Monitorday.com – Pelindo terus mengupayakan transformasi di seluruh pelabuhan agar tercipta efisiensi, produktivitas, dan standardisasi dalam pengelolaan pelabuhan. Diharapkan dengan berbagai langkah tersebut, Pelindo bisa ikut serta menurunkan biaya logistik nasional, terutama memenuhi target sembilan persen pada 2045.
Sejak merger pada 1 Oktober 2021, Pelindo melaksanakan transformasi di sejumlah pelabuhan di Indonesia, termasuk di Indonesia Timur, seperti Makassar, Ambon, dan Sorong. Sejak September 2023 lalu, PT Pelindo mulai mengelola Pelabuhan Ternate (Maluku Utara) dan Merauke (Papua Selatan). Menyusul kemudian Nunukan (Kalimantan Timur) dan Tarakan (Kalimantan Utara).
Secara keseluruhan, menurut Enriany Muis, Kepala Pelindo Regional 4, tranformasi di wilayahnya dilakukan di 13 pelabuhan dan terminal.
“Hasilnya, produktifitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas (TPK) Makassar dan TPK Ambon meningkat dari rata-rata 35 boks per jam per kapal menjadi rata-rata 50 boks per jam per kapal, sehingga port stay kapal di tambatan menjadi satu hari. Sebelumnya, rata-rata masih dua hari,” kata Enriany Muis, Rabu 11 Oktober 2023.
Enriany menambahkan, peningkatan produktifitas bongkar muat juga terjadi pada kegiatan curah kering di Pelabuhan Makassar, seperti bongkaran 40 ribu ton yang semula 12-13 hari sekarang menjadi hanya enam hari.
Makassar kini memiliki tiga HMC (Harbour Mobile Crane). “Kami juga telah membuka trafic flow baru untuk kegiatan curah, yakni dengan menggunakan akses Gate 4 pada Terminal Peti Kemas 1 Makassar.”
Proses transformasi yang dilaksanakan pada pelabuhan di lingkungan PT Pelindo (Persero) meliputi standardisasi pola operasi, pelatihan atau on the job training untuk meningkatkan keterampilan pekerja, sistemisasi atau digitalisasi melalui berbagai aplikasi seperti Phinisi, PTos, dan Tonus, penerapan perencanaan dan kontrol pada jasa pelayanan kapal, jasa pelayanan barang dan jasa pelayanan petikemas melalui Integrated Control Room.
Sebagai contoh, pola operasi di seluruh pelabuhan terminal di Regional 4 sekarang tujuh hari kali 24 jam. “Sebelum transformasi, masing-masing pelabuhan atau terminal punya pola sendiri-sendiri. Kalau di Surabaya pelabuhan mulai bergerak jam enam pagi, di Sorong bisa jam sembilan. Sekarang, semuanya tujuh hari kali 24 jam. Kami sangat dimudahkan dengan adanya standardisasi pola operasi ini,” kata Steven Handoyo, Direktur PT Tanto Line.
Transformasi ini juga membuat kinerja Pelindo Regional 4 meningkat. Sampai Semester 1 2023, jumlah kunjungan kapal dalam satuan GT (Gross Tonnage) mencapai 208.9 juta GT atau naik 11 persen dibanding Semester 1 2022 (188.4 juta GT). Sedangkan trafik barang dalam satuan ton/M3 mencapai 21.5 juta ton/M3 atau meningkat 57 persen dari 13.7 juta ton/M3.
Jumlah peti kemas yang dibongkar muat pada Semester 1 2023 mencapai 1.07 juta TEUs, naik satu persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1.06 juta TEUs. Pada periode yang sama, jumlah penumpang naik 24 persen menjadi 3.2 juta orang, dari 2.6 juta orang.
“Dengan transformasi dan capaian Pelindo Regional 4 tersebut, kami berhadap dapat turut berkontribusi aktif pada pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkas Enriany.