News
Di Forum Kopi A1, Prof Rokhmin Bahas Strategi Pembangunan Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 2045

Published
9 months agoon
By
Natsir Amir
Monitorday.com – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MSc menyampaikan tugas dan fungsi Kementeraian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat menjadi narasumber pada acara Forum Kopi A1 “Ekologi Dan Ekonomi Biru, Apa Pentingnya?” secara daring pada Rabu, 21 Agustus 2024,
Antara lain: Pertama, mengatasi Permasalahan Internal Sektor KP: Kemiskinan nelayan, kontribusi sektor KP bagi PDB rendah (2,85%), pembangunan perikanan budidaya dan industri pengolahan perikanan serta industri bioteknologi perairan masih rendah, overfishing dan underfishing, IUU fishing, destructive fishing, kerusakan ekosistem pesisir, dll.
“Kedua , membantu memecahkan permasalahan dan tantangan bangsa: PHK, pengangguran, kemiskinan, gizi buruk, stunting, IPM dan daya saing rendah, pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya 5 persen per tahun dalam dekade terakhir, global warming, ketegangan geopolitik, dan perlambatan ekonomi global. Serta mendayagunakan potensi pembangunan KP untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri mengangkat tema “Strategi Pembangunan Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 2045”.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rokhmin Dahuri memaparkan kalau pada 1945 – 1955 sekitar 70 persen rakyat Indonesia masih miskin, pada 1970 jumlah rakyat miskin menurun menjadi 60 persen. Pada 2004 tingkat kemiskinan turun lagi menjadi 16 persen, tahun 2014 mejadi 12 persen, dan tahun 2019 tinggal 9,2 persen. Dampak dari pandemi Covid-19, pada 2022 tingkat kemiskinan meningkat lagi menjadi 9,6% atau sekitar 26,4 juta orang.
Namun, bila PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar itu dibagi dengan jumlah penduduk sebanyak 274 juta orang, maka per Maret 2021 GNI (Gross National Income) atau Pendapatan Nasional Kotor Indonesia baru mencapai 3.870 dolar AS per kapita. “Artinya, hingga saat ini (sudah 76 tahun merdeka), status pembangunan (kemakmuran) Indonesia masih sebagai negara berpendapatan-menengah bawah (lower-middle income country). Belum sebagai negara makmur (high-income country) dengan GNI perkapita diatas 12.695 dolar AS, yang merupakan Cita-Cita Kemerdekaan NKRI 1945,” terangnya.
“Menurut World Bank, ukuran ekonomi atau PDB Indonesia saat ini mencapai 1,1 triliun dolar AS atau terbesar ke-16 di dunia. Dari 200 negara anggota PBB, hanya 18 negara dengan PDB US$ lebih 1 triliun,” jelas Anggota Dewan Pakar MN-KAHMI itu.
Selanjutnya, Prof Rokhmin Dahuri menerangkan sejumlah permasalahan dan tantangan pembangunan Indonesia. Antara lain: 1.Pertumbuhan Ekonomi Rendah (< 7% per tahun), 2. Pengangguran dan Kemiskinan, 3. Ketimpangan ekonomi terburuk ke-3 di dunia, 4. Disparitas pembangunan antar wilayah, 5. Fragmentasi sosial: Kadrun vs Cebong, dll, 6. Deindustrialisasi, 7. Kedaulatan pangan, farmasi, dan energy rendah, 8. Daya saing & IPM rendah, 9. Kerusakan lingkungan dan SDA, 10.Volatilitas globar (Perubahan iklim, China vs As, Industry 4.0).
Sedangkan perbandingan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan koefisien Gini antara sebelum dan saat masa Pandemi Covid-19, perhitungan angka kemiskinan atas dasar garis kemiskinan versi BPS (2024), yakni pengeluaran Rp 582.932/orang/bulan. Garis kemiskinan = Jumlah uang yang cukup untuk seorang memenuhi 5 kebutuhan dasarnya (pangan dan non-pangan) dalam sebulan.
Sementara menurut garis kemiskinan Bank Dunia (3,2 dolar AS/orang/hari atau 96 dolar AS/orang/bulan (Rp 1.440.000)/orang/bulan), jumlah orang miskin pada 2023 sebesar 111 juta jiwa (37% total penduduk).
Tak kalah rumitnya, lanjut Prof. Rokhmin Dahuri, permasalahan bangsa lainnya adalah disparitas pembangunan antar wilayah. Pulau Jawa yang luasnya hanya 5,5% total luas lahan Indonesia dihuni oleh sekitar 55% total penduduk Indonesia, dan menyumbangkan sekitar 59% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto).
Pertumbuhan ekonomi dan kontribusi PDRB menurut pulau, 2023 dan 2024 TW I masih di dominasi oleh kelompok provinsi Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB 2023 sebesar 57,05% dan 2024 TW I sebesar 57,70%.
Disisi lain, sambungnya, deindustrilisasi terjadi di suatu negara, manakala kontribusi sektor manufakturnya menurun, sebelum GNI (Gross National Income) perkapita nya mencapai US$ 12.536. “Hingga 2021, peringkat Global Innovation Index (GII) Indonesia berada diurutan ke-87 dari 132 negara, atau ke-7 di ASEAN,” kata Prof. Rokhmin Dahuri yang juga Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu.
Masalah lainnya kekurangan rumah sehat dan layak huni. Dari 65 juta Rumah Tangga, menurut data BPS tahun 2019 dimana 61,7 persen tidak memiliki rumah layak huni. “Padahal, perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia (human basic needs) yang dijamin dalam Pasal 28, Ayat-h UUD 1945,” terang Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu.
Yang mencemaskan, kata Prof. Rokhmin Dahuri, 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting. Dalam jangka panjang, kekurangan pangan di suatu negara akan mewariskan generasi yang lemah, kurang cerdas, dan tidak produktif (a lost generation). Maka, dengan kualitas SDM semacam ini, tidaklah mungkin sebuah bangsa bisa maju dan sejahtera.
“Berdasarkan laporan Kemenkes dan BKKBN, bahwa 30.8% anak-anak kita mengalami stunting growth (menderita tubuh pendek), 17,7% bergizi buruk, dan 10,2% berbadan kurus akibat kurang makanan bergizi. Dan, penyebab utama dari gizi buruk ini adalah karena pendapatan orang tua mereka sangat rendah, alias miskin,” sebutnya.
Biaya yang diperlukan orang Indonesia untuk membeli makanan bergizi seimbang sebesar Rp 22.126/hari atau Rp 663.791/bulan. Harga tersebut berdasarkan pada standar komposisi gizi Healthy Diet Basket (HDB) (FAO, 2020).
Tak heran, bila kapasitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) bangsa Indonesia hingga kini baru berada pada kelas-3 (lebih dari 75 % kebutuhan teknologinya berasal dari impor). Sementara menurut Unesco suatu bangsa dinobatkan sebagai bangsa maju, bila kapasitas Iptek-nya mencapai kelas-1 atau lebih dari 75 % kebutuhan Iptek-nya merupakan hasil karya bangsa sendiri.
“Menurut data UNICEF, Indonesia masih menjadi negara dengan nilai prevalensi stunting yang tinggi (31,8%). Dari nilai ini Indonesia masih kalah dibanding dengan negara tetangga seperti Malaysia (20,9%) dan Filipina (28,7%),” ujarnya.
Maka, kata Prof. Rokhmin Dahuri, biaya yang diperlukan orang Indonesia untuk membeli makanan bergizi seimbang (sehat) sebesar Rp 22.126/hari atau Rp 663.791/bulan. Harga tersebut berdasarkan pada standar komposisi gizi Helathy Diet Basket (HDB) (FAO, 2020). “Atas dasar perhitungan diatas; ada 183,7 juta orang Indonesia (68% total penduduk) yang tidak mampu memenuhi biaya teresebut,” kata Prof Rokhmin Dahuri mengutip Litbang Kompas, 2022 di Harian Kompas, 9 Desember 2022.
Kemudian, kata Prof Rokhmin Dahuri, soal daya saing kita parah. Dari rata- rata IQ warga Negara ASEAN, IQ kita hanya di ranking ke 136. “Daya literasi kita terburuk ke 2 di dunia, stunting, gizi buruk. Jadi, negara ini sakit sebenarnya,” tandasnya.
Hasil survei Program International for Student Assessment (PISA) 2022, yang mengukur kemampuan membaca, matematika, dan sains pelajar kelas 3 SLTP seluruh dunia, mengungkapkan, pada 2018 dari 78 negara yang disurvei, peringkat 1-10 ditempati negara non-Muslim. “Sedangkan Indonesia peringkat ke-69 dari 81 negara,” katanya.
TFP (Total Productivity Factor) Indonesia menurun 50% sejak 2010, jauh di bawah negara-negara ASEAN (World Bank, 2023). Hingga 2022, peringkat GII (Global Innovation Index) Indonesia berada diurutan ke-75 dari 132 negara, atau ke-6 di ASEAN. Pada 2018-2022, indeks daya saing Indonesia semakin menurun, hingga 2022 diurutan ke-44 dari 141 negara, atau peringkat ke-4 di ASEAN.
Implikasi dari Rendahnya Kualitas SDM, Kapasitas Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Entrepreneurship adalah: Proporsi ekspor produk manufaktur berteknologi dan bernilai tambah tinggi bangsa Indonesia hanya 8,1%; selebihnya (91,9%) berupa komoditas (bahan mentah) atau SDA yang belum diolah. Sementara, Singapura mencapai 90%, Malaysia 52%, Vietnam 40%, dan Thailand 24% (UNCTAD dan UNDP, 2021).
Selanjutnya, Prof. Rokhmin Dahuri membeberkan Blue Economy sebagai game changer dalam mengatasi permasalahan bangsa dan mewujudkan Indonesia Emas 2045, yaitu: 1. Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia, dan 77% wilayahnya berupa laut. Wilayah pesisir dan laut Indonesia mengandung potensi Blue Economy berupa SDA terbarukan, SDA tidak terbarukan, dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) yang sangat besar, sekitar US$ 1,4 trilyun per tahun (1,2 kali PDB Indonesia saat ini), dan dapat menciptakan lapangan kerja bagi sedikitnya 45 juta orang (30% total angkatan kerja). Hingga kini, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 35% total potensi Blue Economy nya.
Blue Economy dapat membangkitkan investasi dan bisnis yang lucrative (menguntungkan); dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (lebih 7% per tahun), berkualitas (menyerap banyak tenaga kerja), inklusif, dan berkelanjutan Mengatasi pengangguran dan kemiskinan; ketimpangan ekonomi; dan memperkuat kedaulatan pangan, energi, farmasi, dan mineral.
Sebagian besar kegiatan Blue Economy berlangsung di wilayah perdesaan, pesisir, pulau kecil, laut, dan luar Jawa. Mengurangi disparitas pembangunan dan kemakmuran antar wilayah.
Secara geoekonomi dan geopolitik, letak Indonesia sangat strategis, dimana sekitar 45% total barang (berbagai komoditas dan produk) yang diperdagangkan di dunia dengan nilai ekonomi rata-rata US$ 15 trilyun per tahun dikapalkan melalui laut Indonesia (UNCTAD, 2016).
ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) yang secara kontinu bergerak bolak-balik dari Samudera Pasifik ke S. Hindia berfungsi sebagai ‘nutrient trap’ (perangkap unsur-unsur hara) Sehingga, perairan laut Indonesia merupakan habitat ikan tuna terbesar di dunia (the world tuna belt), memiliki keanekaragaman hayati laut tertinggi, dan potensi produksi lestari (MSY = Maximum Sustainable Yield) ikan laut terbesar di dunia, sekitar 12 juta ton/tahun (13,3% total MSY ikan laut dunia) (Dahuri, 2004; KKP, 2021; dan FAO, 2022).
Sebagai bagian utama dari ‘the World Ocean Conveyor Belt’ (Aliran Arus Laut Dunia) dan terletak di Khatulistiwa, Indonesia secara klimatologis merupakan pusat pengatur iklim global, termasuk dinamika El-Nino dan La-Nina (NOAA, 1998).
Kondisi oseanografi, geomorfologi, dan klimatologi NKRI menjadikan Indonesia sebagai pusatnya energi kelautan dunia yang terbarukan (renewable), seperti arus laut, pasang surut, gelombang, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) yang potensinya mencapai 10.000 megawatts, dan sampai sekarang baru dimanfaatkan kurang dari 5%.
SDA dan ruang pembangunan di daratan semakin menipis atau sulit untuk dikembangkan. Padahal, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan daya belinya, permintaan akan SDA, ruang pembangunan, dan jasa-jasa lingkungan bakal semakin berlipat ganda Laut sebagai ‘development space’: kota, pemukiman, dan kegiatan ekonomi.
Suatu negara-bangsa akan lulus dari jebakan negara-mengah menjadi maju, makmur, dan berdaulat, bila ia mampu mengembangkan keunggulan kompetitif berdasarkan pada keunggulan komparatif nya (Porter, 2013). Bagi Indonesia, keunggulan komparatif utamanya adalah geokonomi, SDA, dan jasa-jasa lingkungan kelautan.
Sejarah telah membuktikan bahwa kejayaan Emporium Inggris, Amerika Serikat, dan akhir-akhir ini China adalah karena ketiga negara adidaya tersebut menguasai lautan, baik secara ekonomi maupun hankam. Maka, tepat yang dinubuatkan ahli strategi pertahanan dunia, AT. Mahan (1890), ‘who rules the waves, rules the world’. “ Siapa yang menguasai lautan, dia akan menguasai dunia,” ujar Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat itu.
Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru
Sejak pertengahan 1980-an, ungkap Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia itu, Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru muncul sebagai respons untuk mengoreksi kegagalan Paradigma Ekonomi Konvensional (Kapitalisme) dimana pembangunan ekonomi pada sisi lain justru melahirkan fakta bahwa 1,8 miliar orang masih miskin, 700 juta orang kelaparan, ketimpangan ekonomi yang semakin melebar, krisis ekologi, dan Pemanasan Global.
Ekonomi Hijau didefinisikan sebagai ekonomi rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi (UNEP, 2011). Dan Ekonomi Biru merupakan penerapan Ekonomi Hijau di wilayah laut (in a Blue World) (UNEP, 2012). Sederhananya, Ekonomi Biru berarti penggunaan laut dan sumber dayanya untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan” (Uni Eropa, 2019).
Ekonomi Biru adalah pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut yang berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan manusia, dan sekaligus menjaga kesehatan dan keberlanjutan ekosistem pesisir dan laut (Bank Dunia, 2016). Ekonomi Biru adalah semua kegiatan ekonomi yang terkait dengan lautan dan pesisir. Ini mencakup berbagai sektor ekonomi yang mapan dan sektor yang sedang berkembang (EC, 2020).
“Ekonomi Biru juga mencakup manfaat ekonomi pesisir dan laut yang mungkin tidak dinilai dengan uang, seperti Perlindungan Pesisir, Keanekaragaman Hayati, Asimilator Sampah, Penyerap Karbon, dan Pengatur Iklim,” kata Duta Besar Kehormatan Jeju Islan dan Busan Metropolitan City Korea Selatan itu mengutip Conservation International, 2010.
Prof Rokhmin Dahuri juga menyebut, Ekonomi Biru didefinisikan sebagai model ekonomi yang menggunakan: (1) infrastruktur, teknologi, dan praktik hijau; (2) mekanisme pembiayaan yang inovatif dan inklusif; (3) dan pengaturan kelembagaan yang proaktif untuk memenuhi tujuan ganda yaitu melindungi pantai dan lautan, dan pada saat yang sama meningkatkan kontribusi potensialnya terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, termasuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi (UNEP, 2012; PEMSEA, 2016)
“Ekonomi Biru adalah kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi) yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan kegiatan ekonomi di daratan (wilayah daratan atas) yang menggunakan sumber daya alam dari pantai dan lautan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh umat manusia secara berkelanjutan,” kata Prof. Rokhmin Dahuri mengutip pendapatnya sendiri.
Prof Rokhmin Dahuri mengungkapkan, potensi Blue Economy Indonesia sangat besar. Total potensi ekonomi sebelas sektor Kelautan Indonesia: US$ 1,4 triliun/tahun atau 5 kali lipat APBN 2024 (Rp 3.400 triliun = US$ 212,5 miliar) atau 1,2 PDB Nasional saat ini. “Blue Economy Indonesia bisa menyediakan lapangan kerja untuk 45 juta orang atau 40 persen total angkatan kerja Indonesia,” tuturnya.
Namun, potensi yang amat besar itu belum dimaksimalkan. Sebagai contoh, kata Prof Rokhmin Dahuri, pada tahun 2018, kontribusi ekonomi kelautan bagi PDB Indonesia sekitar 14% (Kemenko Marves, 2018). “Negara lain yang potensi kelautannya lebih sedikit (seperti Thailand, Korea Selatan, Jepang, Maladewa, Norwegia, dan Islandia), memberikan kontribusi lebih 30 persen,” papar ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara) itu.
Sayangnya, penerapan blue economy di Indonesia yang masih belum optimal padahal memiliki potensi yang sangat besar untuk pembangunan bangsa. Prof. Rokhmin Dahuri memperkirakan ada sejumlah hal yang mendasarinya. Salah satunya adalah masyarakat Indonesia yang enggan keluar dari zona nyaman. “Orang Indonesia senang di zona nyaman. Nyaman dengan budi daya konvensional lalu tidak ada pengembangan,” ujarnya.
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
Anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pengembangan Pesisir dan Laut, Universitas Bremen, Jerman itu menjabarkan, Selat Malaka (ALKI I) merupakan jalur transportasi laut yang menghubungkan raksasa ekonomi dunia, termasuk India, Timur-Tengah, Eropa, dan Afrika (di belahan Barat) dengan China, Korea Selatan, dan Jepang (di belahan Timur).
ALKI-1 melayani pengangkutan sekitar 80% total minyak mentah yang memasok Kawasan Asia Timur. Jumlah kapal yang melintas mencapai 100.000 kapal/tahun.
