Monitorday.com – Anggota Komisi III DPR RI, Muhammad Nasir Djamil, mengusulkan agar grup musik Sukatani diangkat sebagai Duta Polri untuk membantu mengembalikan citra Polri yang lebih baik.
Usulan tersebut disampaikan Nasir sebagai respons atas pernyataan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo terkait lirik lagu “Bayar Bayar Bayar” yang viral di media sosial.
“Saya usulkan kepada Kapolri agar kelompok band Sukatani dijadikan Duta Polri untuk mengembalikan citra Polri yang lebih positif, sesuai dengan program Polri Presisi,” kata Nasir dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (22/2).
Nasir yang juga anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum tersebut mengungkapkan pandangannya terkait kontroversi lagu Sukatani yang sempat menuai perhatian publik.
Dia juga menyoroti pemecatan vokalis Sukatani dari pekerjaannya sebagai guru oleh pihak sekolah, yang dinilai tidak seharusnya terjadi. Menurut Nasir, Kapolri sendiri tidak mempermasalahkan lagu tersebut dan malah menunjukkan sikap terbuka terhadap kritik.
“Kapolri Sigit bahkan pernah mengadakan lomba mural dan stand up comedy yang isinya mengkritik institusi Kepolisian. Kepolisian tidak alergi terhadap kritik, justru sebaliknya, selalu berusaha berbenah dan mengevaluasi diri,” ujar Nasir.
Sebelumnya, grup musik Sukatani melalui unggahan di akun Instagram @sukatani.band pada Kamis (20/2) meminta maaf kepada Kapolri dan institusi Polri terkait lagu “Bayar Bayar Bayar,” yang dianggap mengkritik oknum polisi.
Dalam unggahan tersebut, gitaris Sukatani, Alectroguy, menjelaskan bahwa lagu tersebut diciptakan untuk menyoroti oknum polisi yang melanggar peraturan, dan bukan dimaksudkan untuk menyerang institusi Polri secara keseluruhan.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, dalam pernyataan yang diterima pada Jumat (21/2), menegaskan bahwa Polri tidak anti-kritik dan akan terus memperbaiki diri untuk lebih baik lagi.
Usulan Nasir Djamil mengenai Sukatani sebagai Duta Polri menjadi perhatian, mengingat langkah tersebut dapat menjadi kesempatan untuk membangun hubungan positif antara Polri dan masyarakat, terutama dalam menyikapi kritik yang membangun.