Monitorday.com – Hamas resmi menunjuk Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik baru setelah gugurnya Ismail Haniyah di Teheran, Iran.
Penunjukkan Sinwar mengakhiri spekulasi nama-nama seperti Khalid Misy’al, Sami Abu Zuhri, Musa Abu Marzuk, dan Khalil Al-Hayya.
Usama Hamdan mengatakan bahwa Sinwar dipilih dengan suara bulat sebagai pemimpin baru Hamas.
Usama menambahkan bahwa Sinwar selalu terlibat dalam negosiasi untuk gencatan senjata dengan ‘Israel’.
Sinwar adalah pemimpin Hamas yang paling dicari ‘Israel’ karena dianggap sebagai master mind perang Brigade Izzudin Al-Qassam.
Al-Qassam mampu meladeni genosida penjajah dan menjadi batu ganjalan utama ‘Israel’ dalam melumpuhkan Gaza.
Sepanjang hidupnya, Sinwar rutin keluar masuk penjara penjajah Zionis sepanjang periode 1980-an.
Pada 1982, Sinwar ditawan ‘Israel’ dan menghabiskan empat bulan masa penahanan tanpa dakwaan atau sidang.
Penahanan Sinwar terjadi karena keterlibatannya dalam pembangunan universitas dan aktivitas-aktivitas serikat mahasiswa.
Pada tahun 1985, Sinwar kembali ditangkap dan mendekam delapan bulan di penjara karena dituduh mendirikan agen intelijen Hamas.
Tiga tahun kemudian, Sinwar ditawan lagi dengan penahanan administratif.
Pada 1989, Sinwar didakwa dan divonis empat hukuman seumur hidup karena pembunuhan kaki tangan penjajah.
Sinwar bebas dari penjara pada tahun 2011 setelah 23 tahun mendekam melalui kesepakatan pertukaran tawanan.
Rekam jejak Sinwar sebagai pemimpin tawanan membantu menaikkan popularitasnya di antara anggota Hamas.
Sinwar digambarkan sebagai tawanan nomor satu ‘Israel’ yang berubah menjadi musuh nomor satu ‘Israel’.
Sinwar menyatakan bahwa pasukannya tidak akan tunduk pada persyaratan penjajah Zionis.