Monitorday.com – Manuskrip Al-Qur’an tertua di dunia baru-baru ini ditemukan di Inggris dan menarik perhatian besar.
Banyak yang meyakini manuskrip kuno ini berasal dari masa Nabi Muhammad SAW.
Manuskrip ini dianggap sebagai salah satu bukti autentik sejarah Islam.
Naskah kuno ini memicu pertanyaan mengenai bagaimana bisa tersimpan di Inggris.
Penulisan Al-Qur’an dimulai saat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu antara tahun 610 hingga 632 M.
Pada masa itu, wahyu ilahi dihafalkan dan ditulis di berbagai media, bukan dalam bentuk buku.
Setelah Nabi wafat, Khalifah Abu Bakar memerintahkan pengumpulan wahyu untuk disusun menjadi buku.
Khalifah Utsman bin Affan kemudian memastikan Al-Qur’an memiliki satu versi resmi pada sekitar tahun 650 M.
Sebagian kalangan non-Muslim dan cendekiawan menduga penulisan Al-Qur’an baru selesai satu abad setelah Nabi wafat.
Penemuan manuskrip Al-Qur’an di Inggris bermula dari Koleksi Mingana di Universitas Birmingham.
Koleksi ini dibuat dengan dukungan dana dari filantropis Quaker, Sir Edward Cadbury.
Manuskrip terdiri dari dua lembar perkamen yang memuat potongan Surah 18 hingga Surah 20.
Ditulis dalam aksara Hijazi kuno, manuskrip ini mengungkap informasi tentang penulisan Al-Qur’an awal.
Selama bertahun-tahun, manuskrip ini terjilid bersama naskah serupa dari akhir abad ketujuh.
Susan Worrall, seorang peneliti, memisahkan lembaran-lembaran ini untuk penelitian mendalam.
Analisis radiokarbon dilakukan di Universitas Oxford untuk menentukan usia perkamen manuskrip.
Hasil menunjukkan perkamen tersebut berasal dari tahun 568 hingga 645 M dengan akurasi 95,4 persen.
Temuan ini dianggap sebagai salah satu bukti tertulis paling awal dari Al-Qur’an.
Peneliti menyimpulkan bahwa teks ini mungkin ditulis pada masa Nabi atau segera setelahnya.
Alba Fedeli menyatakan bahwa dua lembaran tersebut berkaitan dengan kodeks di Paris.
Temuan ini memberi wawasan baru tentang penyalinan dan penyebaran Al-Qur’an awal.
Penanggalan radiokarbon menunjukkan kemiripan teks ini dengan Al-Qur’an yang kita baca saat ini.
Profesor David Thomas mengatakan temuan ini membawa kita lebih dekat ke sejarah awal Islam.
Penelitian ini penting bagi pemahaman sejarah Islam dan menjadi rahasia yang terungkap dari Koleksi Mingana.