News
Hadiri Silaknas ICMI di Makasar, Prof Sutarman: Momentum Persatuan Umat
Published
1 year agoon
By
Natsir AmirMonitorday.com – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) sukses menggelar rapat dan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) di Makassar, Jum’at-Ahad, 3-5 Oktober 2023.
Ketua ICMI Orwil Jabar, Prof Sutarman meyebutkan silaknas ini menjadi momentum persatuan umat di tengah hiruk pikuk problematika dunia islam, baik nasional hingga dunia sedang dalam kondisi yang tidak baik.
Menurut Prof Sutarman, tugas cendekia saat ini tidak perlu membangun ego sektoral yang hanya membuang energi dan sejatinya menumpahkan seluruh pemikiran dan tenaga untuk menyatukan berbagai perbedaan agar umat harus bersatu, bermarwah untuk menghadapi dinamika ini.
Soal persatuan umat, Prof Sutarman menyoroti berita mengenai apa yang terjadi di Palestina sungguh menyayat hati. Korban jiwa yang terus berjatuhan kini bahkan lebih banyak dari anak-anak. Rasanya hampir putus asa melihat apa yang terjadi di sana.
Tak boleh ada kata putus asa untu terus bersuara soal palestina, hal yang paling lemah yang dilakukan seorang Muslim adalah doa.
” Kita tidak boleh lelah meminta kepada Allah SWT yang Maha Kuasa untuk menyelamatkan saudara-saudara di Palestina. Satu hal yang insya Allah pasti terjadi, mereka yang gugur di perang di jalan Allah SWT, akan dijanjikan surga,” ucap Prof Sutarman
“Meninggal dalam keadaan syahid. Itu mengapa jika kita lihat di berita-berita setiap ada keluarga yang meninggal akibat serangan Israel, para keluarga Palestina ini akan mengucap syukur alhamdulillah di tengah derai tangis mereka. Saya yakin insha Allah, kemerdekaan milik mereka yang berjuang dan bersabar hingga kemenagan itu datang,” tambahnya.
Selanjutnya, Prof Sutarman mengajak siapaun untuk memberikan dukungan kepada Palestina, baik doa hingga bantuan dana kepada Palestina.
Selain palestina, Prof Sutarman mengatakan ICMI Orwil Jabar sejauh ini telah menjadi mitra yang baik bagi Pemerintah Jabar untuk menyukseskan upaya pemerintah untuk menyelesaikan berbagai problematika di Jabar.
Prof Sutarman pun menguraikan terdapat 5 program unggulan yang diputuskan Silakwil ICMI Orwil Jabar, berdasarkan isu strategis yang menjadi perhatian yaitu tentang Stunting, lingkungan hidup, ketahanan pangan, pendidikan dan moderasi beragama. Untuk 3 program unggulan sudah dilaksanakan dalam bentuk FGD dan Diskusi publik.
Program unggulan ke 4 adalah menyangkut isu strategis sektor pendidikan yang harus secepatnya mendapat perhatian, diantaranya: Pertama, lama sekolah penduduk Jabar untuk laki 8.93 tahun dan perempuab 8, 23 tahun, jadi wajib belajar 9 tahun pun masih belum tercapai. Kedua, APK SMA sederajat baru mencapai 78, %, masih perlu upaya keras agar bisa meningkat. Ketiga, Kurangnya keberpihakan terhadap eksistensi sekolah-sekolah swasta pada tingkat SMA sederajat, terbukti sekolah-sekolah negeri menerima peserta didik baru melampaui kapasitas yang dimiliki sekolah negeri, terbukti menerima peserta dudik baru secara multi gelombang, sehingga murid yang sudah daftar di sekolah swasta, banyak pindah ke negeri.
Padahal sekolah swasta pun sudah berperan dalam meningkatkab kecerdasan bangsa. Masalah tersebut juga terjadi pada tingkat perguruan tinggi.
Carut marut PPDB sekolah negeri, setiap tahun tak juga kunjung selesai, seolah tak ada solusi efektif untuk menyelesaikannya. Guna mengatasinya, ICMI Orwil Jabar mengusulkan:
- Gubernur adalah merupakan pilihan rakyat Jawa Barat, jangan berkelit bahwa domain Pemprov hanya mengurusi SMA dan sederajat, tapi harus mencakup semua rakyat Jabar.
- Bagaimana koordinasi dengan Pemkab dan Pemkot yang mengurusi TK SD sampai SMP, karena kinerja gubernur dalam sektor pendidikan, sejatinya melingkupi semua tingkat.
” Alhamdulillah, sudah banyak capaian dan penghargaan yang diraih Gubernur Jabar, tapi untuk sektor pendidikan belum pantas dinyatakan juara,” beber Prof Sutarman.
” Persoalan keumatan tentu banyak sekali, kita berupaya menyelesaikannya sesuai kemapuan masing-masing orwil,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Prof Sutarman juga menelisik soal problematika lainnya adalah tahun politik yang sudah memanas. Bahkan, panasnya politik melebih suhu cuaca saat ini.
Prof Sutarman sangat menyambut baik inisiasi Ketua Umum ICMI, Arif Satria menggelar Silaknas yang dirangkai dengan dialog cendekia yang mewadahi 3 Capres sehingga visi, misi dan strategi mereka, khususnya dalam membangun timur Indonesia telah disampaikan oleh 3 Putra terbaik bangsa.
Bagi Prof Sutarman, acara dialog yang bertemakan ‘Membangun Indonesia Dari Timur’ itu pun menjadi momentum persatuan umat.
“Alhamdulillah, kita bisa melihat bagaimana 3 Capres telah menyampaikan gagasan terbaik untuk membangun bangsa ini,” ucap Prof Sutarman
Lebih lanjut, Guru Besar Telkom University ini pun menilai gesekan menjelang tahun politik 2024 sudah semakin terasa, perang baliho, saling serang dari netizen di media sosial ikut meramaikan dinamika ini.
Tahun 2024 bisa diibaratkan sebagai Padang Kurusetra di kancah perpolitikan Indonesia. Pada tahun tersebut, pemilu akan digelar secara serentak. Tak pelak banyak pihak mengatakan bahwa tahun 2024 adalah tahun politik Indonesia.
Kegiatan tersebut telah mengundang tiga capres potensial kontestan Pilpres 2024. Baik Ganjar, Anies maupun Prabowo yang telah memaparkan gagasan dalam membangun Indonesia timur.
ICMI Orwil Jabar sejauh ini berusaha mewujudkan pemilu sebagai pesta demokrasi yang mengasyikkan bagi seluruh lapisan masyarakat .
Prof Sutarman mewanti-wanti agar warga masyarakat khususnya umat Islam tidak bertengkar karena berbeda pilihan atau pandangan politik. Agenda 5 tahunan (pemilu) itu disebutnya merupakan kesempatan dalam memilih pemimpin yang tentunya peduli kepada kesejahteraan warga masyarakat.
“Kalau berbeda pilihan harus saling menghormati karena pemilu itu hanya event lima tahunan. Jangan sampai karena beda pilihan justru membuat tali silaturahmi renggang atau saudara saling bermusuhan,”terangnya.
Prof Sutarman juga kembali mengingatkan kepada umat agar nantinya dapat memilih pemimpin yang konsisten bekerja untuk masyarakat dalam berbagai hal.