Ruang Sujud
Inilah Pengertian dan Syarat Zakat Mal Yang Perlu yang Perlu Kamu Tahu

Published
1 day agoon
By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Zakat mal merupakan zakat yang dikenakan atas kepemilikan harta setelah memenuhi syarat tertentu dalam Islam.
Zakat mal wajib ditunaikan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, terutama untuk membantu fakir miskin dan orang yang membutuhkan.
Dalam Seri Fiqih Kehidupan oleh Ahmad Sarwat, terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat mal, termasuk fakir, miskin, amil zakat, dan mualaf.
Menurut buku Fikih Jilid 2 karya Hasbiyallah, zakat mal adalah kewajiban yang harus dipenuhi umat Islam atas harta yang telah mencapai batas tertentu.
Syarat Wajib Zakat Mal
1. Milik Penuh
Harta harus berada dalam kendali penuh pemiliknya dan dapat dikelola secara bebas.
2. Memiliki Nilai Ekonomi
Harta yang wajib dizakati mencakup emas, perak, hewan ternak, hasil pertanian, harta perniagaan, hasil tambang, dan harta temuan.
3. Mencapai Nisab
Nisab adalah batas minimum kepemilikan harta yang wajib dizakatkan, misalnya emas sebesar 85 gram.
4. Melewati Haul
Harta harus dimiliki selama satu tahun penuh sebelum wajib dizakati, sesuai hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Daruquthni.

Mungkin Kamu Suka
Ruang Sujud
Shalat Istikharah dalam Menentukan Jodoh: Petunjuk Ilahi untuk Keputusan Terbaik

Published
10 hours agoon
25/03/2025
Monitorday.com – Menikah adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Pilihan pasangan hidup tidak hanya mempengaruhi kehidupan dunia, tetapi juga kehidupan akhirat. Oleh karena itu, Islam memberikan solusi terbaik bagi mereka yang ragu atau bingung dalam memilih jodoh, yaitu dengan melaksanakan shalat Istikharah.
Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dianjurkan bagi setiap Muslim yang ingin meminta petunjuk dari Allah dalam mengambil keputusan penting, termasuk dalam urusan jodoh. Dengan menjalankan shalat ini, seseorang menyerahkan keputusannya kepada Allah, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Apa Itu Shalat Istikharah?
Secara bahasa, Istikharah berasal dari kata “khair” yang berarti kebaikan. Jadi, shalat Istikharah berarti shalat untuk meminta petunjuk kepada Allah agar diberikan keputusan yang terbaik dalam suatu perkara. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian berniat melakukan sesuatu, maka hendaknya ia melakukan shalat dua rakaat selain shalat wajib, kemudian berdoa.” (HR. Bukhari)
Dalam konteks mencari jodoh, shalat Istikharah dilakukan agar Allah membimbing seseorang menuju pasangan yang terbaik bagi dirinya.
Mengapa Shalat Istikharah Penting dalam Memilih Jodoh?
Dalam kehidupan, seseorang mungkin dihadapkan pada beberapa pilihan jodoh. Kadang, ada kecocokan dari segi duniawi, tetapi hati masih ragu. Shalat Istikharah menjadi solusi agar keputusan yang diambil bukan hanya berdasarkan hawa nafsu atau pertimbangan duniawi semata, tetapi juga atas bimbingan Allah.
Beberapa manfaat shalat Istikharah dalam memilih jodoh:
1. Memohon petunjuk kepada Allah – Manusia memiliki keterbatasan dalam menilai seseorang, tetapi Allah Maha Mengetahui segala hal, termasuk apa yang tersembunyi.
2. Menjadikan hati lebih tenang – Setelah shalat Istikharah, seseorang akan merasa lebih yakin dan tidak bimbang dalam mengambil keputusan.
3. Menghindari kesalahan besar – Memilih pasangan hidup tanpa petunjuk dari Allah bisa berakibat buruk di masa depan. Dengan shalat Istikharah, seseorang bisa terhindar dari keputusan yang salah.
Tata Cara Shalat Istikharah untuk Memilih Jodoh
Shalat Istikharah untuk jodoh dilakukan seperti shalat sunnah lainnya, yakni dua rakaat, lalu diikuti dengan doa Istikharah. Berikut langkah-langkahnya:
1. Niat Shalat Istikharah
Shalat Istikharah dimulai dengan niat dalam hati. Contoh niatnya:
“Usholli sunnatal istikharati rok’ataini lillahi ta’ala.”
(Artinya: Aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.)
2. Mengerjakan Dua Rakaat Shalat
Rakaat pertama: Membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat pilihan (disarankan surat Al-Kafirun).
Rakaat kedua: Membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat pilihan (disarankan surat Al-Ikhlas).
Setelah tasyahud akhir, memberi salam.
3. Membaca Doa Istikharah
Setelah selesai shalat, seseorang membaca doa Istikharah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ:
“Allahumma inni astakhiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as’aluka min fadhlikal ‘adzim…”
Dalam doa ini, seseorang bisa menyebutkan nama calon pasangan yang sedang dipertimbangkan. Jika lebih dari satu calon, seseorang bisa mengulang shalat Istikharah beberapa kali.
Bagaimana Cara Mengetahui Jawaban dari Shalat Istikharah?
Banyak orang mengira bahwa jawaban dari shalat Istikharah selalu datang dalam bentuk mimpi. Padahal, tidak selalu demikian. Allah bisa memberikan petunjuk melalui berbagai cara, seperti:
1. Hati merasa lebih mantap dan tenang – Jika setelah beristikharah seseorang merasa yakin dengan pilihannya, itu bisa menjadi tanda dari Allah.
2. Ada kemudahan dalam prosesnya – Jika hubungan dengan calon pasangan berjalan lancar dan tanpa hambatan berarti, itu bisa menjadi pertanda baik.
3. Terjadi halangan atau rintangan – Jika setelah beristikharah justru banyak hambatan dalam hubungan, itu bisa menjadi tanda bahwa pasangan tersebut bukan yang terbaik.
Namun, yang terpenting setelah shalat Istikharah adalah tetap berikhtiar dan menerima keputusan Allah dengan lapang dada.
Kapan Waktu Terbaik untuk Shalat Istikharah?
Shalat Istikharah bisa dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang, seperti setelah shalat Subuh hingga matahari terbit dan setelah shalat Asar hingga matahari terbenam. Namun, waktu terbaik adalah di sepertiga malam terakhir, saat doa lebih mustajab.
Berapa Kali Shalat Istikharah Dilakukan?
Tidak ada batasan jumlah pelaksanaan shalat Istikharah. Jika masih ragu, seseorang bisa mengulang shalat ini hingga hatinya merasa yakin dengan keputusannya.
Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Shalat Istikharah
Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat melaksanakan shalat Istikharah dalam memilih jodoh adalah:
1. Hanya mengandalkan Istikharah tanpa ikhtiar – Seseorang tetap harus berusaha mengenal calon pasangan, menanyakan kepada orang terpercaya, serta mempertimbangkan nilai-nilai agama.
2. Mengharapkan mimpi sebagai satu-satunya jawaban – Jawaban Istikharah tidak selalu berupa mimpi, tetapi juga bisa berupa perasaan hati yang tenang atau kejadian nyata yang memudahkan atau menghalangi keputusan.
3. Tidak berserah diri kepada Allah – Setelah shalat Istikharah, seseorang harus menerima apa pun hasilnya dengan ikhlas dan yakin bahwa itulah yang terbaik menurut Allah.
Kesimpulan
Shalat Istikharah adalah solusi terbaik bagi seorang Muslim yang sedang menghadapi kebimbangan dalam memilih jodoh. Dengan melaksanakan shalat dua rakaat dan membaca doa Istikharah, seseorang menyerahkan keputusannya kepada Allah. Jawaban dari shalat ini bisa datang dalam berbagai bentuk, seperti ketenangan hati, kemudahan dalam proses, atau bahkan hambatan yang muncul. Yang terpenting adalah tetap berikhtiar dan menerima hasilnya dengan lapang dada.
Menikah adalah ibadah yang panjang, maka memilih pasangan tidak boleh hanya berdasarkan emosi atau hawa nafsu semata. Dengan shalat Istikharah, insyaAllah keputusan yang diambil akan membawa keberkahan dalam kehidupan rumah tangga.
Ruang Sujud
Shalat Istikharah: Panduan Lengkap untuk Meminta Petunjuk dari Allah

