Connect with us

Review

Burger, Sawit, dan Kiamat

Ma'ruf Mutaqien

Published

on

SIAPA PUN hari ini sepertinya suka burger. Sejenis roti berbentuk bundar yang diiris dua, dengan isian daging, sayuran, dan saus di tengahnya.

Burger adalah salah satu makanan favorit dari sekian ribu jenis makanan lezat lainnya. Rahasianya ada pada molekul lemak. Inilah yang membuat banyak makanan terasa berair, mudah meleleh, dan rasa unik di mulut.

Sayangnya, di balik lezatnya burger tersimpan potensi bencana bagi iklim kita. Karena ternyata, untuk memproduksi lemak dan minyak [hewani, nabati] manusia harus menyemburkan sekira 3,5 juta ton gas rumah kaca.

Pendiri Microsoft, Bill Gates lebih spesifik lagi, soal perubahan iklim gegara produksi lemak, terutama lemak nabati ini. Salah satu biang keroknya, kata dia, adalah sawit yang banyak ditanam di Indonesia.

“Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia, dikutip dari blog pribadinya, Selasa [20/8/2024].

Gates tentu paham, menghilangkan konsumsi lemak dari hidup kita adalah hil yang mustahal. Secara, dari zaman purba sampe sekarang lemak memang tak cuma enak, tapi juga memberi kita nutrisi dan kalori yang dibutuhkan manusia.

Sawit adalah satu-satunya minyak nabati dengan keseimbangan lemak jenuh dan tak jenuh yang nyaris sempurna. Minyak sawit hampir berhubungan dengan semua makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, makeup, sabun badan, odol, deterjen, deodoran, susu formula, biofuel, atau bahkan makanan kucing.

Kenapa Gates begitu ngotot soal isu pengganti minyak sawit ini? jawabannya bisa ada tiga kemungkinan. Pertama, ini merupakan misi tulusnya untuk menyelamatkan dunia dari kerusakan lingkungan yang lebih parah.

Menurut Gates, gegara minyak sawit, apa yang selama ini kita sebut-sebut sebagai ‘kiamat’ akan menjadi nyata dan bisa jadi lebih cepat terjadi.

Gates mengatakan, masalah pada minyak sawit bukan cuma soal penggunaannya, tetapi bagaimana proses produksinya. Karena sawit tidak tumbuh di banyak wilayah, pohon itu hanya tumbuh subur di tempat-tempat yang dilewati garis khatulistiwa.

Celakanya, proses ini berdampak buruk bagi keragaman alam dan jadi pukulan telak bagi perubahan iklim. Pembakaran hutan menciptakan emisi yang banyak di atmosfer dan mengakitbatkan peningkatan suhu.

“Pada 2018, kehancuran yang terjadi di malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4 % emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh bagian california dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” tutur gates.

Kedua, Gates melihat ada potensi cuan tak kecil dari gurihnya industri minyak sawit. Karena menurut dia, peran minyak sawit sulit tergantikan. Sebab, komoditas sawit murah, tidak berbau, dan melimpah. Sehingga jika bisa digantikan akan sangat menguntungkan.

Ketiga, ini sebetulnya hanya kegenitan intelektual Gates saja. Tidak realistis dalam jangka pendek lantaran bakal banyak orang malah kehilangan pekerjaan gegara ide gila Gates ini. 

Sama gilanya, dengan apa yang dituduhkan beberapa mantan karyawannya soal kegenitan Gates kepada karyawan-karyawan perempuannya baik di Microsoft maupun di Yayasan Bill & Mellinda Gates.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



Sportechment3 mins ago

Bek Persib Bandung Antusias Jamu Port FC di Stadion Si Jalak Harupat

News16 mins ago

Kominfo Terus Dorong Pelaku UMKM Beralih ke Platform Digital

Pariwisata6 hours ago

InJourney Tata Ulang Kawasan Borobudur, Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

Sportechment6 hours ago

Segini Harga Tiket Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-20 2025

News9 hours ago

Ingin Berkunjung ke IKN? Simak Cara Masuknya

Sportechment10 hours ago

Man City vs Inter Milan: Haaland Berpeluang Pecahkan Rekor Ronaldo

Sportechment10 hours ago

Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Bakal Diambil Sumpah WNI di Belanda, Kenapa?

News11 hours ago

Ledakan Pager Guncang Lebanon Tewaskan 9 Orang, Begini Kronologinya

Migas11 hours ago

19 Tahun Pertamina EP, Tingkatkan Ketahanan Energi Nasional

Sportechment19 hours ago

Ravena Wulandari, Satu-satunya Finalis Berhijab Miss Universe Indonesia 2024

Infrastruktur20 hours ago

Perumnas Apresiasi Perpanjangan Insentif PPN DTP, Apa Itu?

Keuangan20 hours ago

Dukung UMKM Maju ke Kancah Global, PERURI Gelar Peruri Digital Entrepreneur Academy Level III

Sportechment20 hours ago

Irfan Hakim Ungkap Rasa Bangga Usai Putrinya Raih Emas di PON XXI

Sportechment20 hours ago

Umumkan Mualaf, Gamer Listy Chan: Bismillah Login

Migas21 hours ago

Asia Pacific Air Transport Forum 2024: Pertamina Perkuat Komitmen Avtur Ramah Lingkungan

Sportechment21 hours ago

Jelang MotoGP Emilia Romagna, Bagnaia Siap Benamkan Marquez

Keuangan21 hours ago

Pegadaian Gelar The Gade Fest 2024, Wujud Employee Well-being

Sportechment21 hours ago

Kontra Port FC di ACL 2, Pelatih Persib Bandung Siap Pertajam Lini Serang

News22 hours ago

Dampak Ekonomi PON XXI: UMKM Aceh Terlibat Aktif dalam Promosi Wisata dan Kuliner Daerah

News22 hours ago

Diresmikan Presiden, Erick Thohir Ungkap Keunggulan Kawasan Indonesia Islamic Financial Center (IIFC)