Mungkin ada sejumput perasaan dalam diri kita yang membuat kita merasa bahwa kehidupan yang kita jalani saat ini tidak seindah atau sebahagia seperti kehidupan orang lain. Terkadang kita cenderung memandang rumput tetangga lebih hijau daripada milik kita sendiri. Tapi apakah yang terlihat oleh mata selalu mencerminkan kenyataan?
Dalam budaya Jawa, ada pepatah yang mengatakan, “Urip iku mung sawang sinawang. Mula aja mung nyawang sing kesawang.” Artinya, hidup hanya tentang melihat dan dilihat. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak hanya melihat dari apa yang terlihat. Jangan terjebak dalam perbandingan yang mungkin tidak sehat. Sebaiknya, mari bersikaplah qanaah…
Setiap orang memiliki kehidupan mereka sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ketika kita menginginkan kehidupan seperti orang lain, ada kemungkinan bahwa ada orang lain yang juga menginginkan kehidupan seperti kita. Apakah itu tidak sia-sia dan melelahkan jika kita terus-menerus membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain? Apakah dunia ini tidak terlalu menipu? Sesuatu bisa terlihat indah sebelum kita memiliki itu, tetapi saat sudah kita miliki, rasanya hanya biasa-biasa saja. Jadi, mari bersikaplah qanaah…
Qanaah, seperti yang dijelaskan dalam karya “Al Qonaah” karya As Syaikh Abdullah bin Ibrahim Dawud, adalah sikap menerima dan merasa puas dengan pemberian Allah dalam kehidupan kita, baik itu sedikit atau banyak. Kita menyerahkan segala urusan kita kepada Tuhan, karena Dia lebih tahu apa yang terbaik untuk kita, dan Dia lebih penyayang terhadap kita daripada diri kita sendiri.
Jadi, bersikaplah qanaah… Semoga kita menjadi orang-orang yang bersyukur. Ingatlah firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S Ibrahim : 7). Dengan bersyukur dan menerima apa yang kita miliki, kita bisa mencapai kedamaian dalam hidup ini.