Grup rock Coldplay melayangkan tuntutan balik senilai £14 juta atau setara dengan Rp268 miliar terhadap mantan manajer, Dave Holmes. Gugatan Coldplay telah dilayangkan ke Pengadilan Tinggi London.
Sebelumnya, Dave Holmes telah lebih dulu melempar tuntutan hukum kepada Coldplay dengan permintaan ganti rugi sebesar £10 juta atau lebih kurang Rp200 miliar pada Agustus 2023.
Holmes mendedikasikan waktu dan kemampuannya sebagai manajer untuk Colplay selama 20 tahun sampai akhirnya mereka memecatnya pada 2022 lalu.
Tak terima dengan pemutusan hubungan kerja yang dia rasa merugikan reputasi diri, Holmes menuntut Chris Martin CS melalui jalur hukum dengan tuduhan Tunggakan utang berupa komisi, klaim yang langsung mendapatkan bantahan dari grup musik yang akan menggelar konser di Jakarta November mendatang.
Juru bicara dari pihak Holmes menjelaskan pada The Sunday Times bahwa Coldplay sekarang tengah ketar-ketir karena mereka sadar berada pada posisi yang lemah.
“Coldplay tahu bahwa mereka bermasalah dengan pertahanan mereka. Menuduh Dave melakukan pelanggaran etika yang sebenarnya tidak ada dan kesalahan yang dibuat-buat tidak akan mengalihkan perhatian dari masalah sebenarnya yang ada yaitu Coldplay memiliki kontrak dengan Dave , mereka menolak untuk menghormatinya dan mereka harus membayar Dave sesuai utang mereka,” ujar tim kuasa hukum Holmes.
Berdasarkan laporan The Sunday Times, seluruh personel Coldplay menuduh Holmes telah mengambil pinjaman sekitar US$30 juta atau Rp400 miliar dari promotor Live Nation yang berpotensi memengaruhi negosiasi atas nama mereka dengan perusahaan lain.
Coldplay juga menuduh Holmes menghabiskan anggaran untuk tur Music of the Spheres yang dimulai pada Maret 2022. Biaya perjalanan tur konser tersebut membengkak dan mereka menuduh jutaan poundsterling terbuang sia-sia untuk peralatan yang tidak sesuai termasuk 16 tiang panggung yang dipesan lebih dahulu untuk lighting dan video yang menelan biaya US$10,6 juta (Rp164 miliar) tapi tidak dapat berfungsi, dan US$9,6 juta (Rp149 miliar) untuk proyek visual bernama Jet Screen yang terlalu besar tapi hanya berfungsi pada 10 konser di Argentina.
Dalam gugatannya, Coldplay menuduh Homes gagal mengawasi dan mengontrol anggaran tur secara memadai dengan efisien.