Connect with us

Review

Bersaing atau Bersinergi:  Telkom vs Starlink di Indonesia

Meski Starlink menawarkan kecepatan internet lebih tinggi dengan latensi rendah, Telkom melalui Satelit Merah Putih 2 menawarkan layanan yang lebih ekonomis dan andal dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Kerjasama Telkom dengan Starlink lebih berfokus pada layanan B2B, yang memungkinkan kedua perusahaan ini berjalan beriringan dalam pasar yang berbeda tanpa saling mengganggu secara signifikan.

Published

on

Poin penting : 

  1. Kerjasama Telkom dan Starlink dalam Skema B2B: Kerjasama ini bersifat business-to-business (B2B), di mana Starlink melayani operator seluler dan penyedia layanan internet lokal, bukan langsung kepada konsumen. Hal ini memastikan bahwa dampak kompetisi langsung terhadap layanan konsumen Telkom, seperti IndiHome, tidak signifikan.
  2. Perbedaan Segmen Pasar dan Tarif: Starlink menawarkan layanan dengan kecepatan tinggi yang menyasar segmen pasar premium dengan harga mulai dari Rp750 ribu hingga Rp4,345 juta per bulan. Di sisi lain, layanan Telkom seperti IndiHome lebih ekonomis dan menyasar konsumen umum yang tidak membutuhkan kecepatan internet setinggi yang ditawarkan oleh Starlink.
  3. Teknologi dan Kapasitas Satelit: Satelit Merah Putih 2 milik Telkom menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) di orbit Geostasioner (GEO), yang andal dalam kondisi cuaca buruk dan menawarkan kapasitas data hingga 32 Gbps. Sebaliknya, Starlink menggunakan satelit di orbit Low Earth Orbit (LEO) dengan latensi lebih rendah, namun lebih rentan terhadap gangguan cuaca dan obstruksi fisik seperti rumah atau pepohonan.

PADA Mei 2023, perusahaan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, memulai penjualannya di Ibu Kota Nusantara (IKN). Meskipun demikian, Telkom Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Starlink sebelumnya, dengan Telkom memiliki sembilan stasiun bumi sebagai gateway akses internet ke satelit Starlink.

Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, menyatakan bahwa kerjasama antara Telkom dan Starlink mencakup penggunaan layanan satelit Starlink untuk Telkomsel di layanan kapal-kapal. Skema kerjasama ini bersifat business-to-business (B2B), yang artinya Starlink lebih banyak melayani operator seluler dan penyedia layanan internet lokal daripada konsumen langsung. Dengan demikian, dampak kompetisi langsung dengan layanan konsumen Telkom, seperti IndiHome, dianggap tidak signifikan.

Bogi Witjaksono, Direktur Wholesale & International Service Telkom, menjelaskan bahwa tarif Starlink cukup tinggi dibandingkan dengan layanan Telkom. Hal ini membuat segmen pasar keduanya berbeda. Starlink menawarkan paket layanan personal dan bisnis dengan harga mulai dari Rp750 ribu hingga Rp4,345 juta per bulan, tergantung pada jenis dan kuota layanan. Sementara itu, Telkom menilai bahwa Starlink lebih sesuai untuk pasar yang membutuhkan kecepatan internet tinggi, sedangkan layanan Telkom seperti IndiHome lebih ekonomis untuk konsumen umum.

Telkom melalui Telkomsat meluncurkan Satelit Merah Putih 2 pada Februari 2024. Satelit ini berada di orbit Geostasioner (GEO) dengan jarak sekitar 36 ribu km dari permukaan bumi, berbeda dengan Starlink yang menggunakan orbit Low Earth Orbit (LEO) dengan ketinggian sekitar 1.000 km. Perbedaan utama antara kedua orbit ini adalah latensi, di mana LEO menawarkan latensi lebih rendah dibandingkan GEO.

Kecepatan internet Starlink, menurut data Ookla pada September 2023, dapat mencapai 122 Mbps di Swiss. Starlink, dengan teknologi LEO, menyasar pengguna yang membutuhkan kecepatan di atas 100 Mbps, sementara Satelit Merah Putih 2 menyasar pengguna dengan kebutuhan di bawah 100 Mbps dengan biaya yang lebih terjangkau.

