Monitorday.com – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, memberikan peringatan tegas kepada Israel agar tidak menguji kekuatan Teheran.
Peringatan ini disampaikan di tengah spekulasi mengenai kemungkinan serangan balasan Israel setelah Iran meluncurkan ratusan rudal ke Negeri Zionis pada 1 Oktober lalu.
“Kami sarankan rezim Zionis tidak usah coba-coba menguji kami,” ungkap Araghchi dalam sebuah konferensi yang membahas dampak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, seperti dilaporkan oleh The Times of Israel.
Araghchi menegaskan bahwa setiap serangan yang menargetkan infrastruktur Iran akan dibalas dengan tegas. Ia juga menekankan dukungan Iran terhadap Palestina sampai negara tersebut dapat berdiri sendiri.
“Rudal kami dapat mencapai semua sisi mereka. Kami akan menanggapi setiap serangan terhadap institusi atau infrastruktur kami,” tambahnya, dikutip dari Al Jazeera.
Pada 1 Oktober, Iran dilaporkan menembakkan sekitar 200 rudal balistik dan hipersonik ke Israel, mengklaim serangan tersebut 90 persen berhasil mengenai target, termasuk sistem pertahanan Iron Dome dan pangkalan udara Nevatim.
Serangan itu disebut sebagai balasan atas genosida Israel terhadap Palestina dan Lebanon, serta kematian pemimpin milisi Hamas, Ismail Haniyeh, dan pemimpin milisi Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Setelah serangan yang berlangsung beberapa jam itu, Iran menyatakan operasi telah selesai, namun menegaskan akan melanjutkan dengan serangan lebih brutal jika Israel membalas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah akan membalas serangan tersebut. “Israel memiliki kewajiban dan hak untuk membela diri dan menanggapi serangan-serangan ini,” tegasnya.
Menurut sejumlah pejabat Israel yang berbicara kepada Axios, militer Israel kemungkinan akan menargetkan fasilitas minyak Iran, termasuk situs nuklir.
Namun, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menegaskan bahwa ia tidak akan mendukung serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Kekhawatiran dunia kini tertuju pada kemungkinan serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran yang terancam.