Monitorday.com – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan batas minimal capres-cawapres boleh di bawah 40 tahun asalkan pernah atau sedang menjabat kepala daerah. Hal ini membuat isu politik dinasti menguat di publik, karena keputusan tersebut dinilai sebagai karpet merah bagi Gibran Rakabuming Raka, Putra Jokowi untuk lolos menjadi Cawapres.
Pengamat politik, yang juga pendiri lembaga survei Charta Politika, Yunarto Wijaya merespon soal isu politik dinasti ini. Dalam poster berisi tulisan yang diunggah di akun instagram pribadinya, @yunartowijaya, pada Senin (16/10), ia menyinggung soal aktor intelektual dalam situasi politik saat ini.
Yunarto tidak menyebutkan nama dalam postingannya. Namun, ia memberikan petunjuk sosok yang dia maksud. Yunarto mengaku mengetahui aktor intelektual di balik skenario politik dinasti tersebut. Dia bahkan mengaku pernah diajak untuk dilibatkan dalam skenario itu.
“3 Periode, Perpanjangan PeriodeKemudian Anaknya, Lewat IparnyaLalu kita masih bertanya siapa aktor intelektualnya??? Saya adalah salah 1 pihak yang pernah diminta untuk bantu gol-kan hal-hal tersebut dan saya menolak semuanya, Karena saya bukan penganut Harmoko-isme,” tulis Yunarto.
Pada postingan tersebut, Yunarto juga menambahkan quote dalam bahasa latin ‘Qui totum vuit totum perdit’ dalam caption postingannya yang dalam Bahasa Indonesia berarti ‘Ia yang menginginkan segalanya akan kehilangan segalanya’.