Published
12 hours agoon
25/03/2025
Monitorday.com – Dalam kehidupan, kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan sulit yang membutuhkan keputusan bijak. Islam mengajarkan cara terbaik untuk mendapatkan petunjuk dari Allah, salah satunya melalui shalat Istikharah. Shalat ini adalah ibadah sunnah yang dilakukan untuk meminta bimbingan dalam mengambil keputusan, baik terkait pekerjaan, pernikahan, pendidikan, atau hal penting lainnya.
Pengertian Shalat Istikharah
Shalat Istikharah berasal dari kata “istikharah” yang berarti meminta kebaikan. Dalam konteks ibadah, shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dianjurkan bagi seorang Muslim ketika menghadapi kebimbangan dalam memilih suatu hal. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu, maka hendaklah ia melaksanakan shalat dua rakaat selain shalat wajib, kemudian berdoa (doa Istikharah).” (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa shalat Istikharah adalah sunnah yang sangat dianjurkan ketika seseorang ingin mendapatkan petunjuk dari Allah.
Hikmah dan Keutamaan Shalat Istikharah
Shalat Istikharah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:
1. Menunjukkan ketergantungan kepada Allah – Dengan melaksanakan shalat ini, seorang Muslim menunjukkan bahwa ia hanya mengandalkan Allah dalam mengambil keputusan.
2. Mendapatkan ketenangan hati – Setelah berdoa dan menyerahkan urusan kepada Allah, seseorang akan lebih tenang dalam menghadapi keputusannya.
3. Menghindarkan dari keburukan – Allah akan membimbing hamba-Nya agar memilih keputusan yang terbaik dan menjauhkannya dari sesuatu yang tidak baik.
Tata Cara Shalat Istikharah
Shalat Istikharah dilakukan dengan dua rakaat seperti shalat sunnah pada umumnya, lalu diikuti dengan doa khusus. Berikut langkah-langkahnya:
1. Niat Shalat Istikharah
Sebelum memulai shalat, seseorang harus berniat di dalam hati. Berikut contoh niatnya:
“Usholli sunnatal istikharati rok’ataini lillahi ta’ala.”
(Artinya: Aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.)
2. Melaksanakan Dua Rakaat Shalat
Shalat Istikharah dilakukan seperti shalat sunnah biasa, dengan susunan sebagai berikut:
Rakaat pertama: Membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat pilihan (disarankan membaca surat Al-Kafirun).
Rakaat kedua: Membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat pilihan (disarankan membaca surat Al-Ikhlas).
Tasyahud akhir dan salam.
3. Membaca Doa Istikharah
Setelah shalat, dilanjutkan dengan membaca doa Istikharah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ:
“Allahumma inni astakhiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as’aluka min fadhlikal ‘adzim. Fa innaka taqdiru wala aqdir, wa ta’lamu wala a’lam, wa anta ‘allamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amra khairun lii fii diinii, wa ma’aasyii, wa ‘aaqibati amrii, faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiih. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra syarrun lii fii diinii, wa ma’aasyii, wa ‘aaqibati amrii, fashrifhu ‘anni, washrifni ‘anhu, waqdur liya alkhaira haitsu kaana, tsumma ardini bihi.”
(Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu dari anugerah-Mu yang agung. Karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui. Engkau-lah Yang Maha Mengetahui perkara gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku, maka takdirkanlah untukku, mudahkanlah bagiku, lalu berkahilah aku dalamnya. Namun jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku, maka jauhkanlah dariku dan jauhkanlah aku darinya. Takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku ridha dengannya.”)
Dalam doa ini, seseorang bisa menyebutkan perkara yang sedang diistikharahkan, misalnya memilih pekerjaan, jodoh, atau keputusan lainnya.
Kapan Waktu Terbaik untuk Shalat Istikharah?
Shalat Istikharah bisa dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang terlarang untuk shalat (seperti setelah shalat Subuh hingga matahari terbit dan setelah shalat Asar hingga matahari terbenam). Waktu terbaiknya adalah di sepertiga malam terakhir, saat doa lebih mustajab.
Bagaimana Cara Mengetahui Jawaban dari Shalat Istikharah?
Banyak orang bertanya bagaimana cara mengetahui hasil dari shalat Istikharah. Jawabannya tidak selalu datang dalam bentuk mimpi, tetapi bisa berupa:
1. Hati merasa mantap dan tenang – Jika setelah shalat hati merasa yakin dan nyaman terhadap suatu pilihan, itu bisa menjadi tanda bahwa keputusan tersebut baik.
2. Terbukanya jalan dan kemudahan – Jika keputusan yang diambil mendapat banyak kemudahan dan dukungan, itu bisa menjadi petunjuk dari Allah.
3. Terhalangnya jalan – Jika setelah Istikharah jalan terasa sulit atau penuh hambatan, mungkin itu tanda bahwa pilihan tersebut tidak baik.
Kesimpulan
Shalat Istikharah adalah cara terbaik bagi seorang Muslim untuk meminta petunjuk dari Allah ketika menghadapi keputusan penting. Dengan melaksanakan shalat dua rakaat dan membaca doa Istikharah, seseorang menunjukkan ketergantungan kepada Allah dan menyerahkan hasilnya kepada-Nya. Jawaban dari shalat ini bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk ketenangan hati, kemudahan, atau bahkan hambatan. Oleh karena itu, setelah beristikharah, penting untuk tetap berikhtiar dan berserah diri kepada Allah dengan penuh keyakinan.

