Connect with us

Review

Korupsi Energi: Pertamina dalam Pusaran Pengkhianatan

Korupsi di Pertamina merusak kepercayaan publik dan mengancam energi nasional. Presiden Prabowo harus bertindak tegas memberantas korupsi demi kesejahteraan rakyat.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Korupsi telah menjadi momok yang terus menghantui pembangunan di Indonesia. Kasus demi kasus terus bermunculan, menodai institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga kepentingan rakyat.

PT Pertamina (Persero), sebagai BUMN strategis yang berperan besar dalam penyediaan energi nasional, kembali terseret dalam pusaran korupsi yang membahayakan kepentingan publik.

Ironisnya, di tengah semangat efisiensi dan transparansi, praktik korupsi tetap menjadi penyakit kronis yang sulit diberantas.

Kasus terbaru pada 2025 terkait dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang menjadi bukti bahwa sistem pengawasan di Pertamina masih rapuh. Tujuh tersangka, termasuk empat pimpinan Subholding Pertamina, menunjukkan bahwa korupsi telah merasuki level elite perusahaan. Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, melainkan pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat.

Fakta ini memperkuat anggapan bahwa reformasi tata kelola energi nasional masih setengah hati.

Kasus ini bukan yang pertama. Pada 2015, dugaan korupsi di Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) terkait pengadaan minyak mentah menjadi tamparan keras bagi upaya transparansi. Pemerintah saat itu membubarkan Petral sebagai langkah korektif, namun ternyata tidak cukup untuk membangun sistem yang kebal dari korupsi.

Lalu, pada 2019, kasus suap proyek pembangunan kilang kembali menodai wajah Pertamina. Pola yang berulang ini membuktikan bahwa reformasi tidak boleh hanya sebatas wacana.

Presiden Prabowo, dengan citra tegas dan janji memberantas korupsi hingga ke Antartika, kini menghadapi ujian besar. Retorika tanpa aksi hanya akan memperpanjang derita rakyat.

Koruptor bukan sekadar pelanggar hukum, tetapi perusak masa depan bangsa. Di negara seperti Korea Utara, korupsi dianggap sebagai pengkhianatan tingkat tinggi yang layak mendapat hukuman berat. Indonesia membutuhkan ketegasan serupa, di mana koruptor tidak hanya dipenjara, tetapi juga dijauhkan dari segala akses terhadap kekuasaan dan fasilitas negara.

Efisiensi dalam pengelolaan energi memang menjadi langkah positif. Namun, efisiensi tanpa pemberantasan korupsi hanya akan menjadi fatamorgana.

Presiden Prabowo harus membuktikan bahwa julukan Macan Asia bukan sekadar simbol, tetapi juga kekuatan nyata dalam menegakkan keadilan. Korupsi di sektor energi bukan sekadar persoalan uang, melainkan ancaman terhadap kemandirian energi nasional.

Setiap rupiah yang dikorupsi adalah hak rakyat yang dirampas, kebutuhan masyarakat yang terabaikan, dan mimpi kesejahteraan yang tertunda.

Momentum perubahan ada di tangan Presiden Prabowo. Tidak ada alasan untuk memberikan karpet merah kepada para koruptor. Hukuman berat, pemiskinan aset, dan pengawasan ketat harus menjadi pilar utama dalam perang melawan korupsi.

Penegakan hukum yang transparan dan tidak pandang bulu akan menjadi fondasi bagi Indonesia yang bersih dan berdaulat. Korupsi di tubuh Pertamina harus menjadi alarm keras bahwa pengawasan dan transparansi adalah harga mati.

Jika korupsi dibiarkan, maka kemiskinan dan ketidakadilan akan terus menggerogoti bangsa ini. Rakyat menanti keberanian Presiden Prabowo untuk mewujudkan janji politiknya. Energi nasional adalah urat nadi kehidupan, dan tidak boleh dikuasai oleh tikus-tikus rakus yang hanya memikirkan kepentingan pribadi.

Waktunya menyalakan bara perlawanan, memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya, dan memastikan bahwa negeri ini benar-benar menjadi rumah bagi keadilan dan kesejahteraan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



Infografis21 minutes ago

Sistem Penerimaan Murid Baru 2025-2026

Sportechment1 hour ago

Piala FA: Pemain Diizinkan Berbuka Puasa di Tengah Laga

News2 hours ago

Rumah Zakat Gelar Silaturahmi dengan Ketua Umum PP. Muhammadiyah

Review3 hours ago

Korupsi dan Ketidakadilan: Luka Bangsa yang Tak Kunjung Sembuh

Review3 hours ago

Korupsi Energi: Pertamina dalam Pusaran Pengkhianatan

News4 hours ago

Sempurnakan P5, Mendikdasmen Bakal Luncurkan P7 Untuk Kuatkan Karakter Siswa

News6 hours ago

Shalat Tarawih Pertama, Ribuan Jamaah Padati Masjid Istiqlal

News8 hours ago

Luar Biasa! Kota London Pasang Berbagai Asesoris Sambut Ramadhan

News10 hours ago

Beda dengan Indonesia, Negara Asia Tenggara Mulai Puasa 2 Maret

News12 hours ago

Kemenag Hadirkan Terjemahan Al Qur’an Versi 30 Bahasa Daerah

News13 hours ago

Debat Sengit di Gedung Putih: Trump Usir Zelensky, Kesepakatan Ukraina-AS Batal

News21 hours ago

Kemenag-Garuda Indonesia Teken MoU Penerbangan Jemaah dan Petugas Haji

Sportechment21 hours ago

Keren! Mario Aji Cetak Sejarah di Moto2 Thailand

News21 hours ago

Kementerian ESDM Wajibkan Kontrak Ekspor Batu Bara Gunakan HBA

Sportechment21 hours ago

Bangun Musala di Rumah, Ivan Gunawan Ajak Teman-teman Salat Tarawih

News21 hours ago

Puncak Peringatan HBII 2025: Mendikdasmen Soroti Pentingnya Bahasa Daerah dalam Pendidikan

News22 hours ago

Jelang Puasa dan Lebaran, Pemerintah Beri Diskon Tiket Pesawat – Tarif Tol

Ruang Sujud22 hours ago

Keutamaan Bulan Ramadhan Menurut Para Ulama

Sportechment22 hours ago

Kapan Timnas Indonesia OTW Australia? Simak Jadwalnya

News23 hours ago

ICC Batalkan Surat Perintah Penangkapan Pemimpin Hamas Mohammed Deif, Apa Alasannya?