Infrastruktur
Hutama Karya Manfaatkan AI untuk Perencanaan Jalan Tol Trans Sumatra
Published
3 weeks agoon
Monitorday.com – PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya dalam mengimplementasikan AI dalam perencanaan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengatakan terobosan itu sejalan dengan fokus Presiden Prabowo Subianto yang menyoroti pentingnya pengembangan AI melalui pembekalan Calon Kabinet di Hambalang pada Kamis 17 Oktober 2024 lalu.
“Penggunaan AI dalam Perencanaan JTTS terus dilakukan hingga kini ke ruas-ruas baru yang akan digarap oleh Hutama Karya seperti Ruas Dumai – Simpang Sigambal – Rantau Prapat, Rantau Prapat – Kisaran, dan Pelabuhan Panjang – Lematang,” ujar EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (29/10).
Adjib menjelaskan, bahwa pemanfaatan AI dalam perencanaan JTTS sudah diterapkan perusahaan sejak 2018 melalui Teknologi Penentuan Trase Jalan Tol secara otomatis pada Rencana Pembangunan Jalan Tol Ruas Pekanbaru – Padang Seksi Pangkalan – Payakumbuh dan Seksi Payakumbuh – Sicincin.
Selain itu, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi ini juga melakukan penerapan AI dalam pemetaan topografi jalan tol yang diambil secara digital menggunakan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) sejak awal 2020 pada Rencana Jalan Tol Muara Enim – Lahat – Lubuk Linggau dan Ruas Bengkulu – Lubuk Linggau Seksi Taba Penanjung – Lubuk Linggau.
Penerapan teknologi AI dalam penentuan trase jalan tol secara otomatis ini menggunakan data masukan berupa desain geometrik jalan, topografi, tata guna lahan, dan biaya.
Dari data tersebut kemudian AI melakukan analisis kemungkinan ratusan hingga ribuan kombinasi trase jalan tol dan kemudian menampilkan alternatif trase jalan tol yang terbaik. Implementasi AI ini dilakukan pada tahapan awal sebelum dilakukan kajian kelayakan dimana trase jalan tol belum terdefinisi.
“Sementara pemanfaatan AI teknologi UAV (drone) LiDAR, saat ini baru dimiliki dan diimplementasikan oleh Hutama Karya. Teknologi ini dapat memberikan efisiensi yang cukup besar baik dari segi waktu hingga 88 persen maupun biaya hingga 48 persen dalam pemetaan JTTS dibanding metode konvensional menggunakan metode terestrial sehingga proses perencanaan jalan tol dapat dilakukan lebih cepat dan efisien dengan tetap mempertahankan kualitas yang ekselen,” jelas Adjib.
Fitur AI pada UAV yang digunakan dapat meningkatkan keamanan dari pengoperasian UAV yang memungkinkan melakukan take off, terbang, hover dan landing secara otomatis.
Selain itu, UAV juga dapat melakukan pengambilan keputusan jika ditemui bahaya seperti kondisi cuaca yang kurang baik, halangan pada jalur terbang hingga sistem elektronik yang bermasalah.
Total biaya investasi untuk penerapan kedua teknologi ini mencapai Rp20 miliar, dan untuk memastikan implementasinya berjalan optimal, Hutama Karya menyiapkan program peningkatan SDM melalui pelatihan dan pendampingan, meningkatkan fasilitas dan kualitas infrastruktur IT yang kompatibel dengan AI, hingga melakukan sosialisasi kepada stakeholder internal dan eksternal.
“Keseluruhan transformasi teknologi ini diharapkan dapat mendukung dan mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS melalui proses perencanaan yang lebih cepat, lebih tepat, dan lebih efisien, sehingga memitigasi potensi terjadinya perubahan trase dalam proses pembangunan yang akan memperlambat proses penyelesaian JTTS,” tutup EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.