Monitorday.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, menggelar pidato peringatan Milad ke-112 Muhammadiyah pada Senin (18/11/2024) yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Muhammadiyah Channel.
Peringatan Milad kali ini mengusung tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” yang menjadi sorotan utama dalam pidatonya.
Haedar Nashir menyampaikan bahwa usia Muhammadiyah yang kini memasuki tahun ke-112 merupakan perjalanan panjang yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi terciptanya masyarakat berkemajuan.
“Tema ini sangat relevan untuk mengingatkan kita semua bahwa Muhammadiyah hadir untuk membawa manfaat bagi umat, bangsa, dan dunia,” ujarnya.
Makna Tema Milad: Kemakmuran Lahir dan Batin
Haedar menjelaskan lebih lanjut tentang makna di balik tema Milad yang juga akan diangkat dalam acara Tanwir Muhammadiyah pada 4-6 Desember 2024 di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya, kata “menghadirkan” dalam tema ini mencerminkan upaya nyata Muhammadiyah dalam membangun peradaban yang berkemajuan.
Ia menekankan bahwa kemakmuran tidak hanya terbatas pada aspek materi, tetapi juga mencakup kesejahteraan lahir dan batin, serta keseimbangan antara jasmani dan rohani.
Pentingnya Keadilan Sosial
Selain itu, Haedar menyoroti urgensi keadilan sosial sebagai bagian dari konsep kemakmuran. Ia mengingatkan kembali isi sila kelima Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945 yang menegaskan pentingnya pemerataan kesejahteraan.
“Kemakmuran Indonesia harus dirasakan oleh seluruh rakyat, bukan hanya segelintir golongan. Kita perlu memastikan kekayaan alam yang melimpah dikelola untuk kesejahteraan bersama,” tegasnya.
Haedar juga mengutip pidato Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 yang menekankan bahwa Indonesia harus dibangun untuk semua golongan, tanpa terkecuali.
“Indonesia adalah negeri yang diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah. Tugas kita adalah menjadikan kekayaan ini sebagai sumber kesejahteraan rakyat, menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan makmur,” ungkapnya.
Kemakmuran Sejati: Keseimbangan Fisik dan Spiritual
Sebagai penutup, Haedar Nashir menegaskan bahwa konsep kemakmuran yang dimiliki Muhammadiyah selalu mencakup keseimbangan antara kemajuan fisik dan spiritual.
“Kemakmuran sejati adalah ketika bangsa ini tidak hanya makmur secara materi, tetapi juga berakar pada nilai-nilai Islam dan keadilan sosial,” ujar Haedar.
Pidato tersebut menjadi refleksi mendalam sekaligus ajakan kepada seluruh kader Muhammadiyah untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, sesuai dengan semangat Islam berkemajuan yang diusung oleh organisasi ini.