Monitorday.com – Pemerintah Indonesia, bersama Save the Children dan Global Partnership for Education (GPE), resmi meluncurkan program KREASI (Kolaborasi untuk Pendidikan Anak Indonesia).
Program ini bertujuan untuk memperkuat sistem pendidikan di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD), dengan fokus pada peningkatan kurikulum, praktik pembelajaran, kepemimpinan sekolah, dan perlindungan anak yang lebih baik.
Peluncuran program KREASI ini juga melibatkan beberapa kementerian terkait, seperti Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Agama (Kemenag), dan BAPPENAS.
Program ini dilaksanakan melalui Save the Children dan sejumlah mitra pelaksana, termasuk Article 33, Ikatan Guru Indonesia (IGI), Yayasan Guru Belajar (YGB), serta Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU), di bawah konsorsium Mitra Pendidikan Indonesia (MPI).
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi masa depan bangsa.
“Dengan meningkatkan kualitas pengajaran, khususnya dalam literasi dan pendidikan karakter di daerah-daerah yang membutuhkan dukungan, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan berkualitas,” ujar Abdul Mu’ti dalam peluncuran program KREASI di Gedung A Kemendikdasmen.
Berdasarkan studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains.
PISA juga menunjukkan bahwa sekitar 25-30% siswa berusia 15 tahun mengalami perundungan di sekolah setiap bulan. Masalah ini semakin menambah urgensi bagi program KREASI untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan inklusif.
CEO Save the Children Indonesia, Dessy Kurwiany Ukar, menjelaskan bahwa program KREASI akan fokus pada pengajaran literasi dan numerasi yang lebih efektif di PAUD dan SD.
“Kami ingin memastikan bahwa pendidikan yang diterima anak-anak tidak hanya sebatas teori, tetapi juga memberi manfaat jangka panjang,” ujarnya.
Program ini juga akan memperbaiki kebijakan dan praktik pengajaran dengan memastikan penerapan kurikulum dan asesmen yang efektif, serta meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Toni Toharudin, menambahkan bahwa guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan akan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di Indonesia.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Saifudian, menyatakan bahwa DPR RI sangat serius dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, termasuk melalui revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini sedang dibahas.
“Kami ingin memastikan bahwa undang-undang yang direvisi dapat memperbaiki kualitas pendidikan dan menciptakan sistem yang lebih baik,” ungkap Hetifah.
CEO GPE, Laura Frigenti, menyatakan bahwa peningkatan kemampuan dasar sejak dini akan memberikan fondasi kuat bagi anak-anak untuk belajar sepanjang hidup mereka.
“KREASI adalah upaya penting untuk memastikan anak-anak, terutama yang berasal dari kelompok rentan, memperoleh keterampilan dasar yang akan membantu mereka di masa depan,” jelas Laura.
Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah dan mitra, program KREASI diharapkan dapat memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan akses ke pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan aman.
Program ini juga diharapkan dapat mentransformasi sistem pendidikan Indonesia, menciptakan generasi yang lebih cerdas, sehat, dan siap menghadapi tantangan global.