Indonesia mendapatkan pengakuan bergengsi dari PBB sebagai episentrum pengembangan teknologi kecerdasan artifisial (AI) di kawasan ASEAN. Hal ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal dan Utusan Teknologi UNSG Amandeep Singh Gill dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria di Slovenia.
“PBB melihat Indonesia dengan 280 juta penduduknya sebagai negara yang cukup maju dalam pengembangan teknologi AI di kawasan. Potensi Indonesia juga sangat besar untuk menjadi episentrum teknologi baru di ASEAN,” ungkap Nezar Patria dalam keterangan resminya.
Pengakuan ini merupakan kebanggaan bagi Indonesia, terutama karena konsistensi negara dalam menyuarakan kesenjangan digital di kawasan ASEAN dan global. Indonesia mengusulkan konsolidasi untuk mengatasi kesenjangan digital dan Global South-South Conference on AI Governance agar suara negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin dapat terwakili dengan lebih komprehensif.
“Duta khusus teknologi dari PBB melihat Indonesia sebagai negara yang strategis dan menginginkan partisipasi yang lebih aktif dari Indonesia,” jelas Nezar.
Keterlibatan Indonesia dalam Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Slovenia menjadi momentum yang tepat untuk menunjukkan dukungan Indonesia terhadap pengembangan AI yang setara antara negara maju dan negara berkembang.
“Indonesia memandang perlu adanya kesamaan pandangan dalam mengatasi kesenjangan digital dalam Tata Kelola AI Global. Untuk memenuhi aspek inklusivitas ini, kita juga menginginkan adanya dialog Global South-South dan Indonesia siap untuk memfasilitasi jika memang disetujui oleh PBB,” tutup Nezar.