Monitorday.com – Rasa marah biasanya muncul ketika seseorang tidak mampu mengendalikan emosinya.
Marah bisa timbul saat seseorang merasa tersinggung, disakiti, atau diperlakukan kasar.
Jika tak terkendali, amarah dapat memicu tindakan negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Tindakan jahat akibat marah yang meluap bisa berupa caci-maki, mengumpat, atau bahkan pembunuhan.
Dalam bahasa Arab, marah dikenal sebagai ghadzab, dan Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk menjauhi sifat ini.
Dari Abu Hurairah RA, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW memberikan nasihat “Jangan marah” kepada seorang pria yang meminta petunjuk.
Nabi Muhammad SAW bahkan mengulangi nasihat “Jangan marah” berkali-kali kepada orang tersebut.
Menurut Imam Ghazali, amarah adalah seberkas api dari neraka Allah yang membakar hati manusia.
Marah juga dianggap menyeret manusia ke dalam sifat setan yang berasal dari api.
Imam Ghazali menjelaskan bahwa amarah tak bisa dihilangkan sepenuhnya, tapi bisa ditahan dengan latihan.
Latihan untuk menahan amarah bisa dilakukan dengan mujahadah, yaitu membiasakan diri bersikap lembut.
Imam Ghazali juga menyarankan untuk berwudhu ketika marah, sesuai dengan sabda Nabi SAW.
Selain itu, mengucapkan ta’awwudz juga dianjurkan agar kita dijauhkan dari setan yang memicu marah.
Menahan marah adalah ciri orang yang bertakwa, karena mampu melawan godaan setan.
Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain (QS Ali Imran: 133-134).
Rasulullah juga bersabda bahwa Allah akan menahan siksa-Nya bagi orang yang berhasil menahan amarahnya.