MONITORDAY.COM – Perbincangan mengenai Kristen Muhammadiyah sempat menjadi trending topic di media sosial. Hal ini terjadi selepas Bedah Buku berjudul Kristen Muhammadiyah yang menghadirkan Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Menurut Fajar Riza Ul Haq penulis buku Kristen Muhammadiyah, banyak kesalahpahaman terhadap istilah Kristen Muhammadiyah yang datang dari pihak yang belum membaca buku tersebut. Hal ini disampaikan Fajar dalam Diskusi Virtual yang diselenggarakan oleh Hati Pena TV pada Kamis, 9 November 2023.
Fajar menambahkan bahwa banyak yang tidak sepakat untuk menyandingkan istilah Kristen dengan Muhammadiyah, karena Kristen itu agama sedangkan Muhammadiyah itu organisasi. Menurutnya istilah Kristen Muhammadiyah tidak bermaksud melakukan sinkretisme atau subordinasi, namun upaya saling memahami antara umat Kristen dan Muhammadiyah.
“Kristen Muhammadiyah bukan istilah yang saling mensubordinasi, namun Krismuha adalah bagaimana muslim dan Katolik yang berinteraksi dengan Muhammadiyah, mereka bisa memahami Muhammadiyah. Kristen Muhammadiyah bukan Identitas Keagamaan, Namun Identitas Sosial. Sekolah-sekolah Muhammadiyah berperan penting menanamkan keIndonesiaan di Indonesia Timur,” tuturnya.
Dia menambahkan bahwa adanya fenomena Kristen Muhammadiyah berhasil mematahkan teori benturan peradaban antara muslim dengan Kristen yang digagas oleh Samuel P. Huntington dan Bernard Lewis. Alih-alih benturan peradaban, Kristen Muhammadiyah justru cocok dengan teori intelektual asal Colombia Richard Bulliet dimana Islam dan Kristen bisa hidup berdampingan.
“Peradaban Islam dan Kristen bisa hidup berdampingan menurut intelektual asal Colombia Richard Bulliet, tidak seperti teori Samuel P. Huntington dan Bernard Lewis yakni benturan peradaban. Dalam sejarahnya, Islam dan Kristen pernah hidup berdampingan dalam sebuah peradaban yang disebut Islamo Christian di timur tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara,” pungkasnya.