Connect with us

News

Gibran Dinilai Rusak Pasaran Cawapres, Pengamat: Erick Thohir Kurang Apa?

Faisal Maarif

Published

on

Monitorday.com – Nama Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka menguat menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto. Apalagi, Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengabulkan klausul bahwa capres-cawapres boleh di bawah 40 tahun asalkan pernah atau sedang menjabat kepala daerah.

Meski demikian, Gibran justru dinilai telah merusak pasar cawapres Prabowo. Pasalnya terdapat nama-nama top yang seharusnya lebih pantas untuk memdampingi Prabowo di Pilpres. Pengamat politik Adi Prayitno menyebut dua nama, yakni Erick Thohir dan Airlangga Hartarto.

“Mas Wali ini kan merusak pasaran bursa cawapres di kalangan Prabowo Subianto. Seakan-akan Erick Thohir itu nggak ada apa-apanya,” kata Adi, dalam sebuah talkshow, dikutip Selasa (17/10).

“Erick Thohir itu kurang apa coba, tunjukkan kelemahan Erick Thohir ke saya, Elektabilitasnya mantap. Popularitasnya waduh lah, sampe ‘sidratul muntaha’. Untuk posisi cawapres per hari ini, tak ada orang yang bisa mengalahkan Erick Thohir,” sambungnya.

Karena itu, menurut Adi, politikus PAN, Viva Yoga terlihat tidak begitu antusias mengikuti Rakernas Projo, karena yang dimunculkan saat itu Prabowo-Gibran. Seperti diketahui, PAN adalah partai yang mengusulkan Erick Thohir untuk menjadi cawapres Prabowo.

“Makanya kalau mau jujur ketika PAN, Bang Viva hadir ke acara Projo wajahnya gak happy karena isunya bukan Prabowo-Erick tapi Prabowo -Gibran. gak nyaman wajahnya,” ujar Adi.

Demikian juga Airlangga Hartarto, Menurut Adi, sepesifikasinya juga sangat tinggi sebagaimana Erick Thohir. Dia seorang Menko Perekonomian dan juga ketua umum partai besar, yang menjadi peringkat dua di Pemilu 2019.

“Hampir sama dengan Erick sebelas dua belas sama-sama sempurna. Menko, ketua partai. Inget loh, ia anggota DPR berkali-kali. Pak Erlangga itu adalah ketua umum Golkar yang mampu mengerem turbulensi politik Golkar waktu Pileg 2019,” terang Adi.

“Itu luar biasa bos. Jadi Plt ketum Golkar saat itu, ketika elit Golkar ketum dan sekjennya berurusan dengan KPK, tapi hasil pilihnya 2019, Golkar itu runner up, perolehan kursinya di DPR. Kurang apa coba,” tandasnya.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *