Monitorday.com – Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim memberi tanggapan terkait serangan yang dilancarkan oleh Hamas terhadap Israel. Menurutnya, serangan tersebut adalah reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang otoritas Israel yang secara sistemik menghancurkan kedaulatan rakyat dan bangsa Palestina.
“Peristiwa membelah al-Aqsho dan diiringi dengan berbagai aksi provokatif kelompok Yahudi ekstrim melakukan ibadah di arena Al-Aqsho juga menjadi salah satu pemicu serangan Hamas terhadap Israel,” kata Sudarnoto dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (9/10).
“Ditambah dengan berbagai fakta pengkhianatan terhadap berbagai perjanjian yang dilakukan oleh otoritas Israel, menggambarkan bahwa Israel memang harus membayar mahal,” lanjut Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Jakarta ini.
Sudarnoto pun meminta, Amerika dan NATO yang saat ini sedang menanggung beban akibat dari perubahan politik global dan juga perang Rusia-Ukraina, agar tidak ikut memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Hamas sebagai teroris.
“Cara-cara ini justru akan merugikan Amerika dan NATO karena selama ini tidak pernah menyatakan keberaniannya untuk menegaskan bahwa Israel adalah penjajah dan teroris,” kata Sudarnoto.
Justru, lanjut dia, yang harus dilakukan secara tegas adalah ikut bersama-sama dengan masyarakat internasional lainnya yang mendukung perjuangan bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina dan menghentikan imperialisme dan terorisme Israel.
Sudarnoto menegaskan, serangan terbesar Hamas ini menjadi alat bayar Israel dan Israel tentu saja harus menanggung sendiri. Bisa jadi, Israel akan menanggung beban yang lebih berat jika respons Israel dan negara-negara pendukung seperti Amerika dan NATO kontra produktif.
Selain itu, menurut Sudarnoto, balasan atas serangan yang diberikan oleh Israel bisa jadi justru akan menjadi momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk memperkuat heroisme mereka membebaskan rakyat dan Palestina yang telah dijajah dalam waktu yang panjang. Banyak momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Lebih lanjut, menurut dia, peristiwa ini juga seharusnya menjadi momentum bagi seluruh faksi Palestina: Fatah, Hamas dan lain-lainnya untuk bersatu padu mengkonsolidasi diri memperkuat upaya kemerdekaan bangsa Palestina.
“Saya berharap betul, setiap momentum untuk kedaulatan dan kemerdekaan Palestina bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap faksi Palestina. Dengan cara ini, maka Israel akan semakin kehabisan waktu dan kekuatannya,” demikian Sudarnoto.