Adab dan akhlak merupakan aspek penting dalam hidup manusia. Ini mencakup tindakan baik terhadap Allah, Rasul-Nya, diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Seorang Muslim sejati akan menunjukkan akhlak yang baik, yang akan meningkatkan martabatnya di mata Allah, Rasul-Nya, dan manusia.
Dalam Islam, akhlak yang baik dianggap sebagai indikator kekuatan iman seseorang. Rasulullah Muhammad SAW pernah mengatakan, “Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” Keberhasilan dalam mengembangkan akhlak yang baik sangat penting dalam Islam, karena ini adalah salah satu tujuan utama kenabian. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik di tengah masyarakat.
Namun, saat ini, masalah mendasar yang dihadapi umat Islam adalah kurangnya perhatian terhadap ilmu dan akhlak. Ilmu sering diabaikan dalam konteks nilai-nilai akhlak. Hal ini mengakibatkan hilangnya akhlak, seperti yang dijelaskan oleh Al-Attas sebagai “the loss of adab.”
Mengutip Hadrarusy Syaikh Hasyim Asyari dalam “Adab Al-Alim Wa Al-Muta’allim,” dia mengatakan bahwa tauhid (kepercayaan kepada Allah) memerlukan iman, iman memerlukan syariat (hukum Islam), dan syariat memerlukan akhlak. Jadi, jika seseorang tidak memiliki akhlak yang baik, maka pada dasarnya dia kehilangan syariat, iman, dan tauhid.
Ini menunjukkan bahwa memiliki ilmu tanpa akhlak yang baik adalah tidak mencukupi dalam Islam. Akhlak yang baik adalah bagian integral dari keimanan dan syariat. Dalam Quran, kita juga diajarkan untuk tidak sombong dan angkuh, seperti yang disebutkan dalam Surat Luqman ayat 18-19. Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan menyombongkan diri. Kita juga diajarkan untuk berlaku adil, melakukan kebaikan, memberi kepada keluarga, dan menjauhi perbuatan keji dan permusuhan (QS. An-Nahl [16]: 90).
Terlepas dari seberapa banyak ilmu yang seseorang pelajari, jika dia tidak memiliki akhlak yang baik, ilmunya menjadi tidak berarti. Ilmu yang tidak diiringi dengan akhlak yang baik dapat menjadi beban. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk berusaha mengembangkan akhlak yang baik selaras dengan peningkatan ilmu.
Syaikh Shaleh bin Hamd Al Ushoimy memberikan nasehat yang bijaksana, bahwa orang yang mampu membentuk akhlak dengan baik lebih berharga daripada mereka yang memiliki banyak ilmu tetapi kurang peduli terhadap akhlak. Kualitas akhlak yang baik adalah tanda kesempurnaan. Oleh karena itu, keberkahan ilmu tergantung pada akhlak yang baik, dan keberkahan tidak akan menyatu dalam perilaku yang kurang beradab.
Secara keseluruhan, penting untuk mengakui bahwa ilmu dan akhlak adalah dua aspek yang tak terpisahkan dalam Islam. Ilmu yang diperoleh harus disertai dengan akhlak yang baik, karena ini adalah fondasi yang kuat bagi kehidupan yang benar-benar Islami.