Monitorday.com – Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dalam Islam. Malam ini disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana segala amalan yang dilakukan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Keutamaan Lailatul Qadar dijelaskan baik dalam Al-Qur’an maupun hadis Rasulullah SAW.
1. Lailatul Qadar dalam Al-Qur’an
Allah SWT mengabadikan keutamaan Lailatul Qadar dalam surah khusus, yaitu Surah Al-Qadr:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah malam itu hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Ayat ini menegaskan bahwa malam Lailatul Qadar memiliki keutamaan luar biasa karena pada malam inilah Al-Qur’an diturunkan dan para malaikat turun membawa berkah serta rahmat.
2. Keutamaan Lailatul Qadar dalam Hadis
Rasulullah SAW juga banyak menyebutkan keutamaan Lailatul Qadar dalam berbagai hadis, di antaranya:
a. Diampuni Dosa yang Telah Lalu
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa Lailatul Qadar adalah kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk mendapatkan pengampunan dari Allah.
b. Lebih Baik dari Seribu Bulan
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW menceritakan tentang seorang laki-laki dari Bani Israil yang beribadah selama seribu bulan tanpa henti. Para sahabat pun takjub, lalu Allah menurunkan Surah Al-Qadr sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada umat Islam, agar mereka dapat memperoleh pahala ibadah yang lebih besar hanya dalam satu malam.
c. Turunnya Malaikat Membawa Kedamaian
Lailatul Qadar juga dikenal sebagai malam yang penuh dengan ketenangan dan keberkahan. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya pada malam itu bumi dipenuhi oleh para malaikat yang membawa rahmat dan keberkahan hingga terbit fajar.” (HR. Ahmad)
3. Kapan Terjadinya Lailatul Qadar?
Rasulullah SAW tidak menyebutkan tanggal pasti terjadinya Lailatul Qadar, tetapi beliau memberikan petunjuk bahwa malam ini terjadi pada salah satu dari sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama di malam-malam ganjil.
Dalam hadis disebutkan:
“Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadahnya pada malam-malam tersebut agar tidak melewatkan keutamaan Lailatul Qadar.
4. Amalan yang Dianjurkan
Untuk mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar, Rasulullah SAW menganjurkan beberapa amalan, seperti:
Salat malam (Qiyamul Lail) untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Membaca Al-Qur’an sebagai bentuk penghormatan terhadap wahyu yang diturunkan pada malam ini.
Memperbanyak doa, terutama doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.” (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.)
Bersedekah untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Kesimpulan
Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis. Pada malam ini, Allah SWT memberikan keberkahan, pengampunan, dan pahala yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya memanfaatkan malam-malam terakhir Ramadan untuk beribadah dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan keutamaan yang luar biasa dari Lailatul Qadar.