Terusan Suez (18.800 kapal/tahun) dan Terusan Panama (10.000 kapal/ tahun) (Calamur, 2017). Pendapatan Otoritas Terusan Suez rata-rata Rp 220 milyar/hari (Rp 80,7 trilyun/tahun).
“Malangnya, sampai sekarang, Indonesia belum menikmati keuntungan ekonomi secuil pun dari fungsi laut NKRI sebagai jalur transportasi utama global,” tandasnya.
Keanekaragaman hayati laut Indonesia, jelsnya, terbesar di Dunia (Koridor Laut Terbesar) – mengangkut 20 juta m3 air per detik dalam arus lintas Indonesia dari Pasifik ke Samudra Hindia – dengan pertemuan berikutnya dari kehidupan laut migrasi besar di semua jalur terbatas (Alor, Komodo, Banda, dll).
Secara intrisik, geosaintifik Indonesia sangat menarik, Arus abadi sebagai bagian dari Global Conveyor Belt; Sumber energi terbarukan; Bebas Emisi Karbon; Aliran arus menciptakan habitat bagi 50% spesies ikan dunia, dan 75% terumbu dunia berkumpul di Indonesia.
“Jika Potensi Blue Economy didayagunakan dan dikelola berbasis inovasi IPTEKS dan manajemen profesional, maka sektor-sektor ekonomi kelautan diyakini akan mampu berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi segenap permasalahan bangsa, dan mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia serta Indonesia Emas paling lambat pada 2045,” terangnya.
Adapun permasalahan dan tantangan pembangunan Blue Economy Indonesia, Prof. Rokhmin Dahuri menjelaskan, antara lain: 1. nelayan dan pelaku usaha kelautan miskin, kontribusi bagi perekonomian rendah. Semua sektor kelautan (kecuali ESDM) dilakukan secara tradisional dan berskala Kecil dan Mikro, tingkat pemanfaatan SD, produktivitas, dan efisiensi usaha (bisnis) umumnya rendah
investasi & bisnis kelautan yang besar, modern, dan menguntungkan, umumnya minim nasionalismenya. Sebagian besar profit nya dibawa ke Jakarta atau negara asalnya (regional leakage), gaji karyawan rendah, dan lingkungan hidup umumnya rusak.
tingkat pemanfaatan sektor ekonomi kelautan lainnya belum optimal. Kontribusi bagi perekonomian bangsa (PDB, nilai ekspor, PNBP, dan lapangan kerja) pun masih rendah (10,4%).
nelayan dan pembudidaya terjebak dalam kemiskinan structural. Posisi nelayan dan pembudidaya ikan dalam sistem tata niaga (rantai nilai) perikanan sangat marginal.
rendahnya akses nelayan, pembudidaya, dan pelaku usaha kelautan. Kepada sumber pemodalan (kredit bank), teknologi, infrastruktur, informasi, dan aset ekonomi produktif lainnya -> Kemiskinan Struktural.
sektor kelautan kalah dalam konflik penggunaan ruang. Sektor kelautan bersifat ‘low and slow -yielding economy’ kalah dengan sektor lain yang bersifat ‘high and quick –yielding economy’.
maritime boundary conflicts, 8. overfishing di beberapa perairan, sedangkan di sejumlah perairan lain mengalami underfishing, 9. IUU (Illegal, Unregulated, And Unreported) Fishing, Dandestructive Fishing
Pencemaran Dan Degradasi Fisik Ekosistem. termasuk plastic pollution, dan kerusakan lingkungan lainnya, 11. Kecelakaan dan keamanan di laut, 12. Dampak negatif perubahan iklim global, tsunami, dan bencana alam lain
Rendahnya kualitas SDM. Seperti knowledge, skills, dan etos kerja para nelayan, pembudidaya ikan, dan pelaku usaha kelautan lainnya.
Kebijakan politik ekonomi kurang kondusif. Kriminalisasi petambak udang Karimunjawa, menurunkan minat investasi dan bisnis di budidaya tambak udang, dan membuat produk udang Indonesia banyak ditolak di negara-negara importir.
Prof. Rokhmin Dahuri menegaskan, sebagai negara maritim dan agraris tropis terbesar di dunia, Indonesia sejatinya memiliki potensi sangat besar untuk berdaulat pangan, dan bahkan feeding the world (pengekspor pangan utama). “Sayangnya alokasi APBN untuk KKP 2024 hanya Rp 6 Trilyun, 60% nya untuk gaji dan belanja ASN,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan 2001–2004 itu.
Di sisi lain, Indonesia masih menjadi negara dengan pemberi suku bunga pinjaman tertinggi, yaitu sebesar 12,6 persen, dibanding beberapa negara Asia, seperti Vietnam (8,7 persen), Thailand (6,3 persen), China (5,6 persen), Filipina (5,5 persen), dan Malaysia (4,6 persen). “Konsekuensinya, nelayan dari negara tersebut lebih kompetitif dibanding Indonesia,” sebut Prof Rokhmin Dahuri.
Menuju Indonesia Emas 2045
Prof Rokhmin Dahuri menjabarkan peta jalan pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi-RI stagnan di angka sekitar 5%, masih jauh dari potensi ekonomi-RI yang sesungguhnya, 8% – 10% per tahun (Mc. Kinsey, 2022; FE-UI, 2024).
“Ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi sangat dominan bergantung pada konsumsi rumah tangga atau belanja masyarakat, sekitar 56%; dan ekspor bahan mentah,” terangnya mengutip Prof. Chatib Basri, 2024.
Sedangkan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 mestinya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 – 2024 berkisar 6 – 7 persen per tahun; 2024 – 2029 tumbuh sekitar 8%; 2029 – 2034 tumbuh sekitar 7%; dan 2034 – 2045 timbuh sekitar 6,5% .
Angka pertumbuhan ekonomi ini bisa dicapai dengan kontribusi investasi terhadap PDB sebesar 41 – 48 persen. Sayangnya, kontribusi investasi terhadap PDB hingga kini baru mencapai 35% (Prof. Chatib Basri, 2024).
“Hal ini disebabkan karena ICOR Indonesia masih terlalu tinggi, alias tidak efisien (mahal) dan tidak efektif akibat birokrasi pemerintah yang sarat KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme); dan Iklim Investasi yang kurang kondusif,” katanya.
Lalu, Prof. Rokhmin Dahuri menjelaskan, persyaratan dari Negara Middle-Income menjadi Negara Maju, Adil-Makmur dan Berdaulat, yaitu: Pertama, pertumbuhan ekonomi berkualitas rata-rata 7% per tahun selama 10 tahun. Kedua, I + E > K + Im. Ketiga, Koefisien Gini kurang 0,3 (inklusif). Keempat, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Mengutip PBB, 2008, Prof. Rokhmin Dahuri menerangkan, “Transformasi Ekonomi Struktural meliputi: (1) realokasi faktor-faktor produktif dari pertanian tradisional ke pertanian modern, industri manufaktur, dan jasa; dan (2) realokasi faktor-faktor produktif tersebut ke dalam kegiatan sektor manufaktur dan jasa. Hal ini juga berarti pengalihan sumber daya (faktor produktif) dari sektor dengan produktivitas rendah ke sektor dengan produktivitas tinggi. Hal ini juga terkait dengan kapasitas negara untuk mendiversifikasi struktur produksi nasional untuk menghasilkan kegiatan ekonomi baru, memperkuat hubungan ekonomi dalam negeri, dan membangun kemampuan teknologi dan inovasi dalam negeri.”
Adapun kebijakan dan program transformasi struktural, terdiri: 1. Dari dominasi eksploitasi SDA dan ekspor komoditas (sektor primer) dan buruh murah, ke dominasi sektor manufaktur/pengolahan (sektor sekunder) dan sektor jasa (sektor tersier) secara proporsional yang produktif, berdaya saing, inklusif, mensejahterakan, dan berkelanjutan (sustainable).
Dari dominasi impor dan konsumsi (menggunakan) barang impor, ke dominasi investasi dan produksi di dalam negeri serta ekspor barang dan jasa yang berdaya saing tinggi (Top Quality, Lower Price; dan Regular and Sustainable Supply).
Modernisasi sektor primer (pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultur, kehutanan, perikanan, dan ESDM) supaya lebih produktif, efisien, bernilai tambah (hilirisasi), berdaya saing, inklusif, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Revitalisasi industri manufakturing yang ada saat ini (existing) dan unggul sejak zaman ORBA seperti: Mamin, Perkebunan, Kehutanan, TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), Otomotif, dan Semen, dan Pariwisata agar lebih produktif, efisien, mensejahterakan karyawan berdaya saing, inklusif, ramah lingkungan, dan sustaianable.
Pengembangan industri manufakturing baru, seperti: Energi Baru dan Terbarukan (Solar Energy, Angin, Air, Panas Bumi, Bioenergy, Hidrogen, Pasang-Surut, Gelombang, dan Ocean Thermal Energy Conversion), semiconductor dan chips, baterai, kendaraan listrik, Blue Economy, Bioteknologi, Nanoteknologi, dan Ekonomi Kreatif.
Pengembangan industri manufaktur di Luar Jawa, dan daerah-daerah yang masih tertinggal serta miskin, dengan skema “Kawasan Industri” dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang inklusif dan ramah lingkungan.
Semua pembangunan ekonomi (butir-1 s/d 6) mesti berbasis pada: (1) Ekonomi Digital – Industry 4.0 (untuk ekonomi yang produktif, efisien, dan berdaya saing); (2) Green and Blue Economy (untuk ekonomi yang inovatif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan); dan (3) Pancasila sebagai pengganti Kapitalisme untuk memastikan pemerataan ‘kue pertumbuhan ekonomi’ (kesejahteraan) yang berkeadilan.
Kebijakan pembangunan sektor ekonomi biru yang sedang berkembang/masa depan, yaitu: 1. Proyek Percontohan (Pemodelan) pengembangan sektor-sektor Ekonomi Biru yang Muncul (Masa Depan). Layak diterapkan dalam waktu dekat, Kerjasama dengan negara industri maju, Skema pendanaan: hibah, pinjaman lunak, dan APBN.
Program “technological catch up” melalui transfer teknologi dan etos kerja, reverse engineering, dan lainnya, 3. Bangun Ekosistem Integrated Supply Chain Management System. untuk mendukung industri emerging sectors diatas supaya berjalan sukses: produktif, efisien, kompetitif, inklusif, ramah lingkungan, dan sustainable.
Contoh sektor ekonomi biru yang sedang berkembang (masa depan) yang layak dikerjakan sekarang, antara lain: 1. Pangan fungsional. 2. Produk farmasi dan kosmetik dari senyawa bioaktif biota laut. 3. Bioenergi dari mikroalga. 4. Energi laut: pasang surut, arus, gelombang, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
Kapal bertenaga surya. 6. Industri air laut dalam. 8. Akuakultur cerdas: pengumpan digital berbasis suara untuk akuakultur tambak udang, dll. 9. Penangkapan ikan cerdas. 10. Bioplastik, 11. Desalinasi.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (kemakmuran) baru di wilayah pesisir sepanjang ALKI, pulau-pulau kecil, dan wilayah perbatasan, dengan model Kawasan Industri Maritim Terpadu dengan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) berskala besar (big-push development model)
Kebijakan pembangunan sektor Ekonomi Biru yang sudah ada/telah ada, yaitu: 1. Perikanan Budidaya (Aquaculture), 2. Perikanan Tangkap (Capture Fisheries), 3. Industri Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, 4. Industri Bioteknologi Perairan, 5. Pariwisata Bahari, 6. Perhubungan Laut, 7. Industri dan Jasa Maritim.
Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya
Menurut definisi, kata Prof Rokhmin Dahuri, Akuakultur adalah produksi ikan, krustasea, moluska, invertebrata, alga, mikroba, tanaman, dan organisme lain melalui penetasan dan pemeliharaan di ekosistem perairan. (Parker, 1998)
Sedangkan peran dan fungsi konvensional akuakultur menyediakan, antara lain: 1. Protein hewani: ikan bersirip, krustasea, moluska, beberapa invertebrata; 2. Rumput laut, 3. Ikan hias dan biota perairan lainnya, 4. Perhiasan: tiram mutiara dan organisme perairan lainnya.
Peran dan fungsi akuakultur non-konvensional (masa depan), yaitu: 1. Pakan berbasis alga, 2. Produk farmasi dan kosmetik dari senyawa bioaktif mikroalga dan makroalga, 3. Bahan baku dari biota akuatik untuk berbagai jenis industri seperti kertas, film, dan lukisan, 4. Biofuel dari mikroalga dan makroalga, 5. Pariwisata berbasis akuakultur, 6. Penyerap karbon untuk mengurangi pemanasan global
Kebijakan Pembangunan Perikanan Tangkap
Peningkatan produktivitas (CPUE = Catch per Unit of Effort) secara berkelanjutan (sustainable) melalui modernisasi teknologi penangkapan ikan dan pembatasan jumlah kapal di wilayah perairan untuk meningkatkan pendapatan nelayan menjadi lebih dari $480 per bulan.
Pengembangan 5.000 kapal ikan modern (> 30 GT) dengan alat tangkap yang efisien dan ramah lingkungan untuk memanfaatkan SDI di wilayah laut 12 mil – 200 mil (ZEEI), dan 2.000 Kapal Ikan Modern dengan ukuran > 200 GT untuk laut lepas > 200 mil (International Waters atau High Seas).
Modernisasi armada kapal ikan tradisional yang ada saat ini, sehingga pendapatan nelayan ABK > US$ 480 (Rp 7,5 juta)/nelayan/bulan.
Kurangi intensitas laju penangkapan di wilayah overfishing, dan tingkatkan laju penangkapan di wilayah underfishing.
Model pelabuhan perikanan yang dilengkapi dengan kawasan industri perikanan terpadu: Industri Pengolahan, Sarana Produksi, Perumahan Nelayan & Pembudidaya, Lembaga Ekonomi, dan Pelabuhan
Industri pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, yaitu: 1. Peningkatan kualitas dan daya saing. industri pengolahan hasil perikanan tradisional: ikan asap, pindang, kering (asin dan tawar), fermentasi (peda), terasi, petis, dll.
Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan modern: live fish, fresh fish, pembekuan, pengalengan, breaded shrimps and fish, produk berbasis surimi, dll.
Pengembangan produk-produk olahan perikanan baru (product development) dan
Penyempurnaan packaging serta distribusi produk: Industri Bioteknologi Perairan, Pengembangan Bioprospecting, Ekstraksi senyawa bioaktif dari biota laut, Bahan baku untuk industri nutraseutikal, farmasi, kosmetik, Penggunaan dalam cat film, biofuel, dan industri lainnya.
Genetic Engineering: Produksi induk dan benih ikan, udang, kepiting, moluska, rumput laut, tanaman pangan, dan biota lainnya; Karakteristik unggul: SPF (Specific Pathogen Free), SPR (Specific Pathogen Resistance), cepat tumbuh, dan tahan iklim; Rekayasa Genetik Mikroorganisme; Rekayasa genetik bakteri untuk bioremediasi lingkungan tercemar
Konservasi: genetik, spesies, dan ekosistem Indonesia mendominasi produksi rumput laut, tetapi sebagian besar menggunakannya di dalam negeri (59%). 15% digunakan untuk produksi agar dan karagenan. 26% diekspor (bernilai $400 juta, peringkat ke-5 dalam ekspor perikanan nasional).
Namun, ada pasar global yang besar untuk makanan fungsional berbasis rumput laut, yang diperkirakan akan mencapai 35 juta ton pada tahun 2050. Potensi hilirisasi rumput laut untuk industri pakan dengan nilai US$ 1,1 miliar, industri aditif pakan US$ 1,2 miliar, dan industri biostimulan US$ 1,9 miliar.
Untuk memanfaatkan potensi ini, Indonesia bertujuan untuk meningkatkan produksi melalui praktik pertanian yang lebih baik, teknologi canggih, dan proyek budidaya skala besar di Teluk Awang, Lombok, NTB.
Laporan Pasar Baru dan Berkembang Rumput Laut Global 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar US$ 11,8 miliar, yaitu produk biostimulan, bioplastik, aditif pakan ternak, nutraceutical, protein alternatif, farmasi, dan tekstil.
Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering. Sebanyak 66,61% produk ekspor rumput laut Indonesia didominasi oleh rumput laut kering, sedangkan rumput laut olahan (karagenan dan agar-agar) masih sebesar 33,39%. Pada tahun 2023, Indonesia memproduksi rumput laut basah sebanyak 10,7 juta ton.
Pemanfaatan rumput laut olahan selama ini paling banyak digunakan untuk produk makanan dan minuman sebesar 77%, sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya hanya sebesar 23%. Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar.2. Rekayasa Genetik (Genetic Engineering: Genome Editing, DNA Squencing and DNA Recombinant)
Rekayasa Genetik dalam Bioteknologi Kelautan: Digunakan dalam akuakultur untuk ikan konsumsi (salmon, udang, nila, dll) dan hias (zebra, tetra, dll), Menghasilkan biota laut unggul: bebas penyakit (SPF), tahan penyakit (SPR), cepat tumbuh, Memodifikasi karakteristik biokimia dari daging ikan, jalur metabolisme (efisiensi pakan), dan ketahanan lingkungan.
“Untuk peningkatan peran Ditjen. PSDKP dalam mewujudkan sektor KP sebagai prime mover menuju Indonesia Emas 2045, yakni: Membangun dan melaksanakan Sistem serta Mekanisme Kerja MCS (Monitoring, Controlling, and Surveillance) terhadap perancanaan dan pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan Ditjen. Perikanan Tangkap, Ditjen. Perikanan Budidaya, Ditjen. PDSKP, Ditjen. PRL, pencemaran laut, KKL, dan berbagai kegiatal illegal (criminal) di wilayah pesisir dan laut NKRI dalam rangka mewujudkan KP yang produktif, efisien, berdaya saing, inklusif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” tegas Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 – Sekarang.
Mungkin Kamu Suka
News
Israel-Hamas Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata di Tengah Agresi Militer Meningkat di Gaza

