Monitorday.com – Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang Januari hingga September 2023 sudah 75,2 persen atau Rp 1.053,1 triliun dari target Rp 1.400 triliun. Sebanyak 51,8 persen atau Rp 545,8 triliun di antaranya direalisasikan di luar Jawa.
Sementara, realisasi investasi di Jawa hanya Rp 507,3 triliun atau 48,2 persen. Dijabarkan, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dari Januari sampai September 2023 paling banyak di Jawa Barat sebesar 6,3 miliar dolar AS, disusul Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Maluku Utara, dan Banten. Sedangkan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) paling banyak di DKI Jakarta sebesar Rp 74,7 triliun. Lalu Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, dan Kalimantan Timur.
Secara keseluruhan, realisasi investasi baik PMA maupun PMDN banyak dilakukan di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, serta Banten. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengapresiasi banyaknya daerah di luar Jawa yang masuk lima besar.
“Luar biasa sekali. Jadi pemerataannya (investasi) patenlah, ya,” kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (29/10/2023).
Pemerataan itu, kata dia, menunjukkan investasi semakin berkualitas. “Investasi berkualitas itu cirinya, keseimbangan PMA dan PMDN, lalu (keseimbangan) realisasinya di Jawa dan Luar Jawa, dan berkolaborasi dengan pengusaha dalam negeri,” jelas Bahlil.
Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi sebesar Rp 374,4 triliun pada kuartal III 2023. Angka itu tumbuh 21,6 persen dibandingkan capaian periode sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Sementara, realisasi investasi sepanjang Juli-September 2023 itu tumbuh 7 persen dibandingkan capaian pada kuartal sebelumnya (q to q). Pada periode itu, tenaga kerja lokal yang terserap sebanyak 516.467 orang.
“Ini kuartal paling krusial yang akan menentukan apakah target investasi 2023 tercapai apa tidak,” ujar Bahlil.