Monitorday.com – Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana amal ibadah yang dilakukan pada malam ini mendapatkan pahala yang luar biasa besar. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam ini dengan berbagai amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
1. Salat Malam (Qiyamul Lail)
Salat malam, seperti tahajud dan witir, merupakan amalan utama yang dianjurkan di Lailatul Qadar. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Salat ini menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah serta memohon ampunan dan keberkahan hidup.
2. Membaca dan Merenungkan Al-Qur’an
Lailatul Qadar adalah malam turunnya Al-Qur’an, sehingga membacanya pada malam ini sangat dianjurkan. Selain membaca, kita juga dianjurkan untuk memahami dan menghayati maknanya. Menghafal ayat-ayat baru atau mentadabburi tafsir Al-Qur’an juga bisa menjadi pilihan ibadah yang bermanfaat.
3. Memperbanyak Doa
Salah satu doa yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk dibaca pada malam Lailatul Qadar adalah:
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.”
(Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.)
Selain itu, kita juga bisa memohon hajat pribadi, keselamatan, keberkahan hidup, serta kebaikan dunia dan akhirat.
4. Berdzikir dan Bershalawat
Memperbanyak dzikir kepada Allah, seperti tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil, dapat menambah keberkahan di malam ini. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW juga termasuk amalan yang sangat dianjurkan.
5. Bersedekah
Sedekah di malam Lailatul Qadar memiliki keutamaan besar karena pahala amal di malam ini dilipatgandakan. Sedekah bisa berupa uang, makanan untuk berbuka puasa, atau bantuan kepada orang yang membutuhkan.
6. I’tikaf di Masjid
I’tikaf, yaitu berdiam diri di masjid untuk beribadah, adalah salah satu sunnah yang dianjurkan di sepuluh malam terakhir Ramadan. Rasulullah SAW rutin melakukan i’tikaf di malam-malam terakhir Ramadan untuk mencari Lailatul Qadar.
7. Memperbanyak Istighfar dan Muhasabah
Malam Lailatul Qadar adalah waktu yang tepat untuk memohon ampunan dan melakukan introspeksi diri. Dengan memperbanyak istighfar, kita berharap agar Allah menghapus dosa-dosa kita dan memberikan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Kesimpulan
Lailatul Qadar adalah malam penuh berkah yang hanya datang sekali dalam setahun. Dengan mengisi malam ini dengan berbagai amalan seperti salat malam, membaca Al-Qur’an, berdoa, berdzikir, dan bersedekah, kita bisa meraih keutamaan yang luar biasa. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar dan diampuni segala dosa-dosa kita.
Ruang Sujud
Bolehkah Memberi Zakat Fitrah untuk Kyai Kampung?

Published
1 day agoon
24/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Zakat fitrah wajib ditunaikan oleh setiap Muslim pada bulan Ramadan sebagai bentuk penyucian jiwa dan kepedulian terhadap sesama.
Dalam Al-Qur’an dan hadis, zakat fitrah disebutkan sebagai kewajiban yang harus diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa seorang ustadz atau kyai kampung tidak otomatis berhak menerima zakat hanya karena statusnya sebagai ustadz.
Jika seorang ustadz tergolong fakir atau miskin, maka ia boleh menerima zakat sebagaimana fakir miskin lainnya.
Sebaliknya, jika ia tidak dalam kondisi membutuhkan, maka memberikan zakat kepadanya dapat mengabaikan hak fakir miskin yang lebih berhak.
Selain itu, seorang ustadz yang mengurus zakat tetapi bukan amil resmi juga tidak boleh menerima zakat sebagai bagian dari pengelolaan.
Dalam surah At-Taubah ayat 60, Allah SWT menetapkan delapan golongan yang berhak menerima zakat, termasuk fakir, miskin, amil zakat, dan ibnu sabil.
Wallahu a’lam.
Ruang Sujud
Keutamaan Lailatul Qadar: Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

Published
2 days agoon
24/03/2025
Monitorday.com – Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan. Dalam Al-Qur’an, malam ini disebut lebih baik dari seribu bulan, menjadikannya waktu yang sangat istimewa bagi umat Islam. Banyak orang berlomba-lomba menghidupkan malam ini dengan ibadah, doa, dan dzikir.
Keistimewaan Lailatul Qadar
Allah SWT menyebutkan dalam surah Al-Qadr bahwa Lailatul Qadar adalah malam turunnya Al-Qur’an. Para malaikat, termasuk Malaikat Jibril, turun ke bumi membawa rahmat dan keberkahan. Malam ini juga menjadi waktu di mana segala urusan ditetapkan oleh Allah SWT.
Keutamaan lainnya adalah pahala ibadah pada malam ini dihitung lebih baik dari ibadah selama seribu bulan. Jika dikonversi, seribu bulan setara dengan sekitar 83 tahun, yang berarti beribadah satu malam di Lailatul Qadar sama nilainya dengan beribadah seumur hidup.
Tanda-Tanda Lailatul Qadar
Meskipun tanggal pastinya tidak disebutkan secara spesifik, Rasulullah SAW memberikan beberapa petunjuk tentang tanda-tanda Lailatul Qadar, di antaranya:
Malamnya terasa tenang, damai, dan penuh ketenangan.
Udara dan suhu cenderung sejuk, tidak terlalu panas atau dingin.
Matahari keesokan paginya bersinar tanpa sinar yang menyilaukan.
Tidak ada suara-suara bising dari makhluk di malam itu, seakan semuanya berserah diri.
Amalan yang Dianjurkan di Lailatul Qadar
Karena keutamaannya yang besar, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah di malam ini. Beberapa amalan yang bisa dilakukan antara lain:
1. Salat Malam (Qiyamul Lail) – Menunaikan salat tahajud dan witir untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2. Membaca Al-Qur’an – Menghayati dan memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an.
3. Berdoa dan Berdzikir – Memperbanyak doa, terutama doa yang diajarkan Rasulullah:
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.”
(Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.)
4. Bersedekah – Memberikan sedekah kepada yang membutuhkan agar keberkahan malam ini semakin bertambah.
Kapan Lailatul Qadar Terjadi?
Lailatul Qadar biasanya terjadi di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama di malam-malam ganjil, seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah selama periode ini agar tidak melewatkan malam penuh berkah tersebut.
Kesimpulan
Lailatul Qadar adalah malam yang luar biasa istimewa dalam Islam. Keutamaannya yang lebih baik dari seribu bulan membuatnya menjadi momen yang sangat dinanti oleh umat Muslim. Dengan meningkatkan ibadah, doa, dan amal kebaikan, kita dapat meraih keberkahan malam ini dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ruang Sujud
Hati-Hati dengan Istidraj: Ketika Kemewahan Dunia Menjadi Tanda Azab

