Monitorday.com – Saat Siti membawa pulang sepotong kecil lauk dari menu makan bergizi (MBG) di sekolahnya, ia tersenyum lebar. “Ini untuk adik di rumah,” katanya.
Di balik senyum itu, tersimpan cerita tentang keluarga yang jarang menikmati makanan dengan gizi seimbang. Program MBG bukan hanya soal makan siang gratis, tapi secercah harapan bagi banyak anak seperti Siti.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan fakta mengejutkan saat berbicara dalam Rapimnas PIRA di Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025).
Banyak anak yang ingin membawa pulang menu makan bergizi gratis (MBG) yang mereka terima di sekolah. Bukan karena mereka tidak lapar, tetapi karena ingin keluarganya di rumah juga merasakan makanan dengan gizi seimbang.
“Mereka ingat ibu, adik, dan ayah di rumah yang mungkin belum pernah melihat makanan bergizi seperti ini,” ujar Dadan.
Program MBG yang digagas pemerintah menjadi langkah strategis untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak Indonesia. Selama 12 bulan uji coba program ini, hasilnya menunjukkan bahwa 60% anak-anak di wilayah percobaan tidak pernah melihat menu makanan dengan gizi seimbang. Angka ini menjadi cerminan kondisi nyata di masyarakat.
“Bapak Presiden selalu menekankan pentingnya makanan bergizi sebagai strategi besar,” tambah Dadan.
Program ini tidak hanya memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, tetapi juga membangun kesadaran tentang pentingnya pola makan sehat. Sayangnya, di tengah keberhasilan ini, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan program ini. Ia menyebut beberapa kendala seperti keterlambatan pengiriman makanan hingga menu yang belum sepenuhnya memenuhi standar gizi.
Namun, pemerintah tidak tinggal diam.
“Semua catatan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk penyempurnaan di masa mendatang,” tegas Muzani.
Langkah-langkah perbaikan terus dilakukan untuk memastikan setiap anak mendapatkan manfaat maksimal dari program ini.
Bagi anak-anak seperti Siti, MBG bukan hanya sekadar makanan gratis. Itu adalah jembatan menuju kehidupan yang lebih baik, harapan untuk keluarga, dan pelajaran tentang pentingnya berbagi.
Ketika mereka membawa pulang makanan bergizi untuk keluarga, mereka juga membawa pulang rasa syukur dan mimpi akan masa depan yang lebih sehat.
Program ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Meski tantangan masih ada, semangat untuk terus memperbaiki dan memperluas dampak MBG menjadi sinyal positif bagi masa depan gizi anak-anak Indonesia.