Monitorday.com – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi di sektor minyak dan gas (migas) khususnya petrokimia hanya mencapai Rp 14,9 triliun pada kuartal III-2023.
Untuk itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut bahwa investasi hilirisasi disektor tersebut harus digenjot dalam rangka menekan impor.
Menurut saya ini masih kurang. Kita harus dorong untuk metanol, etanol, LPG karena kita masih impor 7 juta ton per tahun. Subsidi kita diperkirakan untuk gas LPG tahun ini bisa menembus hampir Rp 100 triliun,” ujar Bahlil dalam Konferensi Pers, Jumat (20/10).
Selain itu, menurutnya, pemerintah juga perlu mencari alternatif lain untuk membangun industri migas khususnya dalam memenuhi kebutuhan LPG tanpa harus melakukan impor. Hanya saja, dengan catatan, LPG yang dikembangkan di dalam negeri tidak lebih mahal dari LPG impor.
“Bapak Presiden sudah memerintahkan agar segera mencari alternatif untuk kita membuat LPG. Tetapi Pertamina memang harus fair juga. Jangan harga beli LPG impor lebih mahal dari LPG yang dibangun di dalam negeri,” katanya.
Adapun, Kementerian Investasi/BKPM akan melakukan koordinasi dengan PT Pertamina (Persero) terkait hal tersebut.
” Ini enggak mungkin industri kita maju, kita akan dorong, kita akan bicarakan sama Pertamina kalau tidak ya kita membuka opsi untuk yang lain juga bisa mengadakan. Jangan monopoli tapi mahal untuk apa?,” imbuh Bahlil.