Published
3 days agoon
22/03/2025By
Yusuf Hasyim
Dalam hidup, kita sering melihat orang yang hidupnya penuh kemewahan dan kesuksesan, tetapi mereka justru semakin jauh dari agama. Mereka menikmati segala fasilitas dunia tanpa hambatan, seakan-akan hidup mereka sempurna. Namun, tahukah kita bahwa hal ini bisa jadi bukan keberkahan, melainkan istidraj—sebuah bentuk azab tersembunyi dari Allah?
Apa Itu Istidraj?
Istidraj adalah keadaan di mana seseorang terus-menerus diberi kenikmatan duniawi oleh Allah, padahal mereka berada dalam kesesatan. Nikmat tersebut bukanlah tanda kasih sayang, melainkan jebakan yang membuat mereka semakin jauh dari Allah.
Allah SWT berfirman:
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” (QS. Al-An’am: 44)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah bisa saja membiarkan seseorang hidup dalam kelimpahan sebagai bentuk hukuman tersembunyi. Mereka merasa nyaman, tetapi sesungguhnya mereka sedang ditarik menuju kebinasaan tanpa mereka sadari.
Tanda-Tanda Seseorang Terkena Istidraj
1. Makin Kaya, tetapi Makin Jauh dari Allah
Orang yang mengalami istidraj akan terus bertambah kekayaannya, tetapi ibadahnya justru semakin berkurang. Mereka merasa tak perlu berdoa atau bersyukur karena menganggap semuanya adalah hasil usaha mereka sendiri.
2. Terus Berbuat Maksiat tanpa Rasa Bersalah
Mereka melakukan dosa tanpa merasa takut atau menyesal. Bahkan, mereka menganggap kemaksiatan sebagai gaya hidup dan terus menikmatinya.
3. Kesuksesan Datang dengan Mudah tanpa Ujian
Berbeda dengan orang beriman yang diuji sebelum mendapatkan sesuatu, mereka yang mengalami istidraj justru mendapatkan segalanya dengan mudah. Ini membuat mereka semakin lalai dan angkuh.
4. Merasa Tidak Butuh Allah
Mereka jarang berdoa dan menganggap agama hanya untuk orang yang lemah. Mereka merasa dunia ada dalam genggaman mereka dan lupa bahwa segalanya bisa lenyap dalam sekejap.
Istidraj vs Keberkahan: Apa Bedanya?
Banyak orang salah mengira bahwa kemewahan adalah tanda keberkahan. Padahal, keberkahan dan istidraj memiliki perbedaan yang jelas:
Keberkahan adalah nikmat yang membawa seseorang semakin dekat kepada Allah. Orang yang diberi keberkahan tetap rendah hati, bersyukur, dan taat kepada Allah.
Istidraj adalah nikmat yang justru menjauhkan seseorang dari Allah. Orang yang terkena istidraj merasa dunia adalah segalanya dan lupa pada kehidupan akhirat.
Bagaimana Menghindari Istidraj?
1. Selalu Bersyukur dan Mengingat Allah
Jangan biarkan nikmat dunia membuat kita lupa pada Allah. Biasakan untuk selalu bersyukur dan menggunakan nikmat tersebut untuk hal yang bermanfaat.
2. Perbanyak Taubat dan Istighfar
Jika kita merasa hidup terlalu nyaman tetapi jauh dari ibadah, itu adalah tanda bahaya. Segeralah bertobat sebelum nikmat berubah menjadi azab.
3. Gunakan Rezeki untuk Kebaikan
Jika Allah memberikan kita kekayaan, gunakan itu untuk membantu sesama dan berkontribusi dalam amal kebaikan. Jangan biarkan harta menjadikan kita lupa diri.
4. Ingat bahwa Dunia Sementara
Semua yang kita miliki bisa hilang dalam sekejap. Keberkahan sejati bukan terletak pada harta, tetapi pada ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah.
Kesimpulan
Istidraj adalah ketika Allah memberikan kenikmatan duniawi kepada seseorang bukan sebagai tanda keberkahan, tetapi sebagai bentuk azab yang terselubung. Orang yang terkena istidraj sering kali merasa hidupnya sempurna, padahal sebenarnya mereka sedang dijauhkan dari rahmat Allah.
Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati terhadap nikmat yang kita terima. Jangan sampai kekayaan, kesuksesan, dan kenyamanan dunia membuat kita lalai. Perbanyak syukur, taubat, dan gunakan rezeki dengan cara yang diridai Allah agar kita terhindar dari istidraj.
Ruang Sujud
Istidraj: Nikmat yang Menyesatkan atau Ujian Tersembunyi?