Published
15 hours agoon
18/05/2025
Monitorday.com – Israel dan Hamas kembali melanjutkan perundingan gencatan senjata pada Sabtu (17/5) di Doha, Qatar. Langkah diplomatik ini berlangsung di tengah eskalasi agresi militer Israel yang telah menewaskan ratusan warga Gaza dalam 72 jam terakhir.
Otoritas Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 146 orang tewas pada hari ketiga kampanye pengeboman terbaru Israel, menjadikannya salah satu gelombang serangan paling mematikan sejak runtuhnya gencatan senjata pada Maret lalu. Ratusan lainnya terluka, dan banyak yang terkubur di bawah reruntuhan bangunan.
Israel meluncurkan “Operasi Kereta Perang Gideon” dengan tujuan merebut lebih banyak wilayah di Gaza. Pasukan Israel telah menghentikan semua pasokan yang memasuki Gaza sejak awal Maret, meningkatkan kekhawatiran internasional atas nasib 2,3 juta penduduk Gaza.
Taher Al-Nono, penasihat media untuk pimpinan Hamas, mengonfirmasi bahwa perundingan tidak langsung dengan delegasi Israel di Doha dimulai pada Sabtu, membahas semua masalah tanpa prasyarat. Delegasi Hamas menguraikan posisi kelompok tersebut, termasuk perlunya mengakhiri perang, menukar tahanan, penarikan Israel dari Gaza, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan serta kebutuhan rakyat Gaza kembali ke jalur tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga menyatakan bahwa negosiasi tentang kesepakatan untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas telah dilanjutkan di Doha. Ia mencatat bahwa pembicaraan dimulai tanpa Israel terlebih dahulu menyetujui gencatan senjata atau mencabut blokadenya.
Sementara itu, para pemimpin Arab dalam pertemuan puncak di Baghdad menyerukan kepada para pemimpin Arab untuk membantu menghentikan agresi dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka juga menekankan pentingnya penghentian agresi militer Israel dan mendesak akses bantuan kemanusiaan tanpa syarat.
Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan rumah sakit-hospital di wilayah utara, termasuk fasilitas medis Indonesia, mengalami kekurangan pasokan medis dan kewalahan menangani jumlah korban yang terus meningkat.
Perundingan yang berlangsung di Doha ini menjadi harapan baru bagi masyarakat internasional yang mendesak penyelesaian damai atas konflik yang telah berlangsung lama ini.
News
Forum Menteri Pendidikan APEC Dukung Pendidikan Bermutu untuk Semua dan Digitalisasi Inklusif

