Monitorday.com – Langit biru samudera tak hanya menyimpan gelombang, tetapi juga harapan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa efisiensi anggaran sebesar Rp2,1 triliun tak akan menghentikan laju program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Dengan semangat dan kreativitas baru, KKP bertekad menavigasi kebijakan fiskal tanpa kehilangan arah.
Dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat, Trenggono menegaskan bahwa pihaknya akan berusaha maksimal untuk mencapai target meski anggaran yang tersedia menyusut dari Rp6,2 triliun menjadi Rp4,1 triliun.
Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD.
Tak hanya sekadar instruksi, keputusan ini juga mendapat restu dari Komisi IV DPR RI, yang menyetujui pemangkasan sebesar 34,09 persen dalam rapat kerja pada Kamis malam, 13 Februari.
Meski demikian, ada satu hal yang tak tersentuh oleh efisiensi: anggaran belanja pegawai tetap utuh di angka Rp1,9 triliun.
“Efisiensi kami terapkan pada belanja barang dan belanja modal, bukan pada gaji pegawai,” ujar Trenggono dengan penuh keyakinan.
Belanja barang yang semula Rp3,36 triliun kini hanya Rp1,61 triliun, sedangkan belanja modal turun dari Rp943,9 miliar menjadi Rp566,3 miliar. Keputusan ini mencerminkan kehati-hatian agar roda birokrasi tetap berputar, sementara program strategis tetap berjalan.
Dalam situasi ini, KKP tetap berkomitmen menjalankan Asta Cita dan program Ekonomi Biru. Kedua program ini menjadi pilar utama dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. D
engan sumber daya yang terbatas, efisiensi bukan sekadar penghematan, melainkan strategi cerdas untuk memastikan setiap rupiah digunakan dengan optimal.
Trenggono menegaskan bahwa operasional kantor pusat maupun unit kerja di daerah tetap berjalan tanpa hambatan. Langkah-langkah inovatif pun dirancang untuk memastikan implementasi program prioritas tetap berada di jalur yang benar. Dalam dunia kelautan yang penuh tantangan, adaptasi adalah kunci, dan KKP siap menjawab tantangan tersebut dengan langkah yang lebih efektif dan efisien.
Efisiensi anggaran sering kali menjadi momok bagi lembaga pemerintahan. Namun, bagi KKP, ini justru menjadi peluang untuk menata ulang strategi dan menyesuaikan langkah agar tetap produktif. Pemangkasan anggaran bukan berarti mengurangi manfaat bagi masyarakat, melainkan memperbaiki efektivitas program agar lebih berdampak luas.
Dengan tantangan yang ada, kementerian ini tak sekadar berlayar mengikuti arus, melainkan mengendalikan kemudi dengan arah yang lebih strategis. Laut tetap berombak, tetapi tekad KKP untuk mengelola sumber daya maritim tak pernah goyah. Dalam keterbatasan, justru muncul kreativitas dan efisiensi yang akan membawa sektor kelautan dan perikanan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.