Published
3 days agoon
22/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Dalam kehidupan, kita sering melihat orang-orang yang jauh dari ajaran agama tetapi tetap mendapatkan kekayaan, kekuasaan, dan kesuksesan. Mereka hidup dengan kemewahan tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Fenomena ini dalam Islam dikenal sebagai istidraj, yaitu ketika Allah memberikan nikmat duniawi kepada seseorang, padahal sebenarnya itu adalah bentuk hukuman yang terselubung.
Apa Itu Istidraj?
Istidraj berasal dari kata “daraja” yang berarti naik bertahap. Dalam konteks agama, istidraj adalah kondisi ketika seseorang diberikan kenikmatan yang terus meningkat meskipun mereka terus berbuat maksiat. Allah membiarkan mereka menikmati dunia seakan-akan tanpa batas, padahal itu hanyalah jalan menuju kebinasaan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” (QS. Al-An’am: 44)
Ayat ini menjelaskan bahwa istidraj bukanlah tanda keberkahan, melainkan sebuah peringatan bahwa seseorang sedang berada di ambang kebinasaan akibat kelalaian mereka.
Ciri-Ciri Istidraj
1. Nikmat Bertambah, tetapi Jauh dari Ketaatan
Orang yang mengalami istidraj akan semakin kaya, sukses, atau terkenal, tetapi hatinya semakin keras dan jauh dari agama. Mereka tidak merasa perlu bersyukur kepada Allah atau bertobat dari kesalahan mereka.
2. Tidak Ada Rasa Bersalah dalam Maksiat
Mereka terus berbuat dosa, tetapi tidak ada rasa takut atau penyesalan. Mereka merasa hidupnya baik-baik saja, padahal sejatinya mereka sedang dijauhkan dari rahmat Allah.
3. Tidak Mendapat Peringatan atau Kesulitan
Berbeda dengan orang beriman yang diuji dengan kesulitan untuk meningkatkan keimanan mereka, orang yang mengalami istidraj justru mendapatkan segala yang mereka inginkan tanpa hambatan. Ini membuat mereka semakin lalai dan sombong.
4. Hidup dalam Keangkuhan
Mereka merasa semua pencapaian adalah hasil kerja keras mereka sendiri tanpa menyadari bahwa itu adalah ujian. Mereka lupa bahwa Allah bisa mengambil semua itu kapan saja.
Perbedaan Istidraj dan Ujian
Banyak orang yang salah paham dan mengira bahwa setiap kesuksesan adalah tanda keberkahan, padahal tidak selalu demikian. Perbedaan utama antara istidraj dan ujian adalah dampaknya terhadap keimanan.
Ujian diberikan kepada orang beriman agar mereka semakin dekat kepada Allah. Biasanya, ujian berupa kesulitan yang menguji kesabaran dan ketakwaan seseorang.
Istidraj diberikan kepada orang yang lalai sebagai bentuk hukuman tersembunyi. Nikmat yang mereka dapatkan justru menjauhkan mereka dari Allah.
Contoh sederhana: Jika seseorang semakin kaya tetapi semakin jauh dari agama, itu bisa jadi tanda istidraj. Sebaliknya, jika seseorang diuji dengan kemiskinan tetapi semakin mendekatkan diri kepada Allah, itu adalah ujian.
Bagaimana Menghindari Istidraj?
1. Selalu Bersyukur dan Tidak Lalai
Jangan sampai nikmat dunia membuat kita sombong dan lupa bahwa semuanya datang dari Allah. Biasakan untuk selalu bersyukur dan menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan.
2. Perbanyak Istighfar dan Taubat
Jika merasa hidup terlalu nyaman tetapi jauh dari ibadah, itu adalah alarm bagi kita untuk segera bertobat dan kembali kepada Allah sebelum terlambat.
3. Gunakan Harta dan Kesuksesan untuk Kebaikan
Jika Allah memberi kita rezeki yang berlimpah, gunakan itu untuk membantu orang lain dan berkontribusi dalam kebaikan. Jangan biarkan harta menjadikan kita lalai.
4. Jangan Bangga dengan Dunia
Ingat bahwa dunia ini hanya sementara, dan semua yang kita miliki bisa diambil kapan saja. Keberkahan sejati adalah ketika kita memiliki ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah, bukan sekadar kekayaan atau jabatan.
Kesimpulan
Istidraj adalah kondisi di mana seseorang diberikan kenikmatan dunia secara berlimpah sebagai bentuk hukuman terselubung dari Allah karena kelalaiannya. Bukan tanda keberkahan, istidraj justru merupakan peringatan bahwa seseorang sedang dijauhkan dari rahmat Allah.
Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dengan nikmat yang kita miliki. Jangan sampai kesuksesan dan kenyamanan dunia membuat kita lalai dari akhirat. Perbanyak syukur, taubat, dan gunakan nikmat dengan cara yang diridai Allah agar kita tidak terjebak dalam istidraj.
Ruang Sujud
Lailatul Qadar: Memahami Makna dan Signifikansinya dalam Kehidupan Seorang Muslim

