Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) di Kota Bogor, Jawa Barat, sebagai pusat rujukan gangguan jiwa di bawah Kementerian Kesehatan, melangkah lebih jauh dalam pencegahan dengan menghadirkan layanan healing dan pengobatan jarak jauh, atau telemadecine, khusus untuk para calon legislatif (caleg) dan keluarga mereka.
Direktur RSMM, dr Nova Riyanti Yusuf, seorang psikolog, menyoroti tingginya prevalensi gangguan jiwa pada caleg, tidak hanya pasca-pemilu, tetapi juga sepanjang proses pemilu. Kondisi yang penuh ketidakpastian dan tingginya aktivitas membuat para caleg rawan mengalami stres dan gangguan mental.
“Jadi begini, tidak saja setelah pemilu, tetapi selama prosesnya. Semua kondisinya uncertainly (tidak menentu) mulai dari pendaftaran sampai proses berikutnya,” ungkap Nova.
Nova menekankan bahwa caleg baru memiliki kecenderungan tinggi mengalami gangguan jiwa karena harus berjuang keras untuk melakukan sosialisasi. Di sisi lain, caleg petahana sudah memiliki dukungan basis massa.
Sebagai rumah sakit pusat rujukan gangguan jiwa, RSMM menyelenggarakan berbagai layanan medis khusus untuk caleg yang rentan mengalami gangguan jiwa. Selain ruang perawatan konvensional, rumah sakit ini juga menyediakan layanan khusus seperti healing dan pengobatan jarak jauh melalui telemadecine.
Nova mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalaman Pemilu 2019, gangguan jiwa tidak hanya dialami oleh caleg, tetapi juga oleh anggota keluarga dan tim sukses para caleg. Sayangnya, belum ada pendataan khusus oleh rumah sakit, sehingga belum diketahui persentase jumlah caleg yang mengalami gangguan jiwa.
RSMM memiliki rencana untuk berkolaborasi dengan seluruh rumah sakit di Indonesia guna melakukan pendataan terhadap caleg yang mengalami gangguan jiwa pada Pemilu 2024 mendatang. Langkah ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai fenomena caleg yang mengalami gangguan jiwa di Indonesia.
“Kami perlu mengajak semua rumah sakit jiwa, ada 259 rumah sakit, untuk mendata berapa caleg yang mengalami gangguan jiwa, karena selama ini memang belum ada data itu,” pungkasnya.