Published
1 day agoon
17/05/2025
Monitorday.com – Forum Menteri Pendidikan negara-negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) resmi berakhir dengan dihasilkannya 21 poin kesepakatan bersama yang bersifat tidak mengikat.
Forum ini dipimpin oleh Wakil Menteri Pendidikan Korea Selatan, Oh Seuk Hwan, dan menjadi wadah bagi para pimpinan delegasi membahas strategi mengatasi kesenjangan serta mentransformasi pendidikan di era digital.
Salah satu poin penting yang disepakati adalah komitmen bersama untuk menyediakan pendidikan bermutu untuk semua lapisan masyarakat. Pendidikan yang inklusif dan berkualitas dinilai sebagai fondasi utama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa Indonesia akan memasukkan materi literasi digital, termasuk coding dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ke dalam kurikulum nasional sebagai mata pelajaran pilihan.
Langkah ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan teknis siswa, tetapi juga membangun pemikiran komputasional serta pemahaman etika penggunaan teknologi AI.
Menurut Mu’ti, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan kunci dalam memperluas akses pendidikan. Dengan kemajuan teknologi seperti AI, proses belajar dapat dipersonalisasi sesuai kebutuhan masing-masing siswa, menciptakan sistem pembelajaran yang lebih berpusat pada murid.
Untuk itu, forum APEC juga mendorong pertukaran praktik terbaik antarnegera dalam hal metodologi, konten pembelajaran, hingga sistem asesmen guna mengoptimalkan penggunaan AI sebagai alat bantu pembelajaran.
Lebih lanjut, kesiapan tenaga pengajar menjadi fokus utama dalam menghadapi transformasi ini. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menyampaikan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan serta Pendidikan Guru (GTKPG) untuk memastikan para guru memiliki kompetensi dalam menerapkan teknologi digital di ruang kelas.
Toni menjelaskan bahwa BSKAP bertugas menyiapkan konsep, GTK menyiapkan tenaga pengajar, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mempersiapkan kesiapan sekolah.
Transformasi pendidikan berbasis digital yang diinisiasi dalam forum APEC ini menjadi langkah strategis menuju sistem pendidikan masa depan yang adaptif dan inovatif, sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam menciptakan masa depan yang inklusif dan berdaya saing tinggi.
News
Bertemu Prabowo, Presiden Industri Pertahanan Turki Perkuat Kemitraan Strategis