Published
4 days agoon
21/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Lailatul Qadar, atau Malam Kemuliaan, adalah malam yang sangat istimewa dalam bulan Ramadan. Dalam tradisi Islam, malam ini diyakini sebagai waktu di mana Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Keberadaan Lailatul Qadar disebutkan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam Surah Al-Qadr, yang menegaskan bahwa malam ini lebih baik daripada seribu bulan. Dalam artikel ini, kita akan membahas makna Lailatul Qadar, keutamaannya, serta signifikansinya dalam kehidupan seorang Muslim.
Makna Lailatul Qadar
Secara harfiah, Lailatul Qadar berarti “Malam yang Ditentukan” atau “Malam yang Memiliki Kemuliaan.” Kata “Qadar” dalam bahasa Arab memiliki beberapa makna, termasuk “ukuran,” “ketentuan,” dan “kemuliaan.” Dalam konteks ini, Lailatul Qadar adalah malam di mana Allah SWT menentukan takdir hamba-Nya untuk tahun yang akan datang. Malam ini juga merupakan waktu di mana doa-doa dan permohonan hamba-Nya lebih mudah diterima.
Keutamaan Lailatul Qadar
- Lebih Baik dari Seribu Bulan Salah satu keutamaan terbesar dari Lailatul Qadar adalah bahwa malam ini lebih baik daripada seribu bulan. Dalam Surah Al-Qadr ayat 3, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.” Ini menunjukkan betapa besar pahala yang bisa diperoleh bagi mereka yang menghidupkan malam ini dengan ibadah.
- Turunnya Al-Qur’an Lailatul Qadar adalah malam di mana Al-Qur’an diturunkan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT menyatakan, “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.” Dengan demikian, malam ini memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Islam, karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi mereka.
- Pengampunan Dosa Malam Lailatul Qadar juga merupakan waktu di mana Allah SWT memberikan pengampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Ini menunjukkan betapa pentingnya malam ini dalam mendapatkan ampunan dari Allah.
- Doa yang Mustajab Doa yang dipanjatkan pada malam Lailatul Qadar diyakini lebih mudah diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, banyak umat Islam yang memanfaatkan malam ini untuk berdoa dan memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk, keberkahan, dan perlindungan.
Cara Mencapai Lailatul Qadar
- Meningkatkan Ibadah Salah satu cara untuk mencapai Lailatul Qadar adalah dengan meningkatkan ibadah selama bulan Ramadan. Ini termasuk shalat malam (tahajud), membaca Al-Qur’an, berdoa, dan melakukan amal baik. Semakin banyak ibadah yang dilakukan, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan malam yang penuh berkah ini.
- Mencari Lailatul Qadar di Sepuluh Malam Terakhir Lailatul Qadar diyakini terjadi pada salah satu malam di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah mereka pada malam-malam ini. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.”
- Bertaubat dan Memohon Ampunan Memanfaatkan malam Lailatul Qadar untuk bertaubat dan memohon ampunan adalah langkah yang sangat penting. Umat Islam dianjurkan untuk merenungkan kesalahan dan dosa-dosa mereka, serta berusaha untuk memperbaiki diri. Dengan bertaubat, mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan keberkahan malam ini.
- Berdoa dengan Khusyuk Doa yang dipanjatkan dengan penuh khusyuk dan keyakinan akan diterima oleh Allah SWT. Umat Islam disarankan untuk memanjatkan doa-doa yang baik, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun umat manusia secara keseluruhan. Mengingat bahwa malam ini adalah malam yang penuh berkah, doa yang dipanjatkan akan lebih mudah diterima.
Signifikansi Lailatul Qadar dalam Kehidupan Seorang Muslim
Lailatul Qadar memiliki signifikansi yang sangat besar dalam kehidupan seorang Muslim. Malam ini bukan hanya sekadar waktu untuk beribadah, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merenungkan diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah. Dengan menghidupkan malam ini, seorang Muslim dapat merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta dan mendapatkan keberkahan yang melimpah.
Selain itu, Lailatul Qadar juga mengajarkan umat Islam tentang pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam beribadah. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tantangan dan ujian sering kali datang silih berganti. Namun, dengan mengingat keutamaan Lailatul Qadar, seorang Muslim diharapkan dapat terus berusaha dan tidak mudah putus asa dalam mencari ridha Allah.
Kesimpulan
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh berkah dan keutamaan, yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan memahami makna dan signifikansinya, umat Islam diharapkan dapat memanfaatkan malam ini sebaik mungkin untuk meningkatkan ibadah, memohon ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar dan mendapatkan keberkahan yang melimpah di bulan Ramadan ini.
Ruang Sujud
Malam Lailatul Qadar: Keutamaan dan Cara Mencapainya dalam Bulan Ramadan

