“Hari ini, jika Anda memperhatikan situasi kami dahulu, Anda akan mengetahui bahwa beberapa dari kami berdiri di sini karena kelaparan. Saya juga termasuk di antaranya. Rasa lapar telah membuat saya menderita. Saya terpaksa berbaring di sini, kadang-kadang mencoba menenangkan perut yang kosong dengan menekannya ke tanah atau bahkan mengikat perut saya dengan batu,” ungkap Abu Hurairah.
Abu Hurairah duduk di tepi jalan, menunggu seseorang yang mungkin akan mengajaknya berbicara. Dia berharap orang itu akan membawanya ke rumahnya dan memberinya makanan, sebagaimana yang sering ia lakukan untuk menghormati tamunya.
Masa menunggu itu, Abu Bakar dan Umar bin Khattab melewati tanpa menghiraukannya. Harapan Abu Hurairah hampir pupus. Namun, kemudian datang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang dengan cepat memahami keinginannya yang tersembunyi.
Rasulullah berkata, “Wahai Abu Hurairah, ayo ikut saya.”
Sesampainya di rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Hurairah diperintahkan untuk membagikan makanan kepada orang-orang di ahlus suffah (orang-orang yang menjadi tamu Allah). Dia berkeliling dengan mangkuk makanan, memberikannya kepada setiap orang di ahlus suffah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tersenyum dan berkata, “Sekarang hanya kita berdua yang belum makan.”
“Silakan makan,” perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Abu Hurairah segera memulai makan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berkata, “Teruslah makan. Jangan berhenti.”
Hingga akhirnya, Abu Hurairah berkata, “Ya Rasulullah, sekarang perut saya sudah kenyang.”
Pada akhirnya, Abu Hurairah memakan sisa makanan di mangkuk tersebut. []