Monitorday.com – Ujian hidup adalah bagian dari proses untuk mencapai doa dan harapan, demikian dijelaskan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute. Dalam ceramahnya, UAH menyampaikan bahwa setiap cita-cita dan keinginan harus melalui perjuangan serta tantangan.
UAH menegaskan bahwa ujian tidak perlu dihindari, melainkan diterima sebagai jembatan menuju tujuan. “Ujian hidup itu berbanding lurus dengan doa yang kita mohonkan,” ujar UAH melalui Channel YouTube-nya (17/11/24).
Ia menganalogikan ujian hidup seperti seorang mahasiswa yang ingin lulus dengan IPK tinggi. Tanpa menghadapi ujian, wisuda tidak mungkin tercapai. Dalam hidup, Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan manusia, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 286).
Kunci Menghadapi Ujian: Lapang Hati dan Syukur
UAH memberikan ilustrasi sederhana: air dan garam. Jika hati sempit seperti gelas kecil, masalah kecil akan terasa berat. Namun, hati yang lapang seperti danau luas akan membuat masalah besar terasa ringan.
“Ketika hati lapang, masalah apapun akan terasa ringan,” jelasnya. Ia juga mengutip QS. Al-Insyirah: Inna ma’al usri yusra, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,” untuk mengingatkan bahwa setiap ujian memiliki jalan keluar.
Sikap Sabar dan Syukur
Ustadz Adi Hidayat mengajak umat untuk bersyukur, bersabar, dan menerima setiap ujian sebagai bagian dari takdir yang membawa kebaikan. Menurutnya, ketenangan hati adalah kunci untuk menghadapi masalah dan mengambil keputusan dengan bijak.
“Kuncinya bukanlah jawaban atau solusi yang datang duluan, tetapi ketenangan hati terlebih dahulu,” pungkasnya.