Pangan
Tekan Angka Stunting, Rajawali Nusindo Tebar Jutaan Paket Bantuan Pangan di 4 Provinsi
Published
3 months agoon
Monitorday.com – Sebagai anak perusahaan ID FOOD, PT Rajawali Nusindo berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi dalam upaya penurunan angka stunting di Tanah Air.
Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan Nusindo dengan berperan aktif dalam program penyaluran bantuan pangan penanganan stunting yang diinisiasi oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Dalam upaya ini, Nusindo membantu penyaluran bantuan pangan berupa telur ayam dan daging ayam.
Sekretaris Korporasi PT Rajawali Nusindo (Nusindo) Sofyan Effendi menyampaikan, kontribusi Nusindo dalam penanganan stunting tidak terlepas dari kepercayaan pemerintah kepada ID FOOD yang ditugaskan sebagai operator penyaluran bantuan.
“ID FOOD mendapat penugasan menyalurkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk bantuan pangan penanganan stunting di tahun 2024.
“Program tersebut bertujuan untuk menekan angka stunting dan mengurangi tingkat rawan pangan dan gizi di Indonesia.
“Dalam pelaksanaannya ID FOOD menggandeng Nusindo untuk penyaluran di Provinsi Banten, Jawa Timur, NTT, dan Sulawesi Barat,” ujar Sofyan melalui keterangannya, Kamis, (29/8/2024), di Jakarta.
Sofyan mengatakan, pada tahun ini Nusindo akan menyalurkan bantuan pangan penanganan stunting sebanyak total 1,6 juta paket bantuan, yang terbagi ke dalam tiga kali penyaluran.
Jumlah tersebut didistribusikan untuk 4 provinsi, yaitu Banten sebanyak 277 ribu paket bantuan, Jawa Timur sebanyak 1,1 juta paket bantuan, NTT sebanyak 219 ribu paket bantuan, dan Sulawesi Barat sebanyak 61 ribu paket bantuan.
“Dari 4 provinsi tersebut Jawa Timur menjadi provinsi dengan alokasi terbanyak, yaitu 1,1 juta paket bantuan,” tuturnya.
Sofyan kemudian merinci, penyaluran bantuan pangan pencegahan stunting di Jawa Timur sampai pada bulan Agustus akan disalurkan kepada 374 ribu penerima manfaat keluarga risiko stunting atau KRS di 38 kabupaten dan kota.
Adapun 38 kabupaten dan kota yang mendapat alokasi penyaluran bantuan di bulan Agustus meliputi Lumajang sebanyak 11.726 KRS, Jember 23.907 KRS, Banyuwangi 13.828 KRS, Bondowoso 11.218 KRS, Situbondo 9.793 KRS, Probolinggo 16.475 KRS, Kota Probolinggo 2.629 KRS, Pacitan 6.287 KRS, Ponorogo 5.401 KRS, Nganjuk 12.177 KRS, Madiun 7.159 KRS, Magetan 5.061 KRS, Ngawi 11.386 KRS, Kota Madiun 931 KRS, Trenggalek 7.288 KRS, Tulungagung 8.034 KRS, Blitar 9.529 KRS, Kediri 24.142 KRS, dan Malang 27.636 KRS.
Sementara itu, penyaluran di Kota Surabaya sebanyak 15.091 KRS, Kota Kediri 2.155 KRS, Kota Blitar 1.125 KRS, Kota Malang 4.821 KRS, Kota Batu 1.103 KRS, Pasuruan 17.025 KRS, Sidoarjo 10.908 KRS, Mojokerto 10.847 KRS, Jombang 13.617 KRS, Kota Pasuruan 1.990 KRS, Kota Mojokerto 796 KRS, Bojonegoro 12.403 KRS, Tuban 10.518 KRS, Lamongan 11.842 KRS. Gresik 10.606 KRS, Bangkalan 7.854 KRS, Sampang 10.577 KRS, Pamekasan 7.173, dan Semenep 9.139 KRS.
Tingginya penyaluran batuan pangan penanganan stunting di Jawa Timur sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) yang saat ini tengah gencar menekan penurunan angka stunting di wilayah Jatim.
Menurut Sofyan, program penyaluran bantuan pangan penanganan stunting ini menjadi salah satu bentuk kolaborasi pemerintah pusat dalam hal ini Bapanas dan ID FOOD sebagai BUMN dalam melaksanakan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Paket bantuan yang dibagikan berisi 10 butir telur dan 1 Kg daging ayam beku.
“Paket bantuan tersebut bukan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat, tapi juga untuk menjaga ekosistem di hulu, sehingga produk pangan para peternak dapat terserap oleh pasar dengan harga yang baik,” jelasnya.
Sofyan menambahkan, salah satu strategi membantu peternak ayam dan telur yaitu dengan melakukan offtake telur dan ayam dengan harga yang baik.
“Melalui program bantuan pangan ini Nusindo hadir sebagai offtaker ayam dan telur hasil produksi para peternak mandiri kecil dengan harga yang baik dan stabil sesuai harga eceran tertinggi.
“Langkah ini guna menjaga kepastian dan stabilitas harga di tingkat peternak,” katanya.
Sepanjang pelaksanaan program, sejak tahun 2023 terdapat lebih dari 100 mitra peternak lokal yang digandeng ID FOOD sebagai supplier daging dan telur ayam untuk para keluarga risiko stunting.
Dalam pelaksanaannya, dilibatkan Nusindo sebagai penyedia produk telur dan daging ayam, serta PT BGR Logistik Indonesia (BLI) sebagai transporter.
“Dalam pendistribusian kami juga masih berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia,” ujarnya.