerikan oleh orang-orang Quraisy. Terkait dengan Ammar, ada sebuah kisah inspiratif yang patut kita renungkan.
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sebagai Khalifah, ia memilih Ammar untuk menjadi wali di Kufah, dan Ammar akan ditemani oleh Abdullah bin Masud dalam tugas tersebut.
Umar menulis surat kepada penduduk Kufah dengan kata-kata berikut:
“Amma ba’du… Saya mengutus Ammar kepada kalian sebagai pemimpin dan Abdullah bin Mas’ud sebagai pengajar dan penasihatnya. Keduanya adalah sahabat dekat Nabi kalian, Muhammad. Taatilah keduanya dan berikan dukungan kalian kepada mereka berdua.”
Namun ketika Umar bertemu dengan Ammar untuk memberitahukan maksudnya, Ammar menolak tawaran tersebut. Umar heran dan bertanya, “Apakah tindakan saya telah melukaimu, Ammar?”
Ammar dengan tegas menjawab, “Demi Allah, jabatan itu lebih melukai hatiku daripada jika saya terluka secara fisik.”
Inilah karakter Ammar, yang melihat jabatan sebagai sebuah ujian besar yang dapat menyebabkan luka batinnya karena ketakutannya akan pertanggungjawaban atas tanggung jawab tersebut. Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua.
Kisah ini mengajarkan kita pentingnya integritas dan kejujuran dalam menerima tanggung jawab. Ammar bin Yasir mengutamakan nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya di atas segalanya, bahkan jika itu berarti menolak sebuah jabatan yang bergengsi. Ia memilih keluar dari bayangan jabatan demi menjaga hatinya yang bersih dan tak tergoyahkan oleh kekuasaan.
Dalam dunia yang seringkali diwarnai oleh ambisi dan ketidakjujuran, kita dapat mengambil inspirasi dari sikap Ammar yang teguh dalam prinsip-prinsipnya. Kita dapat belajar bahwa kadang-kadang, menolak sebuah tawaran yang menggiurkan dapat menjadi tindakan yang lebih mulia daripada menerima sesuatu yang melukai hati dan prinsip-prinsip kita.
Kisah Keluarga Yasir dan kisah Ammar bin Yasir adalah pengingat bahwa dalam perjalanan hidup kita, integritas dan kejujuran harus selalu menjadi pedoman utama kita. Terlepas dari berbagai godaan dan tawaran yang mungkin datang, kita harus tetap setia pada nilai-nilai kita dan siap menolak segala yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kita. Semoga kisah ini menjadi sumber inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan yang bermakna.