Monitorday.com – Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengungkapkan bahwa pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, diduga dirancang dan dilaksanakan oleh Israel dengan dukungan Amerika Serikat, menggunakan proyektil jarak pendek.
Pernyataan ini disampaikan oleh IRGC pada Sabtu (4/8) yang juga mengecam tindakan tersebut sebagai “kejahatan teroris” dan berjanji akan memberikan “hukuman berat.”
Haniyeh tewas pada Rabu dini hari di kediamannya di Teheran dalam sebuah serangan misterius, yang menurut pejabat Iran dilakukan oleh Israel. Serangan tersebut juga menewaskan pengawal pribadi Haniyeh.
Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Pemakamannya dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Kamis pagi, diikuti dengan prosesi besar-besaran. Haniyeh dimakamkan pada Jumat di Doha, Qatar.
IRGC menjelaskan bahwa penyelidikan mereka menemukan bahwa “operasi teroris” ini melibatkan penembakan proyektil jarak dekat dengan hulu ledak seberat sekitar tujuh kilogram, yang menyebabkan ledakan dahsyat dari luar tempat Haniyeh menginap.
IRGC menegaskan bahwa darah Haniyeh “akan dibalaskan,” dan Israel akan menerima “tanggapan tegas pada waktu, tempat, dan cara yang tepat.”
Ketegangan meningkat di tengah spekulasi bahwa Iran sedang menyiapkan respons militer terhadap pembunuhan Haniyeh, yang diperkirakan akan lebih besar daripada serangan sebelumnya terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada April.
Menanggapi insiden tersebut, Khamenei menyatakan bahwa Iran menganggap pembalasan atas kematian tamunya sebagai kewajiban dan menjanjikan “hukuman berat.”
Presiden Pezeshkian juga mengecam pembunuhan itu dan berjanji untuk mempertahankan integritas serta kehormatan negaranya.