Talk
Kesan Pertama Kuliah Kajian Mutakhir Linguistik Terapan, Meledak!
Published
3 months agoon
By
Natsir AmirMonitorday.com – Pada hari Kamis, 5 September 2024, suasana di Ruang 706 lantai 7 Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta dipenuhi dengan antusiasme dan rasa ingin tahu oleh Mahasiswa S3 Program Studi Linguistik Terapan. Mereka pun terlihat semangat dan menunggu kehadiran Dr. Ifan Iskandar, S.Pd., PG Dipl. in TESOL, M. Hum, yang dijadwalkan untuk memberikan kuliah Kajian Mutakhir Linguistik Terapan.
Dr. Ifan, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor 1 UNJ, dikenal luas di kalangan akademisi dan mahasiswa karena kepakarannya dalam bidang linguistik terapan dan TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages).
Ketertarikan mahasiswa terhadap sosok Dr. Ifan tidak lepas dari reputasinya yang cemerlang sebagai seorang dosen dan pemimpin di universitas. Banyak di antara mereka yang mengungkapkan kekaguman terhadap kemampuan Dr. Ifan dalam menyampaikan materi kuliah dengan cara yang mendalam dan informatif. Mereka juga mengakui bahwa Dr. Ifan dikenal sebagai dosen yang adil dalam memberikan nilai dan selalu berusaha memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada para mahasiswanya.
Paparannya yang mendalam dalam bidang linguistik terapan tidak hanya mencerminkan kepiawaiannya sebagai akademisi, tetapi juga menegaskan komitmennya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa mahasiswa merasa antusias dan penuh harapan saat menantikan kesempatan untuk mendengarkan langsung presentasi atau kuliah dari Dr. Ifan.
Sementara itu, kehadiran Dr. Ifan sebagai Wakil Rektor 1 UNJ juga menambah daya tariknya di mata mahasiswa. Jabatan tersebut menunjukkan bahwa Dr. Ifan tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai salah satu pengambil keputusan penting di universitas.
Di tengah suasana yang penuh harapan ini, tampak jelas bahwa mahasiswa tidak hanya ingin mendapatkan wawasan baru dari Dr. Ifan, tetapi juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan seorang tokoh akademis yang mereka anggap sebagai sumber inspirasi dan motivasi. Dengan segala prestasi dan pengalamannya, Dr. Ifan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembelajaran dan pengembangan intelektual mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta.
Pucuk di cinta ulam pun tiba, sosok yang dinanti-nanti itu pun tiba. Pada pertemuan pertama kelas Kajian Mutakhir Linguistik Terapan pada program S3 Linguistik Terapan, Dr. Ifan memulai dengan menyuguhkan berbagai pertanyaan yang memprovokasi pemikiran tentang urgensi mempelajari kajian ini dalam konteks kondisi saat ini.
Saya pun mulai menebak, pertanyaan pertama Dr. Ifan pasti soal tujuan mengambil S3. Asumsi itu ternyata benar, Ia langsung mengambil marker dan menanyakan pertanyaan ” tujuan ambil S3 ini apa?, ia dengan cermat mendengar setiap jawaban para mahasiswa. Hasilnya, luar biasa, dalam amatan Dr. Ifan, jawaban mahasiswa ternyata sangat normative alias sangat biasa karena baru sebatas jawaban yang epistimologis seperti pengembangan pengetahuan mendalam, berkontribusi pada pengembangan teori, metode, atau pemahaman baru dalam disiplin ilmu. Apalagi hanya sebagai syarat untuk posisi akademik atau jabatan tertentu.
Namun, Dr. Ifan menghendaki mahasiswa membuka cakrawala berfikir dengan jawaban-jawaban secara aksiologis agar pasca lulus dari S3 UNJ, bisab berkontribusi yang lebih besar bagi masyarakat, memecahkan masalah sosial, kesehatan, lingkungan, atau ekonomi yang memiliki dampak langsung pada kehidupan orang banyak. Selain pencapaian akademis, program doktor juga sejatinya meningkatkan keterampilan kepemimpinan, keterampilan analitis, dan kemampuan berpikir kritis yang dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks profesional dan pribadi.
Lebih penting lagi, Dr. Ifan meluruskan niat setiap mahasiswa agar menjadi hamba terbaik atau “khairunnas”, sebuah nasihat yang penuh makna. Dalam Islam, menjadi “hamba terbaik” berarti menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab terhadap Allah SWT, serta memperlakukan sesama manusia dengan kebaikan dan keadilan.
Lalu, Dr. Ifan pun mengajak mahasiswa berpikir lebih mendalam mengenai relevansi dan aplikasi linguistik terapan dalam menghadapi tantangan-tantangan mutakhir. Dengan cara ini, Dr. Ifan ingin memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya memahami teori-teori linguistik, tetapi juga mampu mengaitkan teori tersebut dengan realitas praktis yang ada di lapangan.
Mahasiswa kemudian diajak untuk mengeksplorasi bagaimana kajian mutakhir dalam linguistik terapan dapat berkontribusi dalam berbagai bidang seperti pendidikan, teknologi, dan sosial. Dalam konteks pendidikan, kajian ini bisa menjawab tantangan terkait pengajaran bahasa yang efektif di era digital, dimana metode pembelajaran tradisional seringkali tidak lagi memadai.
Mahasiswa diminta untuk merenungkan bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan strategi pengajaran yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
Selanjutnya, Dr. Ifan mengarahkan perhatian mahasiswa pada peran linguistik terapan dalam bidang teknologi, khususnya dalam pengembangan perangkat lunak bahasa dan sistem pemrosesan bahasa alami.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi, khususnya dalam kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, ada kebutuhan mendesak untuk pemahaman linguistik yang mendalam guna menciptakan sistem yang lebih efektif dan akurat. Diskusi ini menekankan bagaimana pemahaman linguistik dapat membantu merancang algoritma yang lebih baik dan mengurangi kesalahan dalam sistem bahasa otomatis.
Mahasiswa diajak untuk berpikir tentang bagaimana kajian linguistik terapan ini dapat mendukung pengembangan kebijakan bahasa yang inklusif dan mendukung pemeliharaan bahasa-bahasa yang terancam punah. Pertanyaan ini mengarahkan mahasiswa untuk melihat linguistik terapan sebagai alat untuk menciptakan perubahan sosial yang positif.
Akhirnya, Dr. Ifan menekankan pentingnya pendekatan interdisipliner dalam kajian mutakhir linguistik terapan. Mahasiswa diundang untuk mempertimbangkan bagaimana kolaborasi dengan bidang-bidang lain seperti psikologi, sosiologi, dan antropologi dapat memperkaya pemahaman mereka tentang bahasa dan komunikatif. Diskusi ini bertujuan untuk membentuk perspektif yang lebih holistik dan komprehensif dalam menerapkan pengetahuan linguistik pada berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Dengan cara ini, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan solusi yang lebih inovatif dan relevan.
Saya dan teman-teman pasca S3 UNJ pun dibuat terpukau, letupan intelektual begitu terasa, seolah waktu begitu cepat berlalu. Sontak saya langsung sampaikan “Meledak”.
Natsir Amir, penikmat kopi