Satelit Merah Putih 2 menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) yang memiliki desain cakupan area kecil namun banyak (multi-spots beam), memungkinkan penggunaan frekuensi berulang dan meningkatkan kapasitas data hingga 32 Gbps. Satelit ini diharapkan menjadi andal di Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi, karena menggunakan frekuensi C-Band yang tahan terhadap gangguan cuaca.

Di sisi lain, satelit Starlink beroperasi pada pita Ku, Ka, dan V, yang memiliki kecenderungan lebih buruk dalam kondisi cuaca buruk. Sinyal Starlink juga dapat terblokir oleh benda padat seperti rumah atau pepohonan.

Pasar satelit LEO diprediksi mencapai US$284,39 miliar pada 2029 dengan pertumbuhan tahunan sekitar 10,35%. Starlink sendiri telah menguasai 64,33% pasar LEO global dan hadir di 53 negara, dengan produksi sekitar 120 satelit setiap bulannya. Sementara itu, pasar satelit GEO juga memiliki prospek besar dengan teknologi yang telah terbukti dan cakupan yang luas.

Jadi, meskipun Starlink menawarkan kecepatan internet lebih tinggi dengan latensi rendah, Telkom melalui Satelit Merah Putih 2 menawarkan layanan yang lebih ekonomis dan andal dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Kerjasama Telkom dengan Starlink lebih berfokus pada layanan B2B, yang memungkinkan kedua perusahaan ini berjalan beriringan dalam pasar yang berbeda tanpa saling mengganggu secara signifikan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



News5 hours ago

Siap-siap! Mendikdasmen Bakal Tempatkan Guru PPPK di Sekolah Swasta

Sportechment6 hours ago

Duduki Posisi 4 Klasemen Sementara, Brasil Optimis Lolos ke Piala Dunia 2026

Sportechment6 hours ago

Deretan Pemenang Piala Citra FFI 2024, “JESEDEF” Borong 6 Piala

Sportechment7 hours ago

Berkat Film Ini Nirina Zubir Sabet Piala Citra 2024 sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik

Sportechment15 hours ago

Ivar Jenner Sebut 3 Pemain Timnas Indonesia Ini Layak Berkarier di Eropa

Sportechment16 hours ago

Diundang Raffi Ahmad ke Andara, Nathan Tjoe A-On Ajak Rafathar Main Bola

Ruang Sujud17 hours ago

Tegas! Ini Pernyataan Wamenlu Di Depan Negara Muslim Terkait Palestina

News17 hours ago

PLN Fasilitasi Izin Usaha UMK untuk Kembangkan Ekonomi

News17 hours ago

Erdogan: AS Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh Serang Rusia Picu Perang Dunia, Ngeri!

News18 hours ago

Usai Hadiri KTT G20 Brasil, Prabowo Terbang ke Inggris Temui Raja Charles III

Sportechment18 hours ago

Lisa BLACKPINK Bakal Rilis Album Solo Pertama “Alter Ego”, Kapan?

News18 hours ago

Menkomdigi Ajak Generesi Muda Perkuat Literasi Digital Melalui Konten Positif

Sportechment19 hours ago

Jamu Borneo FC, Persib Bandung Siap Tampil Maksimal di GBLA

Ruang Sujud20 hours ago

Heboh Transgender Pergi Umroh, MUI Buka Suara

Ruang Sujud23 hours ago

Truk Bantuan Untuk Warga Gaza Habis Diserbu Warga Kelaparan

Migas1 day ago

Pertamina Gelar Eco RunFest 2024, Libatkan 53 UMKM

News1 day ago

Himbauan Mendikdasmen untuk Para Guru Jelang Pilkada

Ruang Sujud1 day ago

ICESCO Tetapkan Keffiyeh Palestina Sebagai Warisan Tak Benda Dunia

Sportechment1 day ago

BYD Rilis SUV Listrik Sealion 7 di Malaysia, Kapan Hadir di Indonesia?

News1 day ago

Soal Harga Tiket Pesawat Bakal Turun, Simak Penjelasan Bos Garuda