Dalam satu riwayat yang diceritakan oleh Abu Shaleh al-Aqqari, kita menemukan kisah inspiratif tentang dua sahabat terkemuka Nabi, Umar bin Khattab dan Abu Bakar. Kedua sahabat ini, yang pada saat itu merupakan orang nomor satu di kalangan Kaum Muslimin, tidak bersaing dalam hal kekuasaan, pengaruh, atau kekayaan. Sebaliknya, mereka berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan dan melayani masyarakat untuk mencapai ridha Allah semata.
Setiap malam, Umar bin Khattab dengan setia menjaga dan merawat seorang nenek tua yang renta dan buta. Ia memenuhi segala perintah dan permintaan nenek itu tanpa keluhan. Namun, suatu malam, Umar datang lebih awal dan terkejut melihat bahwa seseorang telah mendahuluinya. Orang tersebut tidak lain adalah sahabat baiknya sendiri, Abu Bakar, yang saat itu menjabat sebagai Khalifah.
Umar dengan penuh kagum berkata pada Abu Bakar, “Ternyata engkaulah orang yang selalu mendahuluiku.” Kisah ini menggambarkan semangat persaingan dalam kebaikan yang menggema di kalangan sahabat Nabi.
Mereka tidak hanya bersaing dalam pelayanan kepada Allah, tetapi juga berusaha untuk membantu sesama manusia tanpa pamrih. Mereka menghayati firman Allah dalam Al-Qur’an, “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs al-Baqarah [2]: 148)
Kisah Umar dan Abu Bakar mengingatkan kita tentang pentingnya berlomba dalam kebaikan, bukan hanya dalam kehidupan sosial dan beribadah, tetapi juga dalam membantu mereka yang membutuhkan. Semangat persaingan ini adalah salah satu nilai penting yang ditanamkan oleh para sahabat dan harus menjadi teladan bagi kita semua. Dengan berlomba dalam melakukan kebaikan, kita dapat mencapai kedekatan dengan Allah dan memperbaiki kehidupan dunia ini.