Monitorday.com – Indonesia akan memulai ekspor material prekursor yang mengandung campuran nikel, kobalt, dan mangan ke produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, mulai bulan ini.
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam upaya hilirisasi industri nikel di Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan kabar ini sebagai bukti bahwa program hilirisasi nikel telah berada di jalur yang tepat.
“Bulan ini produk kami, prekursor, sudah langsung ekspor ke Amerika, ke produk Tesla,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/11).
Namun, ia belum memberikan rincian terkait volume ekspor atau detail lebih lanjut mengenai kerja sama ini.
Peran Prekursor dalam Baterai Listrik
Prekursor merupakan bahan utama untuk memproduksi katode baterai lithium-ion, komponen penting dalam kendaraan listrik.
Kualitas prekursor sangat memengaruhi performa baterai, dengan parameter seperti komposisi kimia, ukuran, dan bentuk partikel menjadi penentu kualitas katode.
Katode sendiri adalah elektroda positif dalam baterai, yang berfungsi memfasilitasi aliran muatan listrik. Bersama dengan anode sebagai elektroda negatif, katode menentukan efisiensi dan daya tahan baterai.
Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
Bahlil menegaskan, Indonesia telah memiliki ekosistem industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Prosesnya mencakup penambangan, pemurnian melalui teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), produksi prekursor, katode, hingga pembuatan sel baterai.
“Indonesia salah satu negara pertama di dunia yang membangun ekosistem baterai mobil yang lengkap dari hulu ke hilir,” jelas Bahlil.
Pada awal November lalu, ia juga menyampaikan bahwa pabrik prekursor milik Huayou Indonesia hampir selesai dan direncanakan akan diresmikan pada akhir tahun ini. Fasilitas ini akan menjadi bagian penting dari rantai pasokan Tesla.
“Sudah hampir selesai. Mungkin bulan depan ini peresmiannya,” kata Bahlil pada Jumat (1/11).
Ekspor prekursor ke Tesla diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas nikel Indonesia sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.