Kisah keberanian Ali bin Abu Thalib dalam menaklukkan benteng Khaibar adalah salah satu momen heroik dalam sejarah Islam yang penuh inspirasi. Rasulullah SAW mengutus para sahabatnya untuk menaklukkan benteng tersebut, dan setelah dua percobaan yang gagal oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khaththab, Ali bin Abu Thalib menjadi pilihan Rasulullah untuk misi berikutnya.
Benteng Khaibar dijaga ketat oleh penduduk Yahudi yang kuat dan bersenjata. Ali bin Abu Thalib sendiri sedang mengalami sakit mata pada saat itu, tetapi tekadnya untuk menaklukkan benteng tersebut tak tergoyahkan. Rasulullah, dengan penuh kasih, merawat matanya dan memberinya panji perang berwarna putih yang merupakan simbol kemenangan.
Dengan panji tersebut di tangan dan semangat yang membara, Ali bin Abu Thalib maju menuju benteng Khaibar. Meskipun penghuni benteng itu keluar untuk menghadangnya, Ali bin Abu Thalib tidak gentar. Dalam pertempuran sengit, salah seorang Yahudi berhasil mencabut perisai Ali, tetapi Ali segera mengambil pintu gerbang benteng untuk membentengi dirinya dari serangan musuh.
Ali bin Abu Thalib memegang pintu gerbang dengan kekuatan luar biasa, menghadapi serangan musuh dengan penuh keberanian. Allah SWT akhirnya memberikan kemenangan padanya, dan Ali berhasil menaklukkan benteng Khaibar. Setelah kemenangan tersebut, Ali melepaskan pintu gerbang yang sangat berat tersebut, dan kemenangan itu menjadi kenyataan.
Kisah ini merupakan bukti nyata keberanian, tekad, dan kekuatan iman Ali bin Abu Thalib. Meskipun dalam kondisi fisik yang kurang sempurna, dia tidak pernah menghindar dari tanggung jawab dan tugas yang diberikan Rasulullah. Dengan bimbingan Allah dan kekuatan imannya, Ali bin Abu Thalib mampu mengatasi tantangan yang sangat sulit, membuktikan bahwa kemenangan dapat dicapai melalui keberanian dan kekuatan iman yang tak tergoyahkan.