Published
2 days agoon
17/05/2025
Monitorday.com – Dalam unggahan di akun Instagram resminya (@halukgrgn), Gorgun menyebut pertemuan tersebut berlangsung sangat produktif.
“Kami mengadakan pertemuan intensif dan sangat produktif dengan negara sahabat Indonesia untuk lebih memperdalam potensi kerja sama di bidang industri pertahanan,” ujar Gorgun, yang merasa terhormat diterima langsung oleh Presiden Prabowo.
Dalam pertemuan tersebut, Gorgun menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mengubah kolaborasi strategis menjadi proyek-proyek nyata. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang secara konsisten memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan industri pertahanan Turki.
“Kami melakukan evaluasi komprehensif untuk mengubah kerja sama ini menjadi proyek-proyek konkret yang dapat memberikan manfaat langsung bagi kedua negara,” tambah Gorgun.
Selain bertemu dengan Presiden Prabowo, Gorgun juga mengadakan diskusi dengan Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas potensi pengembangan bersama, infrastruktur produksi, ekspor, dan model kerja sama berkelanjutan dalam sistem teknologi tinggi, khususnya di sektor platform udara.
Sebagai Presiden Industri Pertahanan Turki, Gorgun menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti berbagai proyek yang telah direncanakan dan terus berupaya untuk mengembangkan kerja sama yang berkelanjutan antara kedua negara. “Kami akan terus berupaya mengubah kerja sama ini menjadi kemitraan yang berkelanjutan,” ungkap Gorgun.
Penting untuk dicatat, bahwa dalam kunjungan kenegaraannya ke Turki pada 10 April 2025, Presiden Prabowo telah menyampaikan keinginannya kepada Presiden Erdogan untuk melibatkan industri pertahanan Indonesia dalam proyek pengembangan jet tempur generasi 5.0 Turki, Kaan. Jet tempur ini saat ini sedang dibangun oleh Turkish Aerospace Industries (TAI).
Presiden Prabowo juga mengungkapkan keinginan Indonesia untuk bekerja sama dalam pembangunan dan pengembangan kapal selam bersama industri pertahanan Turki.
Sebagai bagian dari kerja sama tersebut, kedua negara sepakat untuk membentuk perusahaan patungan (joint-venture) antara perusahaan pertahanan Indonesia dan Turki, meskipun detail lebih lanjut mengenai perusahaan yang terlibat belum diungkapkan.
Kunjungan ini menandai langkah maju dalam mempererat hubungan strategis Indonesia dan Turki di bidang pertahanan, yang diharapkan akan menghasilkan kemitraan yang lebih solid di masa depan.
News
Selamat! Anggoro Eko Cahyo Resmi Jabat Dirut BSI, Muhadjir Effendy Jadi Komut