Published
4 days agoon
21/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Malam Lailatul Qadar, yang sering disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, merupakan salah satu malam yang paling dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Dalam Al-Qur’an, malam ini disebutkan dalam Surah Al-Qadr, yang menegaskan betapa istimewanya malam ini dan betapa besar pahala yang bisa diperoleh bagi mereka yang menghidupkannya dengan ibadah. Artikel ini akan membahas keutamaan Lailatul Qadar serta cara-cara untuk mencapainya selama bulan Ramadan.
Keutamaan Lailatul Qadar
- Malam yang Penuh Berkah dan Ampunan
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan berkah dan ampunan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa malam ini adalah kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk bertaubat dan memohon ampunan atas segala kesalahan yang telah dilakukan.
- Lebih Baik dari Seribu Bulan
Salah satu keistimewaan Lailatul Qadar adalah bahwa ibadah yang dilakukan pada malam ini lebih baik daripada ibadah yang dilakukan selama seribu bulan. Dalam Surah Al-Qadr ayat 3, Allah SWT berfirman, “Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.” Ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah yang dilakukan pada malam ini, sehingga setiap detik yang dihabiskan untuk beribadah akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.
- Turunnya Al-Qur’an
Lailatul Qadar juga merupakan malam di mana Al-Qur’an diturunkan. Dalam Surah Al-Qadr ayat 1, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar.” Ini menunjukkan bahwa malam ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam sejarah Islam, karena merupakan awal dari wahyu yang menjadi petunjuk hidup bagi umat manusia.
- Malam yang Dipenuhi dengan Rahmat dan Kedamaian
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang dipenuhi dengan rahmat dan kedamaian. Dalam Surah Al-Qadr ayat 5, Allah SWT berfirman, “Malam itu penuh dengan kesejahteraan; sampai terbit fajar.” Ini menunjukkan bahwa malam ini adalah waktu yang tepat untuk berdoa dan memohon kepada Allah, karena Allah akan mengabulkan doa-doa hamba-Nya yang tulus.
Cara Mencapai Lailatul Qadar
- Meningkatkan Ibadah di Bulan Ramadan
Salah satu cara untuk mencapai Lailatul Qadar adalah dengan meningkatkan ibadah selama bulan Ramadan. Ini termasuk melaksanakan shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan melakukan amal baik. Semakin banyak ibadah yang dilakukan, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan malam yang penuh berkah ini.
- Mencari Lailatul Qadar di Sepuluh Malam Terakhir Ramadan
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mencari Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda, “Carilah Lailatul Qadar di malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk meningkatkan ibadahnya pada malam-malam tersebut, terutama pada malam-malam ganjil seperti malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29.
- Berdoa dengan Tulus dan Khusyuk
Doa adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Dalam sebuah hadis, Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang doa yang sebaiknya dibaca pada malam Lailatul Qadar. Rasulullah menjawab, “Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Ya Allah, Engkau adalah Maha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi). Mengucapkan doa ini dengan tulus dan khusyuk di malam Lailatul Qadar dapat mendatangkan ampunan dan rahmat dari Allah.
- Meningkatkan Amal Kebaikan
Selain ibadah ritual, meningkatkan amal kebaikan juga merupakan cara untuk mencapai Lailatul Qadar. Memberikan sedekah, membantu sesama, dan melakukan kebaikan lainnya dapat mendatangkan keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah. Setiap amal baik yang dilakukan dengan niat yang tulus akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, terutama pada malam yang penuh berkah ini.
- Bersihkan Hati dan Niat
Mencapai Lailatul Qadar juga memerlukan hati yang bersih dan niat yang tulus. Sebelum beribadah, penting untuk membersihkan hati dari segala bentuk kebencian, iri, dan dendam. Memperbaiki niat untuk beribadah semata-mata karena Allah akan membuat ibadah yang dilakukan lebih bermakna dan diterima oleh-Nya.
Kesimpulan
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keutamaan dan berkah. Dengan memahami keistimewaan malam ini dan melakukan berbagai cara untuk mencapainya, setiap Muslim memiliki kesempatan untuk mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Ramadan dengan sebaik-baiknya, terutama pada malam-malam terakhir, untuk beribadah dan memohon kepada Allah agar kita dapat meraih Lailatul Qadar. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menghidupkan malam yang penuh berkah ini dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Monitor Saham BUMN

Prabowo Percepat Program Sekolah Rakyat, 184 Daerah Ajukan Pembangunan

Timnas Indonesia Hajar Bahrain, Berkat Gol Tunggal Ole Romeny

Meningkatkan Peluang Kerja Lulusan Vokasi di Luar Negeri

Selamat! Prodi Doktoral Linguistik Terapan UNJ Raih Predikat Unggul

Prof Novi Bahas Strategi Lolos Hibah Fundamental dan Terapan

Shalat Istikharah dalam Menentukan Jodoh: Petunjuk Ilahi untuk Keputusan Terbaik

Shalat Istikharah: Panduan Lengkap untuk Meminta Petunjuk dari Allah

Ceramah di UGM, Mendikdasmen Sampaikan Ancaman Learning Loss Pada Siswa

Sekian Lama Diincar, Jurnalis Al Jazeera Ini Syahid di Tangan Israel

Bank Mandiri Raih Penghargaan Global, Perkuat Posisi di Industri Perbankan Digital

KKB Serang Guru, Mendikdasmen: Tidak Berperikemanusiaan

BNI Sebarkan Pecahan Rp20.000 di 41 Titik ATM

Mentan: Stok Beras Aman Jelang Idulfitri, Produksi Padi Cetak Rekor Tertinggi

Mendikdasmen: Study Tour Diperbolehkan, Asal…

Prof Rokhmin Paparkan Strategi Alumni Meraih Kesuksesan dan Kebahagiaan

Ramadhan Inklusi 2025: Muhammadiyah-Kemendikdasmen Gelar Buka Puasa Bersama 1000 Difabel

Jelang Duel Kontra Bahrain, Patrick Kuivert: Timnas Indonesia Siap Tempur

Inilah Pengertian dan Syarat Zakat Mal Yang Perlu yang Perlu Kamu Tahu

Keutamaan Lailatul Qadar dalam Al-Qur’an dan Hadis
