IBNU Ishaq menceritakan, Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata kepadaku: Kita berlindung diri kepada Allah dari mengatakan sesuatu atas Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam apa yang tidak beliau sabdakan.
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berdiri di depan kaum Muslimin kemudian memuji Allah. Setelah itu, beliau berkhutbah:
“Amma ba’du. Wahai sekalian manusia, semua kita pasti akan mati. Ia akan tinggalkan kambing-kambingnya tanpa penggembala. Tuhan-nya lalu bertanya kepadanya dan saat itu tidak ada penerjemah di antara keduanya: “Bukankah telah datang kepadamu Rasul-Ku, lalu dia menyampaikan wanyu-Ku Kepada kalian? Bukankah Aku telah menganugrahi kekayaan dan melebihkanmu, lalu apa yang engkau persembahkan? Ia menengok ke kanan dan ke kiri, tapi ia tidak melihat apa-apa. Justru di depannya yang ia lihat adalah Neraka Jahannam. Barang siapa mampu melindungi dirinya dari neraka hendaklah ia lakukan, walaupun hanya dengan bersedekah separuh biji kurma. Barangsiapa tidak mendapatkannya, hendaklah ia mengucapkan yang baik, karena satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat lebih banyak. Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.”
Di lain waktu, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berkhutbah lagi kepada kaum Muslimin. Beliau berujar: “Sesungguhnya segala pujian hanya milik Allah. Aku memuji-Nya dan meminta pertolongan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari segenap keburukan diri kita dan kesalahan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang dibimbing oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak ada yang bisa membimbingnya kepada hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang pantas disembah dengan benar kecuali Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya tutur kata yang paling baik adalah Kitab Allah. Sungguh beruntung orang yang Allah hiasi hatinya dengan Kitab-Nya, memasukkannya ke dalam Islam setelah sebelumnya kafir dan menomor satukan Al-Qur’an daripada perkataan-perkataan manusia. Karena Al-Qur’an adalah tutur kata yang paling baik dan paling sempurna.
Cintailah apa saja yang dicintai Allah dan cintailah Allah dengan segenap jiwa kalian. Janganlah kalian jenuh dari firman Allah dan ingatlah kepadanya. Janganlah hati kalian keras untuk menerima Al-Qur’an, karena sungguh, Allah telah memilih amal perbuatan yang paling baik, dan hamba-hamba-Nya yang terpilih, perkataan yang baik dan dari apa yang diberikan kepada manusia; yang halal dan yang haram. Maka sembahlah Allah, janganlah engkau menyekutukan-Nya dengan apa pun, bertakwalah kepada-Nya dengan takwa yang sebenarnya, bersikap jujurlah kepada Allah dan perbaiki apa yang kalian ucapkan dengan mulut kalian dan hendaklah kalian saling mencintai karena Allah di antara kalian, karena Allah sangat benci jika perjanjian-Nya dilanggar. Wassalamu ‘alaikum. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media