Published
2 days agoon
16/05/2025
Monitorday.com — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi menunjuk Anggoro Eko Cahyo sebagai Direktur Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat (16/5).
Pengangkatan ini menggantikan posisi Hery Gunardi yang telah ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebelumnya.
Anggoro Eko Cahyo sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan. Dengan pengalamannya di lembaga strategis negara, Anggoro diharapkan dapat memperkuat peran BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.
Selain Anggoro, RUPST juga menetapkan Bob Tyasika Ananta sebagai Wakil Direktur Utama BSI. Bob sebelumnya dikenal sebagai salah satu pejabat senior di lingkungan perbankan syariah nasional.
Menariknya, RUPST kali ini juga mengangkat tokoh nasional dan mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, sebagai Komisaris Utama BSI. Penunjukan Muhadjir menandakan komitmen kuat BSI dalam memperkuat tata kelola serta peran strategisnya di industri keuangan syariah.
Susunan Lengkap Dewan Komisaris dan Direksi BSI hasil RUPST 2025:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama: Muhadjir Effendy
- Komisaris Independen: Felicitas Tellulembang
- Komisaris: Meidy Firmansyah
- Komisaris: Mochammad Agus Rofiudin
- Komisaris: Kamaruddin Amin
- Komisaris Independen: Nizar Ahmad Saputra
- Komisaris Independen: Muhammad Syafii Antonio
- Komisaris Independen: Addin Jauharuddin
Dewan Direksi
- Direktur Utama: Anggoro Eko Cahyo
- Wakil Direktur Utama: Bob Tyasika Ananta
- Direktur Retail Banking: Kemas Erwan Husainy
- Direktur Information Technology: Muharto
- Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho
- Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna
- Direktur Compliance & Human Capital: Arief Adhi Sanjaya
- Direktur Risk Management: Grandhis Helmi Harumansyah
- Direktur Wholesale Transaction Banking: Zaldan Novari
- Direktur Treasury & International Banking: Firman Nugraha
Langkah strategis ini diyakini akan memperkuat transformasi BSI dalam mengembangkan industri perbankan syariah nasional serta memperluas inklusi keuangan syariah di Tanah Air.

Monitorday.com – Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana, mengungkapkan bahwa nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), serta putranya yang juga Ketua Umum PSI saat ini, Kaesang Pangarep, masuk dalam bursa calon Ketua Umum PSI ke depan.
Menurut William, munculnya nama Jokowi dan Kaesang merupakan hasil dari diskusi internal partai yang menilai keduanya memiliki rekam jejak dan kontribusi signifikan terhadap perkembangan PSI.
“Nama Mas Kaesang juga turut disebut dalam diskusi internal partai kami. Ia diharapkan bisa melanjutkan kepemimpinannya yang sudah baik ini ke depannya,” kata William dalam keterangannya, Jumat (16/5).
William bahkan menyatakan dukungannya jika Jokowi memutuskan untuk maju sebagai calon Ketua Umum PSI, menggantikan Kaesang. Ia menilai Jokowi memiliki pengalaman politik mumpuni serta keterlibatan nyata dalam memperkuat fondasi PSI.
“Pak Jokowi yang kerja nyatanya sudah kami rasakan sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta, patut menjadi calon Ketua Umum PSI,” ujar William.
Ia juga menyebut bahwa konsep ‘Partai Super Terbuka’ yang pernah digagas Jokowi menginspirasi PSI untuk mengadakan Pemilihan Raya (Pemira), sebuah langkah internal yang disebut sebagai bentuk demokrasi terbuka dalam partai.
“Pak Jokowi telah memberikan kontribusi, salah satunya menggagas ‘Partai Super Terbuka’ yang menginspirasi kami. Oleh karena itu, wajar jika kader PSI memberikan tempat istimewa baginya,” tambahnya.
Sementara itu, Jokowi sendiri tidak menampik kemungkinan untuk maju sebagai Ketua Umum PSI. Namun, ia mengaku masih menghitung peluang dan mempertimbangkan langkah tersebut secara matang.
“Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah,” ujar Jokowi saat ditanya soal wacana pencalonan dirinya pada Rabu (14/5).
Saat ini, posisi Ketua Umum PSI masih dijabat oleh Kaesang Pangarep. Dengan mencuatnya nama Jokowi, dinamika internal partai berlambang mawar merah itu semakin menarik menjelang Pemira selanjutnya.
News
Prabowo Resmikan Produksi Perdana Lapangan Minyak Forel dan Terubuk di Natuna, Dukung Swasembada Energi

