Pangan
ID FOOD Perkuat Logistik Pangan: Optimalkan Distribusi Gula dan Garam
Published
3 months agoon
Monitorday.com – ID FOOD, melalui Direktur Utamanya Sis Apik Wijayanto, mengumumkan langkah strategis untuk meningkatkan distribusi komoditas pangan, khususnya gula dan garam, guna menjaga stabilitas pasokan dan harga.
Dalam keterangannya pada Selasa, 3 September 2024, di Jakarta, Sis Apik Wijayanto menekankan pentingnya pengelolaan logistik dalam sektor pangan.
Menurutnya, logistik yang efisien mencakup pengaturan persediaan, pergudangan, serta kesiapan sarana transportasi, semuanya berperan krusial dalam memastikan harga tetap stabil dan pasokan terpenuhi.
Logistik pangan bukan hanya soal pengiriman barang dari satu titik ke titik lain, tetapi juga menyangkut pengelolaan inventaris yang cermat dan kesiapan sarana transportasi.
Upaya penguatan ini bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam tata kelola pangan.
Dengan survei dari Bank Dunia yang menunjukkan biaya logistik Indonesia mencapai sekitar 24% dari total biaya pangan, ID FOOD berkomitmen untuk menurunkan angka tersebut melalui perbaikan dalam sistem distribusi.
“Penataan logistik yang baik dapat berdampak signifikan bagi stabilisasi pasokan dan harga pangan secara merata di seluruh Indonesia.”
Untuk itu, ID FOOD kini fokus memperkuat lini bisnis logistik dan distribusi melalui kolaborasi dan inovasi,” ujar Sis Apik Wijayanto.
Menurut Sis Apik, langkah awal untuk memperkuat logistik pangan dapat dilakukan dengan menggandeng BUMN di bidang transportasi dan pengangkutan, khususnya yang bergerak di angkutan pelabuhan dan pelayaran.
“Penguatan logistik pangan harus dimulai dengan mendekatkan aktivitas produksi pangan dengan aktivitas pengangkutan yang dijalankan BUMN di bidang transportasi.
“Untuk mewujudkan ini ID FOOD telah menyepakati kolaborasi dengan PT Pelni melalui sinergi pengangkutan logistik,” jelasnya.
Sis Apik mengatakan, kerja sama yang intensif antara ID FOOD dan Pelni bertujuan untuk meningkatkan keterhubungan antara daerah produsen pangan dan daerah konsumsi, termasuk diantaranya untuk meningkatkan pemerataan distribusi pangan hingga ke daerah-daerah terluar.
Kerja sama ini dinilai sangat potensial, karena Pelni memiliki armada kapal yang banyak dan dengan rute yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya rute kapal perintis dan tol laut.
“Fokus kerja sama ini untuk peningkatan distribusi dan pengangkutan logistik, terutama untuk komoditas unggulan ID FOOD seperti gula, garam, dan komoditas lainnya.”
“Pelni dapat menjadi mitra strategis ID FOOD dalam mendistribusikan berbagai komoditas pangan ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil,” terangnya.
Sis Apik menjelaskan, saat ini lini bisnis terbesar ID FOOD adalah industri gula dengan total produksi tahun 2023 sebesar 263 ribu ton dan target tahun 2024 sebesar 296 ribu ton atau mencakup 10% pangsa pasar nasional.
Diharapkan kerja sama ini dapat membantu peningkatan distribusi gula ke seluruh daerah, mengingat pabrik gula di Indonesia saat ini banyak terkonsentrasi di pulau Jawa.
“Agar komoditas gula tidak hanya terkonsentrasi di sentra produksi, maka perlu dukungan logistik yang kuat, sehingga langkah ini dapat membantu stabilisasi pasokan dan harga gula nasional,” sebutnya.
Selain gula, Sis Apik menyebutkan ID FOOD juga akan menggenjot pendistribusian dan penjualan komoditas garam konsumsi.
“Kerja sama dengan Pelni ini juga akan kita optimalkan untuk meningkatkan distribusi garam secara nasional.”
“Melalui konektivitas yang baik antara daerah produksi dan konsumsi, maka stabilitas harga garam di tingkat konsumen dan produsen dapat lebih terjaga.”
“Hal ini meminimalisir kerugian atau jatuhnya harga beli di tingkat produsen (petani garam) khususnya di saat musim panen tiba,” ungkapnya.
Saat ini ID FOOD menjadi salah satu perusahaan produsen dan pemasok garam konsumsi terbesar di Indonesia melalui anak perusahaannya yaitu PT Garam yang berlokasi di Sumenep, Madura.
Pada tahun 2023 ID FOOD memproduksi garam konsumsi sebanyak 319 ribu ton atau naik sebesar 392% dibandingkan tahun 2022 sebesar 65 ribu ton. Sedangkan realisasi produksi garam olahan sebesar 55 ribu ton, naik 36% dari tahun 2022 sebesar 40 ribu ton.
“Proses peningkatan distribusi dan logistik pangan ini selanjutnya akan diintegrasikan dengan cabang-cabang distribusi ID FOOD yang tersebar di lebih dari 80 titik di seluruh Indonesia.”
“Sehingga ini akan jadi win-win solution, kita jadi lebih mudah mendapatkan moda angkutan distribusi dan sarana untuk penyaluran komoditas,” tuturnya.
Selain terkait pengangkutan komoditas pangan, Sis Apik menambahkan, kerja sama ini juga akan meliputi optimalisasi aset perusahaan, seperti fasilitas pergudangan yang berada di lokasi strategis sebagai sarana penyimpanan logistik.
“Kita telah lakukan survey dan inventarisasi, ID FOOD memiliki banyak gudang dan fasilitas logistik seperti cold storage di wilayah Jakarta yang dapat dioptimalkan untuk mendukung distribusi logistik Pelni sehingga lebih efisien,” ucapnya.
Selanjutnya, ia juga berharap dengan kerja sama ini, ID FOOD dapat turut memasok kebutuhan pangan bagi kegiatan operasional Pelni, khususnya penyediaan pangan bagi penumpang di kapal Pelni.
“Kita ketahui aktivitas operasional Pelni dalam mengangkut penumpang dan menghubungkan antar pulau sangat massif, sehingga dibutuhkan pasokan bahan pangan dengan volume yang besar dan berkualitas.”
“Terkait kebutuhan ini ID FOOD siap memberikan dukungan,” ungkap Sis Apik.