Connect with us

Asuransi

Direksi dan Komisaris PT Jamkrindo Jajal Kereta Cepat, Abdul Bari: Ini Simbol Kemajuan

Renold Rinaldi

Published

on

Monitorday.com – Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) dinilai merupakan lompatan penting dalam sejarah transportasi di Indonesia. Direktur Kelembagaan dan Layanan PT Jamkrindo Abdul Bari mengatakan pelanggan yang menggunakan kereta cepat bukan hanya mendapat kemewahan fasilitas, tapi juga efisiensi waktu.

Abdul Bari bersama jajaran Direksi, Komisaris dan pegawai PT Jamkrindo menjajal kereta cepat pada Sabtu (28/10). Dirinya menyebut headway Whoosh sangat tepat waktu.

Perjalanan dari Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang hanya ditempuh dalam waktu 25 menit. “Bayangkan, kita biasanya ke Bandung kalau weekend itu bisa 3-4 jam, bahkan lebih kalau macet. Dengan kereta cepat hanya butuh waktu 25 menit, sudah dapat fasilitas mewah,” kata Bari.

Namun demikian, menurut Abdul Bari ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Seperti kereta feeder dari Stasiun Padalarang atau Stasiun Tegalluar ke pusat Kota Bandung yang perlu ditambah jam operasional dan armadanya.

“Kita dihadapkan dengan simplikasi keadaan dari semua aktivitas yang efektif, efisien dan berkemajuan. Pembangunan kereta cepat adalah salah satu keputusan strategis dan perlu evaluasi berkelanjutan untuk kesinambungan bersama ekosistem penyertanya,” tutur Bari.

Bari menambahkan, untuk menarik penumpang, ada sejumlah faktor yang memengaruhi, seperti tarif yang terjangkau, kemudahan mengakses stasiun, integrasi antarmoda, keamanan, dan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi.

“Kendala akan selalu ada, tapi itu bukan sesuatu yang berarti. Saya yakin Kereta cepat ini akan menjadi andalan bagi masyarakat yang ingin mencari efektivitas waktu, kemudahan dan sekaligus kemewahan, ini adalah simbol kemajuan bagi bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat melaju maksimal dengan kecepatan 350 km/jam. Di beberapa kesempatan Presiden Joko Widodo optimistis kereta cepat bisa menarik pengguna kendaraan pribadi. Dengan begitu, kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek dan Bandung, yang disebut Presiden hampir Rp 100 triliun per tahun, bisa ditekan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



Monitor5 seconds ago

IFG Life Gandeng Banyak Perusahaan Pelat Merah, Mau Ngejar Apa?

Migas7 mins ago

Pertamina Hulu Rokan Penghasil Migas Terbesar di Indonesia, Segini Produksinya Perhari

Monitor31 mins ago

Indonesia Jadi Negara dengan Kampus Terbanyak, di Posisi Berapa?

Monitor44 mins ago

Salah Besar Pendidikan Tinggi Disebut Kebutuhan Tersier, Ini Catatan JPPI

Pariwisata1 hour ago

InJourney Group Gercep, Serahkan Bantuan Tanggap Darurat Bencana Sumbar. Apa Saja Rinciannya?

Pariwisata1 hour ago

De Javu, Menko Luhut Bakal Kembali Temui Elon Musk. Bahas Apa?

Monitor1 hour ago

OJK Berantas 915 Entitas Keuangan Ilegal, Mana Terbanyak?

Monitor2 hours ago

Cek Kekayaan Jokowi dan Ma’ruf Amin dari 2019 hingga 2023

Pariwisata2 hours ago

3 Daya Tarik Anjungan Sarinah yang Gak Banyak Orang Tahu

Telekomunikasi3 hours ago

TelkomGroup Siap Mendukung World Water Forum 2024 di Bali

Monitor3 hours ago

RUU Penyiaran Jadi Polemik, Menkominfo Tak Ingin Ada ‘Wajah Baru’ Pembungkaman Pers

Review4 hours ago

Upaya PPA dalam Mengembalikan Kejayaan BUMN

Ruang Sujud4 hours ago

Kocak! Belasan Tentara Israel Masuk Rumah Sakit Gara-gara Hewan Ini

Asuransi5 hours ago

Demi Optimalisasi Bisnis, Jamkrindo Teken Kolaborasi dengan Kantor Berita Antara

Monitor5 hours ago

Singkat Padat, Ini Paparan Prabowo di Qatar Economic Forum 2024

Monitor6 hours ago

Bamsoet Gelar Rapat Gabungan, Ada Apa ini?

Monitor6 hours ago

Desy Ratnasari Mengaku Siap Dinikahi, Jika..

Pariwisata7 hours ago

Blusukan ke Hutan Bambu Penglipuran, Ini yang Dilakukan Tim TJSL Angkasa Pura II

Telekomunikasi7 hours ago

Penyelesaian Konflik KBN-KTU Dorong Kepercayaan Investor

Telekomunikasi8 hours ago

Telkom Bangun Kabel Laut Dorong Pertumbuhan Digital di Asia Pasifik