Published
2 days agoon
16/05/2025
Monitorday.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan produksi perdana dua lapangan minyak strategis, Forel dan Terubuk, yang berlokasi di Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Peresmian bersejarah ini digelar secara hybrid dari Istana Merdeka, Jakarta, dan disiarkan langsung dari lokasi proyek di Natuna.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyebut peristiwa ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan sektor energi nasional. Ia menyatakan kebanggaan dan apresiasi atas capaian tersebut, yang juga menjadi proyek lifting migas pertama yang diresmikan di masa pemerintahannya.
“Saya atas nama pemerintah dan rakyat Republik Indonesia menyampaikan ucapan selamat atas berhasilnya saudara-saudara mencapai prestasi ini. Ini adalah peresmian pertama proyek lifting migas dalam pemerintahan baru yang saya pimpin, dan kami sangat bangga,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mencapai swasembada energi, yang menurutnya sama pentingnya dengan swasembada pangan. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini akan membawa dampak besar pada ketahanan ekonomi nasional.
“Jika kita mampu swasembada energi, kita bisa menghemat puluhan miliar dolar AS. Dana itu bisa dimanfaatkan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat,” tegas Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga memberikan penghargaan kepada seluruh pihak yang berkontribusi, termasuk Kementerian ESDM, SKK Migas, Medco Energy, hingga para teknisi dan pekerja lapangan. Ia menggarisbawahi bahwa proyek ini menjadi bukti kemampuan anak bangsa dalam menguasai teknologi industri migas.
“Saya bangga proyek ini menunjukkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang mendekati 100 persen. Ini membuktikan bahwa kita mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam bidang teknologi energi,” ucapnya.
Presiden Prabowo menyebut para pekerja migas sebagai “pahlawan energi” yang telah mengangkat kapasitas dan harga diri bangsa Indonesia. Ia menekankan pentingnya penguasaan teknologi untuk menjamin masa depan yang kuat dan mandiri.
“Saudara-saudara adalah pahlawan bangsa di bidang energi. Anda menjaga martabat dan wibawa bangsa ini,” kata Presiden.
Menutup sambutannya, Presiden mengingatkan bahwa pencapaian besar seperti ini harus disertai kewaspadaan terhadap potensi gangguan dari kekuatan eksternal yang tidak menginginkan Indonesia menjadi negara kuat dan bersatu.
“Karena masa depan kita gemilang, justru kita harus waspada. Tapi hari ini kalian membuktikan: Indonesia mampu,” tegasnya.
Peresmian produksi Forel dan Terubuk ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi nasional dan menunjukkan komitmen kuat untuk mencapai kedaulatan energi menuju Indonesia yang mandiri dan sejahtera.
Turut hadir mendampingi Presiden Prabowo di Istana Merdeka antara lain Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, dan Plt. Dirjen Migas Tri Winarno.
News
Wamendikdasmen Buka ToT Koding dan AI: Siapkan Guru Digital yang Cerdas dan Beretika

Published
2 days agoon
16/05/2025
Monitorday.com – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, secara resmi membuka gelombang ketiga pelatihan Training of Trainer (ToT) untuk calon pengajar koding dan kecerdasan artifisial (AI) di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Program ini merupakan bagian dari strategi Kementerian Pendidikan dalam mempercepat transformasi digital pendidikan yang inklusif dan berbasis nilai.
“Gelombang ketiga ini bukan hanya soal pelatihan teknis, tapi revolusi cara berpikir,” ujar Wamen Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (16/5/2025).
Ia menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai etika, tanggung jawab, dan rasa aman dalam pembelajaran teknologi. Menurutnya, AI adalah “pisau bermata dua” yang dapat membawa manfaat besar namun juga menimbulkan risiko jika tidak digunakan dengan bijak.
“Teknologi tanpa nilai bisa jadi bencana. Kita ingin anak-anak bukan hanya pandai bikin gim atau program, tapi juga punya soft skills dan kesadaran etis dalam menggunakannya,” tegasnya.
Mengutip laporan dari Stanford University, Fajar menyebut bahwa masyarakat Indonesia memiliki optimisme tinggi terhadap AI. Namun, ia memberi peringatan bahwa optimisme ini harus diimbangi dengan kontrol nilai agar manusia tetap memegang kendali atas teknologi yang diciptakannya.
Untuk itu, konsep Digital Citizenship atau kewargaan digital menjadi hal krusial dalam pendidikan teknologi saat ini. Konsep ini mencakup tanggung jawab etis, komitmen sosial, serta kesadaran akan keamanan di dunia digital.
Direktur Guru Pendidikan Dasar Kemendikdasmen, Rachmadi Widiharto, menyampaikan bahwa program ToT ini menargetkan 59.546 guru dari berbagai wilayah di Indonesia sepanjang tahun 2025.
“Pelatihan ini bukan sekadar pengenalan teknologi, tapi juga membekali peserta dengan strategi kolaboratif, pedagogi orang dewasa, dan keterampilan fasilitasi. Tujuannya melahirkan pengajar koding dan AI yang andal dan inspiratif,” jelas Rachmadi.
Pelatihan ini melibatkan 90 Lembaga Diklat terakreditasi, serta peserta dari kalangan akademisi, guru, dan praktisi. Materi pembelajaran disusun dengan pendekatan problem-based learning, project-based learning, serta praktik simulasi mengajar.
Setiap sesi ToT juga ditutup dengan refleksi mendalam untuk membantu peserta mengaitkan teori dengan praktik nyata di lapangan. “Refleksi ini bukan formalitas. Ini bagian penting dari proses pembentukan guru transformasional,” tambahnya.
Wamen Fajar menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari visi Presiden RI dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) dan upaya menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Tanpa lompatan digital seperti ini, kita akan tertinggal. Kita harus mulai dari sekarang—dari ruang kelas,” pungkasnya.
Dengan penyelenggaraan ToT ini, pemerintah mengambil langkah konkret dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang tidak hanya unggul dalam teknologi, tetapi juga kuat dalam nilai dan etika.
News
Indonesia Perkenalkan ‘Rumah Pendidikan’ dan Kurikulum AI di Forum APEC, Dorong Transformasi Digital Inklusif
Mendikdasmen Abdul Mu’ti memperkenalkan inisiatif digital ‘Rumah Pendidikan’ dan kurikulum AI di forum APEC, Jeju, Korea Selatan.
Published
2 days agoon
16/05/2025
Monitorday.com – Dalam Pertemuan Menteri Pendidikan APEC ke-7 (AEMM) yang berlangsung di Jeju, Korea Selatan, pada 13–15 Mei 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memperkenalkan platform digital ‘Rumah Pendidikan’ sebagai langkah strategis Indonesia dalam menghadapi transformasi digital di sektor pendidikan.
“Platform ini memiliki delapan ruang virtual yang diperuntukkan bagi guru, siswa, orang tua, dan mitra pendidikan,” jelas Mu’ti dalam sesi pleno AEMM.
Salah satu komponen utama dari platform ini adalah Ruang GTK, yang menyediakan wadah bagi guru dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan kompetensinya, termasuk dalam bidang coding dan kecerdasan buatan (AI). Mu’ti menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru dalam menghadapi era digitalisasi dan inovasi pendidikan.
“Pengenalan coding dan AI ke kurikulum tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tapi juga membentuk pola pikir komputasional dan pemahaman etika AI,” ujar Mu’ti.
Selain memaparkan inovasi digital, Mendikdasmen juga menjajaki kerja sama bilateral dengan Gubernur Provinsi Jeju, Oh Young-hun, untuk mendukung pengembangan sekolah ramah lingkungan di Indonesia melalui pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya.
Diskusi juga mencakup pengelolaan limbah di lingkungan sekolah, dengan mempertimbangkan model pengelolaan sampah yang telah diterapkan di Jeju sebagai proyek percontohan di beberapa daerah Indonesia.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menambahkan bahwa peluang kerja sama tidak hanya terbatas pada energi terbarukan, tetapi juga mencakup pendidikan vokasi.
“Kami ingin menjajaki proyek pilot penerapan teknologi hijau Jeju di sektor pendidikan vokasi di Indonesia,” ucap Toni.
News
Jalur Kerjasama, Ikhtiar UNJ Wujudkan Masa Depan Generasi Papua

