Monitorday.com – Pimpinan raksasa teknologi dunia seperti Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Jeff Bezos dipastikan akan menghadiri pelantikan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, pada Senin (20/1).
Kehadiran mereka menjadi sorotan, terutama karena peran signifikan sektor teknologi dalam kampanye dan kebijakan politik Trump.
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, disebut sebagai salah satu donatur terbesar dalam kampanye Trump pada Pilpres 2024, dengan kontribusi mencapai USD 250 juta.
Setelah kemenangan Trump, Musk ditunjuk untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, badan baru yang bertugas mereformasi aparat federal.
Namun, peran Musk menuai kritik. Ia dituding menggunakan platform media sosial X, yang dimilikinya, untuk menyebarkan propaganda dan informasi keliru yang menguntungkan Trump selama masa kampanye.
Jeff Bezos, pemilik Amazon dan The Washington Post, juga menjadi pusat perhatian. Ia dituduh memblokir upaya jurnalis The Post yang mendukung Kamala Harris, rival politik Trump.
Langkah ini memicu kemarahan internal hingga pengunduran diri sejumlah karyawan, serta penurunan jumlah pelanggan.
Meski kontroversial, Bezos tetap pada keputusannya. Amazon bahkan menyumbangkan USD 1 juta untuk dana pelantikan Trump.
Mark Zuckerberg, CEO Meta, baru-baru ini mengumumkan penghentian program pengecekan fakta di platformnya dan meningkatkan kelonggaran terhadap konten politik.
Langkah ini dianggap memfasilitasi narasi konservatif yang pro-Trump.
Zuckerberg juga menghapus kebijakan Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) di Meta, yang sebelumnya melindungi kelompok rentan seperti komunitas LGBTQ+.
Selain menghadiri pelantikan, Zuckerberg akan menjadi tuan rumah resepsi mewah bersama Miriam Adelson, donatur besar Partai Republik, sebelum acara dimulai.
Selain trio tersebut, CEO OpenAI, Sam Altman, turut mendukung pelantikan Trump dengan menyumbangkan USD 1 juta secara pribadi.
Sebagai apresiasi, para donatur besar dijadwalkan menghadiri makan malam eksklusif bersama Trump dan Melania sebelum acara pelantikan.
Kehadiran para pemimpin teknologi ini menggambarkan keterkaitan antara kekuatan politik dan pengaruh teknologi di era kepemimpinan Trump.
Langkah mereka memicu perdebatan luas tentang independensi sektor teknologi dan dampaknya terhadap demokrasi.