Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia Al-Sudani, menyatakan bahwa mencegah eskalasi konflik di Timur Tengah sepenuhnya tergantung pada penghentian serangan Israel di Jalur Gaza serta aksi militernya yang meluas ke Lebanon.
Pernyataan ini disampaikan Al-Sudani dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Minggu (4/8), di mana mereka membahas perkembangan situasi regional dan internasional.
Menurut keterangan dari Kantor Media PM Irak, Al-Sudani juga menegaskan bahwa pentingnya menghentikan kebijakan agresif yang diusung oleh pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, dan pemerintahannya.
Ia menekankan bahwa Israel harus menghentikan pendudukan dan serangannya terhadap negara-negara di kawasan, menghormati hukum dan kedaulatan internasional, serta menghindari penyebaran konflik yang lebih luas.
Dalam percakapan tersebut, PM Al-Sudani juga menyoroti peran Irak dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas internasional, serta upaya untuk mencegah agar situasi tidak semakin memanas.
Di sisi lain, Blinken menyatakan harapannya agar Irak dapat membantu mengendalikan situasi di kawasan dan mencegah peningkatan ketegangan, sembari terus mendukung upaya stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah.
Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran akan potensi peningkatan serangan antara Iran, kelompok Hizbullah di Lebanon, dan Israel, menyusul pembunuhan pemimpin Hizbullah, Fuad Shukr, oleh Israel pekan lalu, serta tuduhan bahwa Israel juga terlibat dalam kematian kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, yang memicu ancaman balasan dari Iran, Hizbullah, dan Hamas.
Upaya internasional untuk mencegah eskalasi konflik terus dilakukan guna menghindari krisis yang lebih besar.