Monitorday.com – Wakil Komandan Komunikasi TKN Prabowo-Gibran Fahri Hamzah menyindir sebagaian pihak yang belum apa-apa sudah mengangkat narasi kecurangan. Padahal masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) saja belum di mulai.
Hal ini dikatakan Fahri menanggapi adanya tudingan kecurangan yang dialamatkan ke pasangan Prabowo-Gibran, yang dituding akan melibatkan aparat untuk kemenangan.
Menurut Fahri, tudingan tersebut tidak berdasar, karena ‘pertandingannya’ saja belum di mulai. Lagipula, kata Fahri, apabila tudingan tersebut dasarnya karena Prabowo-Gibran dianggap mendapat dukungan dari Presiden, maka potensi kecurangan justru ada di semua kubu.
“Ini kita jadi lemes nih. Kalau teman-teman sebelum bertarung kita udah saling menyalahkan. Belum bertarung kita ini. Udah gitu bertarungnya juga gak jelas, semua ada dalam kabinet. Yang mungkin curang semua ada dalam kabinet. bagaimana kita mengatur permainan seperti ini,” kata Fahri dalam acara ILC, dilihat Jumat (17/11).
Fahri pun menyindir pendukung capres-cawapres yang mengaku oposisi tapi masing-masing masih ada di kabinet Jokowi. Menurut dia, hal ini akan menjadikan kontestasi Pilpres ini tidak jelas arahnya.
“ini juga pertarungannya jadi tidak mantep. Partai ini tiga-tiganya ada dalam kabinet. Terus narasi kita ini kacau. Ini dibilang ada oposisi, perubahan dan sebagainya. Eh kalau orang mau oposisi mentalnya juga harus oposan. Berani gak bikin keputusan keluar dari kabinet? Kami lawan kabinet! Begitu mental oposisi” tegasnya.
Terkait isu kecurangan, Fahri menyebut, apabila kecurangan didasarkan pada dugaan penggunaan alat negara untuk kemenangan, maka potensi kecurangan justru lebih besar terjadi di Pilpres 2019. Karena dulu yang mencalonkan adalah Presiden yang sedang menjabat.
“Kalau bicara curang mana yang lebih curang pemilu 2019 dengan pemilu 2024. Pemilu 2019 itu presidennya adalah tidak boleh cuti. Dia adalah kandidat. Dia yang akan jadi presiden lagi. Seluruh birokrasi sipil dan militer tahu bahwa dia akan terpilih lagi,” tegasnya.