Published
3 days agoon
15/05/2025By
Natsir Amir
Monitorday.com – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tidak hanya menyiapkan lulusan berkompetensi tinggi, tetapi juga membangun tanggung jawab sosial untuk menghadapi tantangan global dan kemajuan teknologi saat ini. Hal inilah yang menjadi landasan filosofis UNJ menggelar Seleksi Penerimaan Mahasiswa Jalur Kerjasama di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan, pada Senin-Jum’at (12–16/05).
Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si, menilai Papua bukan sekadar ujung paling timur Indonesia, melainkan jantung kehidupan pembangunan bangsa. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Jalur Kerjasama merupakan ikhtiar UNJ untuk membangun Indonesia dari timur yang selaras dengan bingkai cita-cita nasional, yakni mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Seleksi Penerimaan Mahasiswa Jalur Kerjasama di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan menjadi perhatian utama UNJ. Dari tanah Papua, kita bangun Indonesia yang lebih baik, dan UNJ adalah rahim lahirnya para pemimpin masa depan. Sudah menjadi tanggung jawab kami untuk mewujudkan mimpi-mimpi putra dan putri terbaik Papua agar dapat mengukir masa depan gemilang di UNJ,” tegas Rektor UNJ.
Apresiasi kepada Bupati Mappi

Prof. Komarudin pun sangat mengapresiasi Bupati Mappi, Kristosimus Yohanis Agawemu, atas niat suci untuk mencerdaskan generasi emas Papua.
Inisiatif ini dianggap sebagai terobosan penting untuk memajukan sumber daya manusia Papua dan mengukir masa depan yang lebih gemilang.
Menurutnya, Program Jalur Kerjasama ini diharapkan dapat terus diperluas ke kabupaten lain di Provinsi Papua Selatan, membuka peluang lebih besar bagi generasi muda yang berpotensi namun terbatas aksesnya selama ini.
Sementara itu, Dr. Samsi Setiadi, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNJ, menekankan bahwa program ini bukan hanya tentang akses pendidikan, tetapi juga bagian dari misi UNJ untuk turut serta membangun Indonesia dari wilayah terluar.
“Kami berharap para peserta yang lolos seleksi dapat menjadi agen perubahan dan kembali membangun Mappi setelah menyelesaikan studi,” tuturnya.
Seleksi Jalur Kerjasama ini menjadi langkah nyata dalam pemerataan pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas. Diharapkan, program ini akan terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak kabupaten di Provinsi Papua Selatan lainnya.

Diketahui, seleksi dilakukan dalam tiga bentuk tes: berbasis komputer, tulis, dan wawancara untuk menilai kesiapan akademik serta motivasi calon mahasiswa yang akan melanjutkan studi di UNJ melalui program beasiswa kerja sama daerah.
“Terima kasih Pak Bupati Mappi, Kristosimus Yohanis Agawemu, yang telah mendorong langkah terbaik bagi generasi Papua,” tutup Samsi.
News
Prabowo dan PM Albanese Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan hingga UMKM

Published
3 days agoon
15/05/2025
Monitorday.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyampaikan keterangan pers bersama usai menggelar serangkaian pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 15 Mei 2025.
Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya hubungan Indonesia–Australia sebagai kemitraan strategis yang erat, kokoh, dan saling menguntungkan.
Mengawali pernyataannya, Presiden Prabowo menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya kembali Anthony Albanese sebagai Perdana Menteri Australia untuk periode kedua. Presiden juga menyampaikan apresiasi atas kunjungan PM Albanese yang dilakukan hanya satu hari setelah pelantikan resminya.
“Ini adalah kehormatan besar bagi bangsa Indonesia karena kunjungan ini adalah kunjungan pertama yang dilaksanakan oleh Perdana Menteri Albanese satu hari sesudah beliau dilantik sebagai Perdana Menteri. Sekali lagi kami menyampaikan penghargaan atas kehormatan yang besar ini,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia dan Australia adalah tetangga yang secara geografis dipertemukan, dan secara historis memiliki hubungan yang erat. Dalam budaya Indonesia, ujar Presiden, tetangga yang baik adalah pihak pertama yang datang membantu saat dalam kesulitan.
“Keluarga mungkin jauh, tapi tetangga selalu ada di sebelah kita. Karena itu, saya bertekad untuk menjaga hubungan yang terbaik dengan tetangga kita. Dan kita berterima kasih bahwa Australia di bawah kepemimpinan Yang Mulia juga memandang Indonesia sebagai sahabat yang dekat,” ungkap Presiden.
Presiden Prabowo menyebut Australia bukan hanya tetangga, tetapi juga mitra strategis bagi Indonesia. Ia menggarisbawahi bahwa pemerintahannya akan mengejar realisasi berbagai komitmen bilateral, termasuk finalisasi Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia–Australia 2025–2029, yang menurutnya selaras dengan visi transformasi Indonesia, Asta Cita, dan strategi ekonomi Australia di Asia Tenggara 2040.
Di bidang pertahanan, kedua negara sepakat menyelesaikan proses ratifikasi perjanjian kerja sama yang telah disepakati tahun lalu. Di sektor ekonomi, Presiden Prabowo mendorong peningkatan kerja sama perdagangan, investasi, dan partisipasi Australia dalam penguatan sektor pertanian, perikanan, serta UMKM Indonesia.
“Kami akan bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas para petani dan UMKM kita. Kita juga akan berusaha sekeras tenaga untuk memastikan produk-produk buah-buahan dan perikanan Indonesia bisa memenuhi standar internasional termasuk Australia,” ucap Presiden.
Kerja sama dalam transisi energi dan mineral kritis juga menjadi sorotan, termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Presiden Prabowo turut menyampaikan apresiasi atas kemudahan akses visa yang diberikan Australia kepada warga negara Indonesia, terutama pelajar dan mahasiswa.
Dalam konteks hubungan luar negeri, Presiden Prabowo menyampaikan harapan agar Australia terus mendukung keanggotaan Indonesia di CPTPP dan OECD. Ia juga mengapresiasi dukungan Australia terhadap peran Indonesia dalam kerja sama kawasan Pasifik Selatan. “Dukungan ini sangat besar artinya untuk politik luar negeri Indonesia,” tutur Presiden.
Mengakhiri pernyataan persnya, Presiden Prabowo menyampaikan terima kasih dan harapan agar PM Albanese dapat kembali mengunjungi Indonesia dengan waktu tinggal yang lebih lama.
“Sekali lagi Yang Mulia Perdana Menteri Albanese dan rombongan, atas nama bangsa dan rakyat Indonesia saya sampaikan terima kasih atas kunjungan Yang Mulia. Kami berharap di saat akan datang Yang Mulia akan berkunjung di Indonesia untuk lebih lama lagi, kalau bisa berlibur dua atau tiga minggu,” ucap Presiden Prabowo.
Monitor Saham BUMN

Menjaga Kehormatan Sesama: Menghindari Tabarruj di Era Digital

Tabarruj di Era Digital: Tantangan Muslimah Masa Kini

Bahaya Tabarruj: Ketika Kecantikan Menjadi Fitnah

Israel-Hamas Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata di Tengah Agresi Militer Meningkat di Gaza

Crystal Palace Juara Piala FA, Akhiri Puasa Gelar 119 Tahun

Ditekuk Crystal Palace di Final Piala FA, Guardiola: Kami Sedih, Tapi…

Tabarruj dalam Pandangan Islam: Antara Gaya dan Dosa

PSSI Hadiri Kongres FIFA ke-75, Apa Saja yang Dibahas?

Menjaga Kehormatan Sesama: Menghindari Thaharah di Era Digital

Real Madrid Resmi Datangkan Dean Huijsen, Rekrutan Pertama Musim Depan

Forum Menteri Pendidikan APEC Dukung Pendidikan Bermutu untuk Semua dan Digitalisasi Inklusif

Thaharah Sebagai Syarat Sah Ibadah: Kajian Fikih Praktis

Jenis-jenis Thaharah: Dari Wudhu hingga Mandi Wajib

Bertemu Prabowo, Presiden Industri Pertahanan Turki Perkuat Kemitraan Strategis

Makna dan Pentingnya Thaharah dalam Kehidupan Sehari-hari

Titi DJ dan Cakra Khan Duet di Lagu “Layar”

Putuskan Keluar dari Pelatnas, Ini Riwayat Pendidikan Jonatan Christie

Ronaldo Kembali Jadi Atlet Terkaya Dunia 2025, Jauh Tinggalkan Messi

Selamat! Anggoro Eko Cahyo Resmi Jabat Dirut BSI, Muhadjir Effendy Jadi Komut
