Monitorday.com – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan rencana untuk membuka kesempatan bagi masyarakat penyandang disabilitas agar dapat bergabung dengan TNI.
Langkah ini bertujuan memberikan kesempatan lebih luas bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi kepada negara melalui institusi pertahanan tersebut.
“Kita akan adakan pokja, evaluasi, apakah perlu juga disabilitas bisa masuk ke TNI, tujuannya dalam rangka mendukung tugas pokok,” ujar Agus dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.
Agus menjelaskan bahwa gagasan ini muncul setelah dirinya melihat kebijakan serupa yang telah diterapkan oleh Polri, di mana institusi tersebut telah membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk bergabung sebagai anggota kepolisian.
Meski demikian, Agus menegaskan bahwa para penyandang disabilitas yang ingin bergabung dengan TNI tetap harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan tugas yang akan dijalankan di dalam institusi militer.
Selain itu, pihak TNI juga akan melakukan kajian mendalam mengenai jenis tugas dan posisi yang sesuai bagi para penyandang disabilitas dalam struktur organisasi TNI.
“Jadi semua masyarakat punya hak untuk menjadi tentara, tentunya dengan kriteria rekrutmen yang berbeda,” tambahnya.
Sebelumnya, Polri telah lebih dulu membuka jalur khusus bagi penyandang disabilitas untuk menjadi anggota kepolisian. Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan komitmen Polri dalam memberikan kesempatan karier bagi personel penyandang disabilitas sesuai dengan bidang dan minat mereka.
Hal tersebut disampaikan Komjen Pol Dedi dalam pertemuan dengan 16 anggota Polri yang masuk melalui jalur disabilitas di Gedung TNCC Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Para personel penyandang disabilitas yang berasal dari berbagai Polda di Indonesia berkumpul untuk bersilaturahmi dan berdiskusi mengenai peluang karier mereka di kepolisian.
Dalam kesempatan itu, Komjen Pol Dedi memastikan bahwa para anggota akan diarahkan ke bidang yang sesuai dengan kemampuan mereka, seperti teknologi informasi (IT), siber, lalu lintas, reserse kriminal, dan fungsi lainnya. Bahkan, Polri juga siap memfasilitasi personel disabilitas yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Yang penting, rekan-rekan tidak boleh menyerah menghadapi keadaan, juga tidak boleh takut, dan rekan-rekan tetap bagian dari komunitas kepolisian yang kita banggakan,” ujar Dedi.
Komjen Pol Dedi juga mengapresiasi kemampuan para personel Polri penyandang disabilitas, yang terdiri dari 14 pria dan 2 wanita, karena mampu melewati pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) maupun Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) yang terkenal berat.
“Belum tentu mereka yang kita rekrut dalam kondisi fisik normal bisa bertahan dalam pendidikan dasar. Tapi rekan-rekan telah menunjukkan dan membuktikan bahwa ‘saya bisa’,” tutupnya.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah pejabat Mabes Polri juga turut hadir untuk membahas ruang lingkup jabatan yang akan dijalani oleh para anggota penyandang disabilitas di kepolisian.