Monitorday.com – Seorang jenderal Korps Garda Revolusi Iran, Kioumars Pourhashemi, tewas dalam bentrokan dengan kelompok oposisi di bagian utara Suriah pada Kamis, 28 November 2024. Peristiwa ini merupakan bagian dari konflik berkepanjangan yang melibatkan berbagai pihak sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011.
Dukungan Iran untuk Rezim Assad
Iran, sebagai sekutu utama rezim Bashar Assad, telah mengirim ribuan pasukan ke Suriah untuk mendukung pemerintah melawan kelompok oposisi. Di tengah upaya ini, Pourhashemi, yang dikenal sebagai penasihat militer senior di Aleppo, menjadi korban serangan mendadak dari kelompok milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Serangan Mematikan
Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights, bentrokan di Aleppo pada Rabu (27/11/2024) melibatkan serangan besar dari HTS, yang mengakibatkan lebih dari 140 kombatan tewas. Garda Revolusi Iran juga mengonfirmasi tewasnya Pourhashemi, seorang veteran perang Iran-Irak era 1980-an, yang disebut memiliki peran penting di Irak dan Suriah.
Tanggapan Iran
Kantor berita Iran, Tasnim, menyebut pelaku serangan sebagai “tentara bayaran takfiri”, istilah yang sering digunakan oleh Iran untuk merujuk pada kelompok Sunni yang dianggap berseberangan dengan rezim Teheran. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menuduh Amerika Serikat dan Israel berada di balik konflik ini, dengan tujuan menciptakan instabilitas di kawasan Timur Tengah.
Konflik yang Berkepanjangan
Kematian jenderal ini mencerminkan kompleksitas dan intensitas perang di Suriah, yang telah melibatkan banyak aktor regional dan global. Iran terus berusaha mempertahankan pengaruhnya di Suriah, meski harus menghadapi tantangan dari berbagai kelompok oposisi serta tekanan internasional.
Situasi ini menegaskan bahwa konflik di Suriah belum menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan semakin banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.