Connect with us

Ruang Sujud

Doa Dan Cinta Para Nabi Untuk Umatnya

Avatar

Published

on

Setiap nabi yang dikirim oleh Allah Azza Wa Jalla diberi jaminan bahwa permohonannya pasti akan dikabulkan. Momen ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi mereka untuk memperjuangkan kebenaran dan menegakkan ketetapan Allah. Beberapa dari mereka menggunakan kesempatan ini untuk menantang umat yang tidak mendengarkan pesan mereka, sedangkan yang lainnya menggunakannya untuk menghadapi kesulitan dalam misi mereka.

Contohnya, Nabi Nuh yang dengan sabar mendakwahkan ajaran Tuhan selama hampir satu ribu tahun, akhirnya merasa putus asa dengan sikap tidak responsif umatnya. Dalam keputusasaannya, ia memohon kepada Allah, “Ya Allah, jangan biarkan seorang kafir pun bertahan di bumi ini.” Akibatnya, Allah menghancurkan masyarakatnya yang menolak kebenaran.

Sementara itu, Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar utusan terakhir, yaitu Nabi Muhammad, lahir dari keturunannya. Sebagaimana yang dikatakan Nabi Muhammad sendiri, “Aku adalah doa dari ayahku, Ibrahim.” Begitu juga, Nabi Musa memohon agar Fir’aun tidak mendapat hidayah, dan akhirnya Fir’aun meninggal dalam keadaan hina. Nabi Sulaiman juga memohon kekuasaan yang tidak diberikan kepada siapa pun sebelumnya, dan Allah mengabulkan permintaannya.

Namun, Nabi Muhammad berbeda. Ia memilih untuk tidak menggunakan jaminan yang diberikan Allah untuk dirinya sendiri di dunia ini. Ia menyimpannya sebagai harta yang akan digunakan untuk umatnya di hari penghakiman. Doanya adalah, “Ya Allah, ampunilah umatku.” Ini menunjukkan rasa cinta dan belas kasihnya yang besar terhadap umatnya.

Nabi Muhammad mengatakan, “Setiap orang yang mempercayai dan mengikuti ajaranku, Allah akan mengampuni mereka. Setiap Muslim, bagaimanapun berdosa mereka, pada akhirnya akan masuk Surga.” Dengan demikian, Nabi Muhammad menyelamatkan jaminan doa ini bagi umatnya, menunjukkan rasa kasih sayang yang tak terbatas yang ia miliki untuk seluruh umat manusia.

Dalam cerminan kecintaan dan pengorbanannya yang besar, Nabi Muhammad memilih untuk tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi untuk memikirkan keberuntungan akhirat umatnya. Hal ini mengajarkan kepada kita pentingnya cinta dan kesetiaan dalam memperjuangkan kebaikan bagi semua.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



Monitor55 mins ago

Selain Dampak, Menteri Basuki Sebut Ada Perbedaan WWF di Bali

Monitor1 hour ago

Prof Salim Said Tutup Usia, Cerita Masa Kecil Yang Tak Terungkap?

Review7 hours ago

Karen, BJR, dan Pentingnya Komisaris Independen

Sportechment7 hours ago

Persib Otw Final Championship Series Liga 1 Usai Cukur Bali United

Monitor8 hours ago

Hadapi Perubahan Zaman yang Dinamis, Bamsoet Minta Pendidikan Harus…

Monitor10 hours ago

Jenis Kejahatan Paling Banyak Dilaporkan di Indonesia, Mana Paling Tinggi?

Sportechment12 hours ago

Dikabarkan Dekat dengan Putri Ferry Maryadi, Ini Aset-Karir Rizwan Anak Sule

Ruang Sujud12 hours ago

Jangan Salah Pilih! Berikut 4 Tips Pilih Hewan Kurban Yang Benar!

Pangan13 hours ago

Mantan Direktur BNI Jadi Direktur Utama ID Food, Siapa Dia?

Pangan13 hours ago

Bulog Serap Ribuan Ton Jagung dari Petani, Gini Caranya!

Monitor14 hours ago

Tanggapi Upaya Prabowo Merangkul Semua, Herdropriyono Malah Bilang Begini

Migas14 hours ago

Keren! PLN Sulap Batang Singkong Jadi Biomassa untuk PLTU

Pangan14 hours ago

BDKR Bagikan Dividen Rp 23,79 Miliar, Catat Tanggalnya!

Kehutanan15 hours ago

Perhutani Kerjasama Dengan Pabrik Gula , Bisakah Swasembada Gula Tercapai?

Ruang Sujud15 hours ago

Warga Israel Injak-Injak Indomie, Bagaimana Respon Pemerintah?

Monitor17 hours ago

Potensi Konflik Kepentingan, Komposisi Pansel KPK Tak Ideal

Ruang Sujud18 hours ago

8 Hal Ini Tidak Boleh Kamu Lakukan Saat Beribadah Haji

Sportechment18 hours ago

Viral Foto Dugaan Nikah Lagi, Cinta Penelope Langsung Klarifikasi

Sportechment18 hours ago

Mulai 2027 MotoGP Bakal Ubah Aturan Balapan, Ini Tujuannya

Monitor23 hours ago

Prabowo Mau Rangkul Semua Pihak, Hendropriyono: Agak Lain?